"kalau udah besar nanti, kamu mau kan jadi istri aku?" tanya davian kecil (7thn) menyerahkan cincin yang ia buat dari akar pohon pada dara
"iya, aku mau" dara kecil (6thn) tersenyum memandangi jari manis nya yang sudah tersemat cincin akar buatan davian
******
"Lo sengaja ya, deketin bokap gue, buat morotin harta nya?" davian (18thn)
"kalo om Rama mau, gue sih gabisa nolak. karena secara gak langsung, om Rama itu penolong hidup gue" dara (17thn)
"ajgg!! gue gak Sudi punya nyokap tiri kayak Lo!" davian (18thn)
.......
start : 21 Des 2024
finish : ???????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyZee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
musibah
"D-dav.." Dara menahan lengan Davian yang hampir menarik atasan nya
"kenapa yanghh?" suara Davian mulai memberat menahan gairah
"J-jangan di robek lagi, baju gue abis ntar.." davian terkekeh mendengar permohonan gadis itu
"besok kita ke mall, beli baju setoko tokonya buat Lo.." bisik Davian sebelum menyusupkan tangan nya ke dalam baju dara
"emmhhh.." dara melenguh saat davian meremas dada nya menggoda, dengan bibir Davian memagut bibir nya
Padahal hatinya sangat ingin berontak, tapi tubuh nya berkata lain, seolah ingin mendapat kan lebih dari sekedar sentuhan
Dara juga tidak mengerti kenapa dirinya tidak bisa menolak sentuhan Davian, sedangkan dengan laki-laki lain jangan kan melakukan nya, bersentuhan saja ia tidak mau
"Davian..hhh..." Davian melepas semua kain yang melekat pada tubuh dara sebelum menindih nya, kini giliran dirinya yang membuka seluruh pakaian nya
Sungguh Davian tidak pernah bisa melewatkan dara jika setiap ada kesempatan,
padahal dirinya sangat anti menyentuh wanita apalagi sampai seperti ini, namun davian tidak pernah bisa menahan diri jika berdekatan dengan gadis itu
Dara seperti memiliki magnet tersendiri untuk menarik dirinya, dari situ lah kenapa dirinya tidak bisa melepaskan dara, apalagi merelakan nya bersama laki laki lain
"Ahh...pelan...pelan..hhh" Dara bergumam seiring tubuh nya yang berguncang mengikuti gerakan Davian
"hhhh...gabisa..yanghh..." mendengar suara serak dara membuat Davian semakin menggila
Dara menahan dada Davian agar berhenti sejenak, dengan wajah yang memohon menatap Davian sayu
"mau..di atas.." Davian tersenyum melihat dara menahan malu saat mengatakan nya
srekk
Davian mengangkat tubuh dara dalam sekali gerakan, kini posisi nya berganti dara yang memegang kendali atas permainan mereka
"ahh..." Davian mendesah berat saat dara mulai bergerak pelan, meski gerakan nya masih kaku namun cukup membuat Davian melayang
"cepetin yanghh..." Dara mempercepat gerakan nya sesuai permintaan cowok itu, sungguh dara seperti tidak mengenal dirinya sendiri
Dia sudah seperti perempuan binal yang sedang memuaskan lelaki nya, namun hasrat yang memuncak membuat dara menekan rasa malu nya
Dan.. "ahh..." rasanya benar-benar nikmat, dara pertama kali merasakan permainan yang se enak ini
"ahh...Davi..hh.." Davian menahan tubuh dara yang hendak ambruk di atas nya
Dengan gerakan cepat ia menghujam milik nya dari bawah membuat dara semakin bergelinjang
setelah mendapat pelepasan, Davian tidak memberi nya jeda sedikit pun, cowok itu terus Saja menghantam milik nya dengan cepat
"eunghhhh...." hingga kini kedua nya lemas dengan posisi yang masih sama, dara yang begitu lemas menimpa tubuh nya
"sayang... Kalo Lo gak turun, yang ada gue bangun lagi..." bisik Davian di sela sela nafas nya
Dengan terpaksa dara turun dari atas tubuh nya, padahal rasa nya sangat nyaman tidur di atas tubuh cowok itu
Davian menarik selimut setelah dara merebahkan diri di samping nya, kini kedua nya terlelap tanpa sehelai benang pun
.........
"selamat pagi, pak.." Davian tersenyum sesekali membalas sapaan dari karyawan nya
Pagi ini mood nya sangat bagus sekali, rasanya dunia begitu indah menurut nya
"abis di charger paling" gumam dito saat Davian melewati nya dengan senyum penuh ke bahagiaan
tuk tuk tuk
Davian mengetuk meja dengan pulpen nya, ia sedang memikirkan ingin memberi hadiah apa untuk calon istri nya itu
masalah nya, wanita itu sudah memiliki segala nya sekarang. Kalo cuman dari segi harta, pasti tidak akan berarti apa-apa bagi nya
"Dara suka apa ya.." gumam nya, mencoba berfikir lebih keras lagi, agar bisa memberi hadiah yang bisa membuat nya sedikit terkesan
Davian kembali tersenyum saat teringat momen semalam dengan gadis itu, dara benar-benar sudah membuat nya gila
"masa udah kangen lagi aja gue.." Davian mengacak rambut nya frustasi, rasanya dia ingin mengikat dara agar terus berada di samping nya
Davian merogoh saku celana mengambil ponsel nya untuk menghubungi gadis itu, mungkin cukup dengan mendengar suara nya, berharap bisa mengurangi rasa rindu nya
tuttt.....tuttt .....
***Mine***:\*
Calling rejected...
"anjir!" baru memanggil sudah di tolak, davian tidak menyerah, ia kembali mencoba menelpon dara, namun dara terus menolak nya
hingga panggilan terakhir ponsel gadis itu tidak aktif
Brakk
Davian melempar ponsel nya ke atas meja, hanya dalam beberapa detik mood nya kembali anjlok
memang, dara pandai sekali memainkan perasaan nya. Apa begini cara dirinya membalas semua perbuatan Davian di masa lalu
"sampe sekarang gue belum mengerti isi hati Lo Ra.." Davian mendongak menyandarkan tubuh nya pada kursi
..................
"Ck! orang gila!" dara melempar ponsel nya asal, ia benar-benar tidak habis pikir dengan Davian itu
apa dirinya tidak ada rasa malu sedikitpun, setelah apa yang terjadi pada mere6ka semalam
tok tokk...
"masuk !" sahut dara ketus
ceklek
"Bu, ada pak Davian di depan.." Dara melongo setelah mendengar laporan dari asisten nya itu
..."ngapain lagi sih itu manusia !" Dengan langkah lebar dara keluar menemui Davian...
................
Tak tak tak
"Lo ga ada kerjaan lagi selain ngintilin gue?!" celetuk dara saat melihat Davian Di depan gedung kantor dara, tengah berdiri membelakanginya
Davian menoleh melempar senyum pada dara, dirinya sangat senang mendengar omelan omelan gadis itu, yang menurut Davian sangat lucu
grepp
"Ahk !" terlalu fokus pada cowok itu membuat nya lupa jika di depan kantor nya ada sedikit anak tangga, hingga mau tidak mau ia harus jatuh ke pelukan Davian
"bilang aja kalo masih kangen.." ucap Davian dengan senyum tengil nya
"Dih ! gausah cari kesempatan Lo !" dara mendorong tubuh nya
"idih idih.. Lo sendiri yang terbang ke pelukan gua.." ucap nya gemas
"Lo mau apa sih Dav? Jauh jauh Dateng kesini mau apa?" Dara menatap lelah Davian
"gue kangen sama Lo.." dara melongo mendengar jawaban nya yang terdengar begitu santai
emang nya dia ini ga ada kerjaan kah?
"hhh.. sekarang udah ketemu kan? Udah ya, gue mau kerja.. kan nanti sore juga kita ketemu lagi di rumah papa.." ujar dara menekan emosi nya
mendengar itu, Davian tersenyum lalu mengangguk cepat, seperti anak kecil yang akan di beri mainan oleh ibu nya
"oke.." jawab nya sebelum dara berbalik meninggalkan nya
Davian berbalik setelah punggung dara menghilang dari pandangan nya
matanya menyipit saat menyadari ada yang mengintai nya, namun setelah di cari tidak ada siapa pun disana
"perasaan gue aja kali ya.." gumamnya sebelum pergi meninggalkan area Zenith group
... .........
Davian tidak henti hentinya tersenyum sambil sesekali bersenandung di dalam mobil nya
Drttt....Drtt...
"siapa sih!" sebelah tangan nya merogoh handphone dalam saku celana nya,
Duk
namun sial, handphone nya malah terjatuh, membuat nya agak sedikit kesusahan saat mengambil nya
Dengan Mata yang terus melirik ke jalan, Davian berusaha meraih ponsel nya hingga akhir nya, dapat juga...
AWASSSS!!!!!
Brakkk!!!!
Duk Duk Duk
"WOII!! LO NABRAK ORANG!!! KELUAR LO!!!" teriakan demi teriakan terdengar dengan beberapa orang memukuli kaca mobil Davian
Davian bergeming, mencoba memahami situasi yang telah terjadi saat ini
BRAKK!!!!
"KELUAR LO, BANGSATT!!"
Davian mengerjap berusaha menenangkan pikiran nya, ia yakin semua nya akan baik baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan
setelah keluar dari mobil, ia di seret ke arah orang yang telah dirinya tabrak, seorang wanita muda dengan bersimbah dara tengah di kerumuni oleh beberapa warga yang ada di sana
"M-maaf!! Saya gak sengaja, saya akan bertanggung jawab!!" Davian berlutut setelah di lepaskan, dengan tangan gemetar ia menyentuh pergelangan tangan wanita itu
"D--dia masih hidup!! t--tolong bantu bawa ke mobil saya!! Saya akan bawa ke rumah sakit sekarang.."
mendengar itu para warga yang ada disana membantu Davian membawa wanita itu ke dalam mobil nya, setelah menanyakan beberapa warga disana, tidak ada satupun yang mengenal gadis itu
maka dari itu, Davian terpaksa membawa nya ke rumah sakit lebih dulu untuk mendapatkan pertolongan
.........
Davian duduk di kursi tunggu, menatap kosong ke arah ruangan tempat wanita itu di rawat
dalam hati tidak berhenti berdoa untuk keselamatan gadis itu, ia tidak mau jadi pembunuh, meski pun ia tidak berniat, namun tetap saja dia telah menghilang kan nyawa orang lain
"maaf mas, ini tas sama handphone mba mba yang tadi.." seorang pria paruh baya yang membantu Davian ke rumah sakit tadi, menyerahkan barang barang gadis itu
"oh, iya pak terimakasih banyak.." Davian menerima nya dengan lemas, ia mengambil beberapa lembar uang lalu memberi kan nya pada pria itu
"ini pak, buat ongkos pulang bapak.. Sekali lagi, terimakasih sudah membantu saya.."
"loh.. gausah mas, saya ikhlas bantu mas nya.." pria itu tersenyum tulus tanpa mengambil uang pembrian Davian
"gapapa pak, ambil aja.. Hati-hati ya pak.." Davian meraih tangan pria itu lalu melipat nya setelah menaruh uang di telapak tangan bapak itu
"m-makasih banyak ya mas.. semoga, mbak nya baik-baik saja.. Saya permisi.." Davian mengangguk sebagai jawaban, sungguh ia sudah tidak sanggup bicara lagi untuk saat ini
Bahkan ia tidak mengabari siapapun tentang musibah yang sedang di alami nya kini, ia tidak tau harus menghubungi siapa
Tidak mungkin ia memberi tau rama, mengingat kondisi nya yang baru stabil, ia tidak mau membuat ayah nya kembali masuk rumah sakit
Davian terdiam, apa dia cari tau identitas gadis itu saja ya ?
setelah berfikir cukup lama ia melihat ponsel wanita itu
"Ck! Password lagi" Davian berdecak kesal, lalu membuka tas nya mengambil dompet kulit bermerek yang sedikit membuat nya melongo
"widih.. LV Cok!"
Davian membolak balik dompet itu sebelum membuka nya, beberapa blackcard berjejer di dalam sana, namun ia tidak peduli
karna yang ia butuhkan adalah KTP, atau paspor atau apapun yang menyangkut identitas gadis itu
"Rania Galyna Adiyatma?"
"....."