Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cuek
"Kita makan malam dulu tan, untung meja makannya cukup untuk berempat." ajak Dwi
"Kakak masak apa?" tanya Aca, yang baru saja bergabung. Karena setelah tadi ikut berbincang dengan Nurma dan Risma, ia pamit ke kamar dan baru keluar lagi.
"Lauk sederhana biasa, tumis kangkung, sambel, goreng tempe tahu, dan ikan goreng. Maaf ya tan, Dwi masaknya cum kaya gini." jawab Dwi
"Justru masakan sederhana kaya gini yang enak tuh Wi"
Mereka pun mulai makan malam, lauk yang sederhana. Tapi mereka menikmati dan ini benar-benar enak, rasanya pas di lidah.
Setelah makan, Dwi dan Risma menunggu jemputan di ruang tamu.
"Kenapa ngga di anter Dwi aja tan, padahal ga papa." ucap Dwi
"Sudah malam, nanti kamu pulangnya sendirian. Dwi, ini kue beneran boleh ibu bawa pulang?" Dwi mengangguk
"Disini cuma berdua, Dwi juga sudah memisahkan beberapa toples dan beberapa potong bolu di kulkas." jawab Dwi
"Maaf ya, kedatangan ibu cuma bikin kamu repot. Padahal kan mau masak bareng, tapi malah kamu yang masak. Ibu cuma bantu-bantu sedikit, terus tau makan." ucap Nurma
"Nggak apa-apa tan, justru Dwi yang terima kasih. Karena kedatangan tante, kerinduan Dwi pada mama terobati." jawab Dwi tersenyum, Nurma langsung menarik tubuh Dwi ke dalam pelukannya.
"Anggap ibu adalah ibumu nak, ibu juga menyayangimu." ucap Nurma, mata Dwi berkaca-kaca.
Saat ia memejamkan matanya, air mata itu pun lolos. Dwi mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan Nurma. Lambat laun, terdengar isakan tangis, dari bibir Dwi. Nurma menepuk pelan punggung Dwi. Menyalurkan ketenangan, membuat Dwi nayamn.
Setelah hampir 30 menit, Dwwi melepas pelukan tersebut.
"Aku nggak di peluk?" tanya Aca iri, Nurma terkekeh dan merentangkan tangannya. Aca tersenyum, ia berpindah tempat dan memeluk Aca. Aca menikmati pelukan hangat tersebut, mengeratkan pelukan tersebut.
Risma tidak merasa iri, ia justru tersenyum melihat pemandangan ini. Ia tak bisa membayangkan, bila seandainya ia yang ada di posisi Dwi dan Aca.
Apa ia sanggup?? Meski ia sering menggoda ibunya, tapi untuk membayangkan harus berjauhan dengan ibu atau ayahnya....
Risma menggelengkan kepalanya, bisa-bisa gila dia. Sampai sekarang saja, ia tak memikirkan masalah pasangan. Karena ia tidak mau jauh dari orang tuanya, hanya keluarganya yang mencintai dia dengan tulus.
"Terima kasih tan" jawab Dwi dan Aca
"Berhenti memanggil tante, panggil ibu. Sama kaya anak-anak ibu, kalian juga anak ibu." ucap Nurma
"Iya bu" jawab Dwi dan Aca serentak
Terdengar suara bel, Dwi bangun dan melihat di layar. Seorang pria yang ia kenal, tengah berdiri di samping mobil.
Evan?
Bukannya tadi bu Nurma, menghubungi sopir?
"Jemputan sudah datang bu" ucap Dwi, ia menekan tombol yang bisa membuka pagar otomatis.
Evan masuk kembali ke mobil dan melajukan mobilnya, untuk masuk ke pelataran rumah Dwi.
Nurma dan Risma bangun dari duduknya, Risma membawa paper bag yang berisi per kue an yang tadi di buat oleh Dwi. Begitu juga dengan Aca, ia membawa paper bag lainnya.
"Kok kamu?? Mang Asa mana?" tanya Nurma mengerutkan dahinya, seolah tidak suka bila di jemput sang putra.
"Emang kenapa bu?? Mau Evan atau mang Asa yang
jemput sama aja kan? Sama-sama pulang ke rumah pada akhirnya" tanya Evan, ia menerima jinjingan yang di sodorkan Risma dan Aca. Lalu menyusunnya di bagasi, dari wanginya. Ia yakin bila ini adalah kue...
Nurma tidak suka, kalo membuat Dwi tidak nyaman untuk sekarang. Putranya yang menyebabkan Dwi keluar dari perusahaan, PEMAKSA!!!
"Sayang, makasih ya. Maaf karena ibu sama Risma, udah bikin kamu repot dan berantakin dapur." ucap Nurma seraya memeluk Dwi, bergantian dengan Aca
"Nggak apa-apa bu, Dwi seneng ibu sama Risma main ke sini. Jangan kapok ya bu" jawab Dwi tersenyum, ia mencium punggung tangan Nurma. Begitu juga dengan Aca, lalu Risma mencium punggung tangan Dwi dan memeluk Aca.
"Nggak akan kapok, ibu justru betah diem disini." balas Nurma tersenyum
"Kami pamit ya kak, Assalamu'alaikum" ucap Risma
"Wa'alaikum salam, hati-hati di jalan. Ris, kalo udah sampe rumah kabarin kakak ya." Risma mengangkat tangan dan memberi tanda ok
"Terima kasih, karena sudah mau direpotkan ibuku." ucap Evan
Wajah yang tadinya tersenyum, langsung luntur. Dwi mengangguk, tatapan ramahnya pun menghilang.
Evan menghembuskan nafasnya pelan, ternyata seperti ini rasanya di cueki dan di tatap dingin.
"Baiklah, aku permisi. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam" jawab Dwi dan Aca, setelah mobil Evan keluar. Dwi dan Aca segera menekan tombol, agar pagar tertutup.
.
.
Waktu pun berlalu, tak terasa Aca kini sedang mengerjakan soal ujian. Hari ini merupakan hari terakhirnya ujian, melihat soal di depannya.
Aca merasa tengah di olok-olok, bukan sombong.. Tapi ini semua terlalu mudah. Percaya atau tidak, ia bisa mengerjakannya dalam waktu 5 menit. Tapi ia juga bosan, bila harus diam di luar sendirian.
Aca melihat ke jendela, tiba-tiba terlintas semangkuk mi ayam komplit dan es jeruk.
"Ok sip, ke kantin. Mumpung yang lain sibuk ujian, aku bisa makan dengan santai." gumamnya pelan
Dan benar saja, Aca mengerjakan soal itu dalam waktu 5 menit. Setelah selesai, ia pun bergegas ke kantin.
'I COMING MI AYAM, YUHUUUUU' teriak Aca dalam hati, senyuman nya tak luntur sepanjang jalan menuju kedai mang Dimar
.
.
Sesuai perjanjian, karena Dwi tidak mendapatkan panggilan kerja. Akhirnya, ia haru masuk ke perusahaan keluarganya. Ia memilih menjadi staff biasa, di dalam ruangannya ada sekitar 6 orang termasuk dirinya.
Sudah 1 bulan ia bekerja di sana, tanpa orang lain tau. Bila ia merupakan salah satu pewaris, dari perusahaan tersebut.
"Mau ke kantin ga Wie?" tanya Meta
"Nggak, aku bawa bekal. Kalian saja, aku nanti makan di sini sambil beresin kerjaan." jawab Dwi
"Om, baiklah. Kita duluan ya" dwi mengangguk
Dwi mengeluarkan bekalnya, ia pun menyantap dan fokus pada pekerjaan nya.
Padahal yang ia kerjakan deadline nya masih cukup lama, ada waktu 3 hari lagi untuk di serahkan pada atasan. Tapi ia tidak mau menunda, agar ia bisa sedikit bersantai besok.
Terdengar suara dering ponsel miliknya, Dwi memasang headset dan menyambungkan panggilan.
"Ya"
'Bos, sektor A akan melakukan penyelundupan narkoboy di dermaga malam ini pukul 01.00. Apa kita akan turun tangan, untuk menghentikan rencana itu?'
"Ok terserah, nanti aku akan ikut bergabung.* jawab Dwi' panggilan terputus
"Nggak kapok kalian, susah payah aku menangkap nya. Keburukan kalian akan ada sampai ajal seperti nya."
...****************...
Maaf telat dan hanya up 1 yaaaa
...Happy Reading all💓💓💓...