Zaki Iskandar Mubarak seorang CEO yang terkenal begitu sangat dingin dan datar tanpa ekspresi.Diam diam menyukai salah satu karyawatinya yang juga memiliki sifat yang sama dengannya.Jika banyak wanita yang mengejar cintanya lain akan halnya dengan Kinara Ayu Wicaksono yang merupakan karyawatinya bersikap acuh dan cuek.
Hal ini membuat Zaki penasaran dengan gadis itu.Bagaimana kisah cinta mereka?,yuk simak!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
"Kinar...ayo masuk sayang",ujar Fira pada sang menantu.
"Iya Bunda...",jawab Kinar tersenyum tipis lalu mengikuti langkah sang mertua meninggal Zaki yang tersenyum tipis melihat kedekatan keduanya.
"Bunda pikir kemarin kalian pulang ke sini",ujar Fira.
"Gak Bun,Mas Zaki ajak aku pulang kerumah kita",jawab Kinar.
"Zaki beli rumah?, bukannya kalian tinggal di apartemen?", tanya Fira.
"Gak Bun...",jawab Kinar.
"Bunda mau lihat rumah kalian boleh kan?",tanya Fira.
"Boleh Bun",jawab Kinar.
"Kinar kamu mau makan apa?", tanya Zaki membuka jasnya lalu menggulung lengan kemejanya hingga siku.
"Apa saja,yang penting masakan kamu",jawab Kinar.
"Baiklah...", timpal Zaki melangkah menuju dapur.
"Kinar...serius itu anak mau masakin kamu?", tanya Fira.
"I-iya Bun,salah ya?. Harusnya aku istrinya yang masakin Mas Zaki",jawab Kinar.
"Gak...aneh saja,gak biasanya",ujar Fira.
Kinar tersenyum pada sang mertua."Bun...disini ada cucu Bunda dan Daddy",ujar Kinar membawa tangan Fira ke perutnya.
"Ha?, serius?",tanya Fira.
"Ya... kembar",jawab Kinar tersenyum lebar.
"Aaa...aku sebentar lagi akan jadi Oma",pekik Fira.
"Bunda telfon Daddy dulu ya", sambung Fira beranjak dari duduknya.
Sementara itu didapur Zaki fokus dengan masakannya.Pria itu begitu sangat terlihat begitu tampan dengan memakai apron.Siapa saja yang melihatnya akan terpukau dengan pesona pria dingin itu.
Begitu juga dengan salah satu pelayan yang masih muda,ia begitu terpesona dengan ketampanan Zaki.
Gadis itu berusaha untuk mencari perhatian Zaki dengan berpura pura menjatuhkan sesuatu berharap pria itu memperhatikannya.Namun Zaki tetaplah Zaki yang tetap tak peduli dengan sekitarnya kecuali sang istrilah yang datang.
"Tuan apakah ada yang bisa saya bantu?", tanya gadis itu.
"Tidak...",jawab Zaki fokus pada masakannya.
"Mas..."
Zaki menoleh dan tersenyum."Tunggu beberapa menit lagi dan makanannya akan matang",ujar Zaki.
"Harum...",puji Kinar menatap pelayan yang berdiri di belakang sang suami dengan kening berkerut.
"Apa?", tanya Zaki melihat sang istri yang tampak mengerutkan keningnya.
"Dia.."
Zaki menoleh pada arah yang ditunjuk Kinar."Apa yang kau lakukan disini,hah?",ujar Zaki menatap tajam gadis itu.
"A-aku--
"Kau pelayan baru?",tanya Zaki.
"I-iya Tuan muda",jawab gadis itu berusaha untuk tetap tersenyum pada Zaki.
"Sejak kapan Bunda memperkejakan seorang gadis dirumah ini",gumam Zaki.
"Pergilah dari sini,apa kau tidak tau jika aku tak suka ada orang lain didapur ini jika aku sedang memasak",ujar Zaki dengan tatapan menghunus.
"Iya Tuan Muda,maaf",jawab gadis itu segera berlalu.
"Kamu mau kemana Kinar?",tanya Zaki saat Kinar akan beranjak pergi.
"Pergi... katanya kamu gak suka ada orang lain didapur ini jika kamu sedang memasak",jawab Kinar.
"Kamu bukan orang lain tapi istriku",ujar Zaki mematikan api kompor lalu menghampiri sang istri.
"Mas...kamu mau apa?",jawab Kinar saat Zaki mendekatinya.
Zaki tersenyum melihat kepanikan sang istri lalu memeluk wanitanya itu.
"Mas kamu--
"Kamu tidak cemburu karena tadi dia berusaha menggodaku?", tanya Zaki.
Kinar menelan ludahnya kasar saat aroma tubuh sang suami menusuk hidungnya.Dan itu membuatnya nyaman dan tenang.
"Kamu gak cemburu?", ulang Zaki.
"Gak...tapi kesal saja",jawab Kinar.
Zaki tersenyum tipis lalu mengurai pelukannya."Cantik...",puji Zaki.
Blush
Kinar membuang muka karena malu saat ini muka terasa panas layaknya kepiting rebus.
"Ayo makan...",ujar Zaki yang tak mau lagi membuat sang istri malu.
"Ya...kamu masak apa Mas?",tanya Kinar.
"Semur daging sama capcay,kamu suka?", jawab Zaki.
"Tentu...", balas Kinar duduk kursi kitchen.
"Makanlah!",ujar Zaki.
"Kamu gak makan Mas?",tanya Kinar.
"Iya...", jawab Zaki ikut makan.
Keduanya makan bersama dan sesekali Zaki tersenyum melihat Kinar yang makan dengan begitu lahap.
***
"Bun...aku titip Kinar ya,dia lagi tidur siang dikamar.Aku harus ke kantor",ujar Zaki menghampiri sang Bunda yang sedang asyik menonton film kesukaannya.
"Ya...hati hati ya Nak", jawab Fira.
"Ya Bun..."
"Oh ya...sejak kapan Bunda mempekerjakan pelayan yang masih muda?",tanya Zaki.
"Oh itu...baru beberapa hari,kenapa?",tanya Fira.
"Pecat saja Bun, sudah dua kali dia berusaha menggodaku dan itu tidak menutup kemungkinan dia juga nanti akan menggoda Daddy, kan?",ujar Zaki.
"Yang benar kamu Zaki",tanya Fira tampak terkejut.
"Ya...jika Bunda tak mau memecatnya, maka aku yang akan menyingkirkannya",jawab Zaki.
"Baiklah akan Bunda pindahkan di restoran bunda",jawab Fira.
"Terserah Bunda",jawab Zaki melangkah pergi.
Pria itu melangkah menuju garasi mobilnya namun pria itu menghentikan langkahnya saat melihat sang mertua menyeret koper.
"Ma..."
"Zaki...Kinar ada?", tanya Jian berusaha untuk baik baik saja.
"Ada,lagi tidur siang Ma",jawab Zaki.
"Boleh Mama masuk?",tanya Jian.
"Ya... mari!",ujar Zaki kembali masuk karena feeling-nya mengatakan jika mertuanya ini sedang tak biak baik saja.
"Bun...ini ada Mama Jian",ujar Zaki.
"Jian..."
"Fir...",ujar Jian lalu memeluk sahabatnya itu dengan erat.
"Ada apa?", tanya Fira mengusap lembut punggung Jian.
"Aku memutuskan untuk bercerai dengan Mas Fandi,Fir",jawab Jian.
"Apa?, kenapa Jian, terjadi sesuatu?", tanya Fira.
"Ya... ceritanya panjang, intinya Ivanka adalah putrinya juga dari pernikahannya secara siri", jawab Jian.
"Astaghfirullah... Fandi mengkhianati kamu?",tanya Fira.
"Bukan,dia membohongiku dengan mengatakan Ivanka anak Tia.Mas Fandi menikah saat kami masih berpacaran dulu", jawab Jian berusaha untuk tidak menangis.
"Lalu kamu mau kemana membawa koper sebesar ini?", tanya Fira.
"Aku mau ke Bali dan mungkin untuk sementara waktu tinggal disana",jawab Jian.
"Zaki..."
"Ya Ma...",jawab Zaki.
"Mama minta tolong kamu jual rumah Mama,ini surat surat dan kuncinya",ujar Jian menyerahkan sebuah map berisi sertifikat rumah dan sebuah kunci rumah.
"Mama yakin?",tanya Zaki.
"Ya... uangnya untuk Kinar, terserah mau dia apakan",jawab Jian.
"Fir...aku titip Kinar sama kamu ya, tolong jaga dia untukku.Aku ingin menenangkan pikiran serta ingin suasana baru",ujar Jian.
"Ya .. pasti",jawab Fira.
"Ma...aku bangunkan Kinar sebentar ya",ujar Zaki.
"Ya...maaf ya Nak, ganggu tidurnya Kinar",jawab Jian.
"Gak apa apa Ma",ujar Zaki melangkah menuju kamarnya di lantai atas.
***
"Kinar...", bisik Zaki mengusap lembut rambut wanitanya itu.
"Mas...",lirih Kinar membuka perlahan kedua matanya.
"Bangun sebentar ya,ada Mama dibawah", ujar Zaki.
"Mama ke sini Mas?", tanya Kinar bangkit dari tidurnya.
"Ya... temui sebentar ya",jawab Zaki.
"Ya..."
Kinar akhirnya menemui sang Mama yang selama ini menyayanginya.
"Ma..."
"Kinar....",Jian menghampiri sang putri dan memeluk putri satu-satunya itu.
"Ada apa Ma?",tanya Kinar.
"Bukan apa apa sayang.Benar kamu hamil?", tanya Jian.Fira meminta Jian untuk sementara waktu butik tidak mengatakan tentang perceraiannya pada Kinar karena menantunya tengah berbadan dua.Takutnya terjadi sesuatu pada kandungan Kinar karena perceraian kedua orangtuanya.
"Alhamdulillah Ma...",jawab Kinar.
"Mama ikut senang sayang,dijaga baik baik ya",ujar Jian.
"Ya Ma...",jawab Kinar.
"Oh ya Mama mau pamit sama kamu mau ke Bali, ziarah ke makam Gung Nini kamu",ujar Jian.
"Ya Ma...hati hati ya,maaf aku gak bisa ikut",jawab Kinar.
"Tak apa apa sayang", jawab Jian mengecup lembut kepala sang putri.
"Jaga calon cucu Mama",ujar Jian.
"Ya Ma..."
"Kalau begitu Mama pergi dulu ya",ujar Jian tersenyum manis.
Sebenarnya ia berat meninggalkan sang putri tapi ia butuh waktu untuk menenangkan diri.Karena ia tau Fandi tak akan tinggal diam dan pasti mengusiknya terus.
...****************...
NT:Gung Nini adalah panggilan Nenek dalam bahasa Bali yang berasal dari kasta bangsawan.