Pewaris Dewa Terkuat

Malam harinya.

Zain dan Ling Fan yang sebelum nya sudah hampir menjelajahi seluruh hutan tempat mereka berada saat ini untuk berburu pun akhirnya memilih untuk beristirahat di salah satu goa yang merupakan sarang dari ular tanduk emas yang mereka bunuh sebelum nya.

Dimana ular tersebut berada di level 4 yang merupakan hewan spiritual yang sama kuat nya dengan kultivator di alam bumi.

Dan ular tersebut berhasil di lumpuhkan oleh Ling Fan seorang diri meski cukup memerlukan waktu untuk melakukan itu.

"Apakah besok kita masih akan melanjutkan perburuan seperti sebelum nya?"

tanya Ling Fan seraya membolak-balik an daging kelinci yang tengah ia panggang diatas bara api yang berada di depan nya.

"Tidak perlu, karena dengan apa yang kita dapatkan sebelum nya, maka itu sudah lebih dari cukup untuk kita masuk ke babak selanjutnya, mengingat hewan hewan yang kita berhasil bunuh sebelumnya merupakan hewan tingkat tinggi yang seharusnya memiliki banyak poin nanti nya."

jawab Zain menggelengkan kepalanya.

Sebab ia sebelum nya berhasil membunuh ratusan banteng api dan juga beberapa harimau emas yang merupakan hewan spiritual level 5 dan 6.

"Jika begitu lalu apa yang akan kita lakukan besok?" tanya Ling Fan penasaran.

"Apalagi, tentu saja memburu kelompok Jing Li untuk sedikit menyapa mereka." jawab Zain dengan senyum tipis di bibirnya.

Sementara Ling Fan yang mendengar itu pun langsung berbinar wajah nya.

"Hahaha, akhirnya aku bisa melampiaskan amarah ku pada orang bodoh itu."

Di tempat lain.

"Hachii"

Jing Li yang tengah memanggang daging rusa saat ini tiba tiba bersin begitu saja disertai perasaan tidak enak yang menyertai dirinya.

'Apa sebenarnya yang terjadi padaku, kenapa aku tiba tiba bersin sebelum nya dan juga mengapa aku merasakan ada sesuatu yang berbahaya yang tengah mengintaiku saat ini, tapi apa?'

Jing Li nampak bengong di tempat nya saat ini membuat Fang Luyu dan yang lainnya pun heran dengan itu,

bahkan daging yang di pegang Jing Li sebelum nya pun kini sudah gosong akibat terlepas dari tangan Jing Li saat ini dan langsung terjatuh ke dalam api yang tengah menyala saat ini.

"Tuan muda ada apa?" tanya salah satu dari orang yang ada di kelompok itu menegur Jing Li.

Membuat Jing Li langsung tersadar dari lamunannya itu.

"Lupakan, aku hanya kepikiran sesuatu sebelum nya." jawab Jing Li tidak mau memberi tahu mereka mengenai apa yang ada di pikiran nya saat ini.

"Jika begitu makanlah daging punyaku ini, karena milikmu sudah hangus terbakar sebelum nya akibat dari kamu yang tiba tiba melepaskan nya."

ucap Fang Luyu dengan suara lembutnya seraya menyerahkan daging yang sudah di panggang milik nya pada Jing Li.

Melihat itu, Jing Li pun langsung menarik Fang Luyu kedalam pangkuan nya membuat kedua pipi Fang Luyu memerah di buatnya.

Karena saat ini mereka berdua tengah menjadi tontonan anggota kelompok nya yang lain.

Namun Jing Li seperti tidak peduli dengan itu membuat Fang Luyu hanya bisa menerima perlakuan dari Jung Li itu.

Beruntung di tempat itu tidak terdapat aray proteksi jika tidak kelakuan kedua orang itu pun pasti membuat semua orang yang menyaksikan jalannya kompetisi tahap kedua itu pun gempar.

Beberapa saat kemudian...

Terlihat penampilan Fang lucu sangat berantakan saat ini sementara Jing Li nampak terlihat tersenyum puas di wajah nya.

"Apakah kalian ingin mencicipi nya juga?"

Deg....

Ucapan dari Jing Li itupun seperti suara petir di siang bolong yang langsung menghantam telinga Fang Luyu hingga membuat nya langsung bergetar ketakutan saat ini.

Sementara orang orang di kelompok itu langsung menampilkan wajah cabul nya saat ini setelah mendengar ucapan dari tuan muda mereka itu.

"Sa-sayang, apa yang ...

"Diamlah dan layani mereka!" potong Jing Li dingin.

Membuat Fang Luyu langsung pucat wajah nya saat ini, apalagi orang orang itu sudah mulai mengelilingi nya saat ini, dan .....

Skip ...

.

.

.

Keesokan harinya.

Terlihat Fang Luyu masih tergelatak di tempat sebelum nya dengan ke adaan tanpa pakaian.

Sementara di kejauhan Jing Li nampak terlihat berbincang dengan orang orang di kelompok nya itu tanpa sedikit pun memperhatikan Fang Luyu yang masih tak sadarkan diri itu.

"Maaf tuan muda jika saya lancang, apakah tuan muda tidak menyesal telah membiarkan kami untuk menikmati tubuh nona Fang Luyu sebelum nya,?" tiba tiba salah satu dari orang orang itu mengajukan pertanyaan itu pada Jing Li.

"Menyesal? untuk apa aku menyesal karena wanita itu, karena dari awal memang aku hanya ingin bermain saja dengan nya yang kebetulan dia dulunya merupakan teman dari musuh ku." jawab Jing Li acuh.

Deg...

Di kejauhan Fang Luyu yang sudah sepenuh nya sadar pun langsung terpukul setelah mendengar ucapan Jing Li sebelum nya.

Kemudian terlihat air matanya mengucur dengan deras membasahi kedua pipi nya karena ia saat ini mengingat masa kecilnya yang sangat bahagia bersama sosok Zain kecil dan keluarga nya.

Namun itu semua kini hancur oleh ulahnya sendiri yang malah memilih berkhianat pada musuh dari teman kecil nya itu.

Kemudian dengan mental yang sudah hancur, Fang Luyu pun langsung mengenakan pakaian nya kembali dan bergegas pergi dari tempat itu dengan ke adaan linglung.

Cukup lama Fang Luyu berjalan dari tempat sebelum nya hingga kemudian ia pun kini terlihat berhenti di depan tebing yang sangat dalam di an curam yang berada di bagian dalam hutan tempat nya berada sebelumnya.

"Zain, aku sangat bodoh karena mengkhianati sosok yang sangat baik dan begitu peduli padaku sepertimu dan malah lebih memilih sosok b*jingan yang kini sudah menghancurkan hidupku hingga aku kotor seperti ini,"

Dengan berurai air mata Fang Luyu terus berbicara sendiri di atas tebing itu.

Sebelum kemudian Terlihat ia mulai melangkah kan lakinya ke depan dengan keadaan kedua matanya yang kini sudah tertutup rapat.

"Aku harap setelah ini kamu bahagia dengan hidup mu dan semoga di kehidupan selanjutnya aku di berikan kesempatan sekali lagi untuk menjadi teman mu seperti dulu, aku pergi Zain."

Setelah itu ..

"Wush"

Tubuh Fang Luyu meluncur dengan kecepatan tinggi menuju kebagian dalam tebing yang terlihat gelap itu, yang membuktikan jika tebing tersebut sangatlah dalam.

...

Di tempat lain.

Zain yang baru selesai mengganti bajunya setelah mandi sebelum nya bersama Ling Fan pun merasakan sesuatu yang aneh di hatinya.

Namun apa itu Zain tidak mengetahui nya, membuat nya langsung melupakan itu dan memilih langsung menemui Ling Fan yang saat ini tengah mengumpulkan kayu kering di pinggir aliran air tempat mereka mandi sebelum nya.