Malam itu langit dihiasi bintang-bintang yang gemerlap, seolah ikut merayakan pertemuan kami. Aku, yang biasanya memilih tenggelam dalam kesendirian, tak menyangka akan bertemu seseorang yang mampu membuat waktu seolah berhenti.
Di sudut sebuah kafe kecil di pinggir kota, tatapanku bertemu dengan matanya. Ia duduk di meja dekat jendela, menatap keluar seakan sedang menunggu sesuatu—atau mungkin seseorang. Rambutnya terurai, angin malam sesekali mengacaknya lembut. Ada sesuatu dalam dirinya yang memancarkan kehangatan, seperti nyala lilin dalam kegelapan.
"Apakah kursi ini kosong?" tanyanya tiba-tiba, suaranya selembut bayu malam. Aku hanya mengangguk, terlalu terpaku pada kehadirannya. Kami mulai berbicara, pertama-tama tentang hal-hal sederhana—cuaca, kopi, dan lagu yang sedang dimainkan di kafe itu. Namun, percakapan kami segera merambat ke hal-hal yang lebih dalam, seolah kami sudah saling mengenal sejak lama.
Waktu berjalan begitu cepat. Tawa, cerita, dan keheningan yang nyaman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Achaa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji dibawah langit malam
Bab 17: Janji di Bawah Langit Malam
Langit malam itu dipenuhi bintang-bintang yang berkilauan, seolah alam ikut merayakan perjalanan Reina dan Arya yang kini memasuki babak baru. Mereka duduk berdampingan di taman kecil di rumah mereka, ditemani cahaya temaram lampu gantung yang dipasang di antara pohon-pohon.
“Reina, apa kau pernah membayangkan kita akan sampai di titik ini?” Arya membuka percakapan dengan suara lembut.
Reina tersenyum, pandangannya tertuju pada langit. “Dulu, aku hanya berani bermimpi kecil. Tapi bersamamu, Arya, aku belajar bahwa mimpi itu tidak punya batas. Kita bisa menciptakan apa saja jika kita percaya dan bekerja keras.”
Arya mengangguk pelan, menggenggam tangan Reina. “Dan perjalanan ini belum selesai, Reina. Aku ingin kita terus melangkah bersama, apa pun yang terjadi.”
Malam itu, setelah perbincangan mendalam di taman, Arya dan Reina kembali masuk ke dalam rumah mereka. Suasana hening, hanya terdengar suara langkah kaki mereka di lantai kayu. Namun, di balik hening itu, pikiran mereka dipenuhi oleh rencana-rencana yang terus berkembang.
---
Keesokan harinya, Reina duduk di ruang kerja kecil mereka, memeriksa kembali catatan yang ia tulis tentang program pelatihan anak muda. Salah satu program mereka, pelatihan keterampilan menulis, telah menghasilkan beberapa peserta yang berhasil menerbitkan karya mereka secara online.
“Tapi aku merasa kita bisa melakukan lebih,” ujar Reina pada Arya saat makan malam. “Aku ingin membuat platform di mana mereka bisa berbagi karya mereka secara luas. Bukan hanya sekadar pelatihan, tapi ruang untuk mengekspresikan diri.”
Arya tersenyum. “Aku setuju, Reina. Kita bisa mengintegrasikan platform itu dengan program lingkungan yang kita jalankan. Bayangkan jika tulisan mereka bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap lingkungan.”
Mereka pun memulai rancangan platform digital sederhana yang menggabungkan cerita kreatif dengan pesan-pesan keberlanjutan. Malam-malam berikutnya, mereka bekerja bersama untuk merancang konsep, mempelajari teknologi, dan menyusun tim kecil yang bisa membantu mereka merealisasikan ide tersebut.
--
Suatu pagi, Reina menerima surat yang membuatnya tertegun. Surat itu datang dari salah satu peserta pelatihan menulisnya, seorang remaja bernama Dina.
Mbak Reina, aku ingin mengucapkan terima kasih karena telah mengajari aku untuk berani bermimpi. Dulu aku merasa tidak punya apa-apa, tapi sekarang aku punya cerita yang bisa aku bagikan kepada dunia. Aku harap suatu hari aku bisa membuat Mbak bangga.
Surat itu membuat mata Reina berkaca-kaca. Ia menunjukkan surat itu kepada Arya, yang juga terharu membacanya.
“Reina, ini adalah bukti nyata bahwa apa yang kita lakukan memiliki dampak besar. Jangan pernah meragukan apa yang kau lakukan, sekecil apa pun itu,” kata Arya sambil memeluk Reina.
---
Di tengah kesibukan mereka, Arya mengusulkan sesuatu yang sederhana namun bermakna. “Bagaimana kalau kita mengadakan acara kecil di desa tempat kita memulai semuanya? Sebagai bentuk terima kasih kepada mereka yang pernah membantu kita di awal perjalanan.”
Reina langsung menyetujui ide itu. Mereka menghubungi beberapa kenalan lama di desa dan mulai merancang acara sederhana berupa pameran karya peserta pelatihan, diskusi lingkungan, serta kegiatan sosial untuk anak-anak.
Ketika hari itu tiba, desa kecil tempat mereka dulu tinggal kembali dipenuhi dengan tawa dan semangat. Para peserta pelatihan hadir untuk memamerkan karya mereka, sementara anak-anak antusias mengikuti kegiatan yang mereka siapkan.
Seorang wanita tua mendekati Reina di tengah keramaian. “Kalian sudah jauh melangkah, tapi masih ingat dengan kami. Terima kasih sudah kembali, Nak,” katanya dengan suara bergetar.
Reina menggenggam tangan wanita itu dengan lembut. “Kami tidak akan pernah melupakan tempat ini, Bu. Semua ini adalah berkat doa dan dukungan dari orang-orang di sini.”
---
Malam itu, setelah acara selesai, Arya dan Reina kembali duduk di teras rumah desa yang dulu pernah mereka tinggali. Angin malam membawa aroma tanah dan daun basah yang selalu mereka rindukan.
“Arya, aku merasa apa yang kita lakukan tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk mengingatkan kita tentang siapa kita sebenarnya,” ujar Reina dengan lembut.
Arya menatapnya dengan mata yang penuh kasih. “Kita selalu akan kembali ke akar kita, Reina. Karena dari sanalah kita menemukan kekuatan untuk melangkah lebih jauh.”
Di bawah langit malam yang sama seperti saat mereka memulai perjalanan, Arya dan Reina tahu bahwa meskipun banyak hal berubah, cinta mereka tetap menjadi jangkar yang kokoh.
---
Beberapa minggu sebelumnya, Arya mendapat tawaran besar dari perusahaan multinasional untuk menjadi mitra strategis dalam proyek inovasi lingkungan. Tawaran ini sangat menggoda, tetapi juga membawa risiko besar karena membutuhkan investasi waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Reina, yang sudah mendengar semua detailnya, mendukung keputusan Arya apa pun pilihannya. “Aku tahu ini bukan keputusan mudah, Arya. Tapi apa pun yang kau pilih, aku akan ada di sini untuk mendukungmu.”
Arya tahu betul bahwa keputusan ini akan mengubah ritme hidup mereka. Namun, ia juga melihat peluang besar untuk memperluas dampak dari apa yang telah mereka rintis bersama.
“Ini bukan hanya tentang kita, Reina. Ini tentang memberikan sesuatu yang lebih besar untuk dunia ini. Jika kita melakukannya dengan benar, proyek ini bisa membawa perubahan nyata,” ujar Arya dengan semangat.
Reina mengangguk. “Kalau begitu, mari kita lakukan ini bersama. Aku akan ada di sisimu, apa pun yang terjadi.”
---
Proyek baru itu membawa Arya dan Reina ke berbagai tempat—bertemu dengan komunitas lokal, menghadiri seminar lingkungan, hingga mengunjungi kawasan yang membutuhkan inovasi keberlanjutan.
Dalam perjalanan mereka, Arya fokus pada aspek teknis dan strategis, sementara Reina, dengan keahliannya menulis dan berkomunikasi, menjadi jembatan untuk menceritakan kisah-kisah yang mereka temui sepanjang jalan.
“Setiap orang punya cerita, Arya,” ujar Reina suatu malam setelah berbicara dengan seorang petani kecil yang berjuang melestarikan lahan mereka. “Kisah mereka layak didengar, dan aku ingin memastikan dunia tahu tentang mereka.”
Arya tersenyum, bangga dengan semangat Reina. “Kau selalu tahu bagaimana membuat sesuatu yang sederhana menjadi begitu berarti.”
---
Namun, perjalanan ini juga membawa tantangan baru. Waktu dan jarak yang semakin sering memisahkan mereka mulai terasa berat. Ada malam-malam di mana Arya terjaga hingga larut, menyelesaikan laporan, sementara Reina tertidur di kursi ruang kerja menunggunya.
“Aku tidak ingin kita kehilangan waktu bersama, Arya,” ujar Reina suatu malam saat mereka akhirnya bisa duduk bersama di rumah. “Aku tahu ini penting, tapi aku juga ingin kita tetap menjaga apa yang kita miliki.”
Arya meraih tangan Reina. “Aku juga merasakannya, Reina. Tapi aku percaya, ini hanya sementara. Begitu semuanya stabil, kita akan punya lebih banyak waktu untuk kita.”
Mereka memutuskan untuk menetapkan batasan—menyisihkan waktu khusus setiap minggu untuk fokus pada hubungan mereka, tanpa gangguan pekerjaan.
---
Di bawah langit malam itu, Reina dan Arya saling menguatkan dengan janji-janji kecil yang mengingatkan mereka pada tujuan awal perjalanan mereka.
“Apa pun yang terjadi, Reina, aku ingin kita selalu menjaga apa yang sudah kita bangun. Kita boleh bermimpi besar, tapi aku tidak ingin kehilangan hal-hal kecil yang membuat kita bahagia.”
Reina tersenyum. “Dan aku janji, Arya, aku akan selalu ada di sini, mendukungmu, mengingatkanmu jika kita terlalu jauh melangkah tanpa melihat ke belakang. Kita adalah tim, sekarang dan selamanya.”
Bintang-bintang di langit menjadi saksi atas janji mereka. Di tengah hiruk-pikuk perjalanan hidup, mereka tahu bahwa cinta dan kepercayaan adalah kompas yang akan membawa mereka kembali ke tempat yang seharusnya—bersama, menghadapi dunia dengan tangan yang saling menggenggam.