Kisah cinta penulis Novel yang masuk kedalam Novel ciptaannya sendiri , tetapi di dunia novel nya dilarang untuk mengubah alur ada beberapa aturan yang membuat Ara Anindhita pusing tujuh keliling , dan pertemuannya dengan Tokoh utama Duke Evan Pangeran Mahkota Kerajaan Holand yang sangat kejam dan dingin , lalu banyak plot yang belum terselesaikan tugas Ara untuk menyelesaikannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Krispena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10 Flashback ( Memori Pertemuan Duke Evan Dan Ducches Ara )
Duke Evan bergabung dengan tamu undangan.tak lupa ia menyapa para bangsawan lainya.
"Hallo Putra Mahkota Fioz Ares" Duke Evan berjabat tangan dengan Fioz Ares
"Hallo brady , Lama tak jumpa sahabatku" Fioz membalas uluran tangan Duke Evan
Putra Mahkota Fioz Ares berasal dari kerajaan Ares dari benua utara yang juga teman dekat Duke Evan saat sekolah di akademi bangsawan
"Bagimana kerajaanmu Fioz , sudah lama aku tidak berkunjung kesana" tanya Duke Evan sambil memberikan segelas wine untuk Fioz
"Baik , malahan sekarang baik berkat kerjasama dengan kerajaanmu" jawab Fioz seraya meneguk segelas wine
"Baiklah kalau begitu , kamu tidak tertarik berdansa dengan putri bangsawan disini , aku dengar Ayahmu menyuruhmu agar cepat menikah"Duke Evan berbisik ketelinga Fioz
"Sialan, sekarang kamu hobi bergosip ya Duke" Fioz meninju lengan Duke Evan
"Hahahahahha "Duke Evan tertawa
"Oh ya bentar aku ingin berkeliling di kerajaanmu , apakah boleh " ucap Putra Mahkota Fioz
"Anggap saja ini rumahmu brady , apa mau aku temani" Pinta Duke Evan
"Tuan rumah dilarang meninggalkan tamu , aku sendiri saja bergabunglah dengan mereka , kau kan tahu aku dari kecil tidak suka keramaian" Kata Fioz
"Baiklah Brady , aku harap jodohmu berada disini" Goda Duke Evan seraya berlari menjauhi Fioz
Sinar matahari mulai redup perlahan , waktu berputar begitu cepat ,Ducches Ara memutuskan kembali ke ruanganya.sebelum pergi Ami berpesan , agar Ducches Ara kembali sebelum petang.karena tergesa gesa , Ducches Ara tersandung hingga menabrak Putra Mahkota Fioz yang sedang berjalan.
Brukk.........
Tubuh Ducches Ara tersungkur ke lantai.pergelangan tangannya tergelincir.
"Aduh " Ducches Ara mencoba berdiri
"Anda tidak apa apa" Tanya Prince Fioz
Ducches Ara membersihkan baju dengan mengibas ibaskan menggunakan telapak tangan nya
"Tuan ah tidak Prince maaf saya tidak melihat" kata Ducches Ara menatap Prince Fioz
Mata Fioz menatap Ducches Ara dari atas sampai ujung kaki.
"Oh tidak masalah pelayan , lain kali berhati hatilah jika kamu berjalan untung saja kamu ketemunya sama saya , akan berbeda lagi jika kamu bertemu dengan para bangsawan lainya kamu akan mendapat masalah besar" Prince Fioz menasehati Ducches Ara
"Terimakasih Prince atas kemurahan hatinya" Ducches Ara membungkukkan badan
Tanpa menjawab Prince Fioz pergi , Ducches Ara kagum terhadap sifat Prince Fioz yang baik hati .walaupun seorang bangsawan ia mau menolong tidak melihat manusia dari status sosial.
Ducches Ara menatap punggung Prince Fioz dengan senang.berharap suatu hari Prince Fioz mengingatnya.sepasang mata yang bersembunyi memperhatikan Ducches Ara sedari tadi.diketahui itu adalah bangsawan bernama Erik yang sangat bejat.rumornya Erik itu sering menggoda wanita lalu membawanya keatas ranjang.Erik tergoda kecantikan Ducches Ara.
"Ah Gila ternyata Pelayan itu cantik seperti putri bangsawan , aku ingin menikmatinya"Erik bergumam dalam hati
Erik membuntuti Ducches Ara.dalan hati Ducches Ara tiba tiba merasakan firasat buruk seperti diawasi seseorang.dia menoleh kebelakang lalu telapak tangan Erik menutup mulut Ducches Ara dengan kain.Erik membawa Ducches Ara keruangan kosong yang kebetulan berdekatan.
Sekuat tenaga Ducches Ara meronta ronta , tapi sia sia tubuhnya yang kecil tidak bisa menahan badan Erik yang besar.
Erik berhasil membuka pintu ruangan itu yang kebetulan tidak terkunci.di lemparkannya tubuh Ducches Ara ke lantai.Erik berusaha merobek baju Ducches Ara.
"Arrgh Tolong selamatkan aku " teriak Ducches Ara meronta ronta
Tak sengaja Duke Evan berjalan melewati ruangan tersebut karena ingin menuju ke ruang kerja.telingan Duke Evan mendengar teriakan.ia berhenti lalu mendobrak pintu.
"Brakk....prakk" Pintu terbuka lebar
"Apa yang kau lakukan disini" bentak Duke Evan
Mata Duke Evan tertuju kepada Ducches Ara yang berpakaian berantakan sambil menangis terisak isak dengan tangan terikat.
"Ah Duke , Tidak ah, ini wanita saya , anda salah paham " Erik terbata bata karena ketakutan
"Bohong , sialan kamu melakukan hal tidak terpuji di istanaku , kamu bosan hidup , cepat bicara sekarang "gertak Duke Evan sembari menghunus pedang ke leher Erik
"Jangan Duke , aku salah mohon ampuni" Erik bersujud dikaki Duke Evan.