~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 22
"baiklah, tuan Smith. Maksud kedatangan kami berkunjung karena ada maksud" ucap tante Ratna memulai obrolan setelah suasana lama hening.
"sampaikanlah nyonya beatrix" jawab ayah Davit tersenyum ramah.
Mendengar hal itu membuat Azalea bernafas was was. "maksud kedatangan saya kemari, ingin meminang putri anda tuan" ucap tante Ratna yang membuat Azalea syok.
"melamar putri saya?" tanya ayah Davit, ia sudah menduganya namun, ia tidak menyangka jika leon akan bertindak begitu cepat.
"benar tuan Smith." jawab Ratna dengan senyuman tulusnya. ini pertemuan mereka yang ke dua namun, ia mampu menilai jika Azalea gadis yang baik dan renda hati. Jika tidak mana mungkin keponakannya yang terkenal dingin itu akan sulit move on.
Ayah Davit menatap putrinya dalam. "apa alasan anda datang melamar putri saya?" tanya ayah Davit mengalihkan pandangannya kearah Leon yang sejak tadi terus menatap Azalea.
"mereka sudah lama saling mengenal, bisa dikatakan mereka menjalin hubungan jauh sebelum Azalea pergi keluar negri. Dan jangan khawatir tuan, putra kami pasti akan membahagiakan putri anda." ucap tante Ratna karena ia yakin Leon adalah tipe lelaki yang setia dan penyayang.
"apa jaminannya jika dia mampu membahagiakan putri saya?" tanya ayah Davit lagi. Prasangka buruk yang sedari tadi menggerogoti hati Azalea kini terhempas jauh. Ternyata ayahnya masih memiliki hati nurani untuk menjamin kebahagiaannya dimasa depan.
"saya akan mengalihkan seluru aset saya menjadi atas nama Azalea" Azalea menoleh kearah lelaki itu, wajah serius dan tegas itu sangat tampan. Astaga Azalea sadarlah, bukan waktunya mengagumi wajah tampannya.
"itu bukan jaminan yang tepat Leonardo Alexander!" tegas Davit ia tidak ingin putrinya di kemudian hari mengalami ketidakadilan.
Dengan wajah tenang Leon menatap calon mertuanya. "hidup dan matiku hanya untuk Azalea. Jika kelak saya khilaf saya bersedia menukarnya dengan nyawaku" jawab leon.
"ommmmoooo so swetttttt,,, oppa sarange" ucap Ariella menopang dagu sambil mengedip ngedipkan matanya ke arah sepupunya.
"Ella diamlah" tegur bibi Ratna pada putrinya yang selalu saja mengacaukan suasana.
"kheeeemmmmm.. Baiklah, sepertinya kau lulus tes." kata ayah Davit ia menyandarkan punggungnya disandaran sofa.
"ayah" bagaimana bisa ayahnya seperti itu, apakah adil bagi Azalea.
"ah, maaf. Maaf. Maaf. Begini nyonya Beatrix, jika saya pribadi sudah setuju sekali. Akan tetapi, berhubung mereka yang akan menjalaninya. Saya akan setuju jika putri saya sudah setuju" Azalea bernafas lega mendengar ucapan ayahnya.
"bagaimana nak?" tanya bibi Ratna.
Glukkk....
Azalea merasa sebagai tersangka yang dikelilingi oleh penyidik diruang tertutup. Semua mata tertuju padanya menanti jawaban apa yang akan Azalea beri.
'kok rasanya serem sih' batin Azalea. "aku.... Emmmm... Aku.." Azalea sangat gugup bahkan telapak tangannya berkeringat dingin dan sedikit bergetar. Leon terus menatap wanitanya dengan perasaan was was, akankah ia kembali mendapat penolakan.
"iyaa" Ariana ikut tegang disamping putrinya.
"baiklah" jawab Azalea.
"baik? Jawab yang jelas dong sayang" seketika Ariana mulai tidak sabar dengan jawaban putrinya.
"oke. Maaf, saya gugup. Saya bersedia menerima pinangan anda bibi. Tetapi saya memiliki syarat" ucap Azalea.
"apa syaratnya?" tanya Leon dengan tidak sabar.
"beri saya waktu untuk megenali keponakan bibi lebih dekat lagi. Saya tidak ingin terkena struk di usia muda bibi" ucap Azalea lagi.
"astaga!! Anak muda benar benar yah. Baiklah bagaimana dengan tunangan?" tanya bibi Ratna ia tidak ingin mengambil resiko lagi. Cukup sudah ponakannya menderita karena berjauhan dengan Azalea selama ini.
Azalea mengangguk membuat suasana lega. Tentunya membuat Leon semakin berbunga bunga.
"bagaiman dengan minggu ini?" ayah Davit terlihat berfikir sejenak dengan pertanyaan bibi Ratna.
"minggu ini? Sepertinya itu sangat mendadak nyonya Beatrix, bagaimana kalau minggu depan saja" jawab ayah Davit yang diangguki oleh bibi Ratna beserta yang lainnya.
"jangan terlalu formal seperti itu tuan" ucap bibi Ratna lagi.
Drttttt.... Drttttt... Drttttt...
Ponsel Azalea bergetar leon melirik siapa penelpon tersebut, rupanya itu dari suster Inah. Azalea meraih ponselnya yang berada di atas meja. "maaf saya menerima telepon sebentar" izin Azalea.
"ya, Inah. Aku akan segera kesana" ucap Azalea setelah itu ia kembali menutup panggilan teleponnya.
"maaf, saya harus kembali kerumah sakit" ucap Azalea menyimpan ponselnya di dalam tas kecilnya.
"aku akan mengantarmu" ucap Leon, pria itu meraih ponsel beserta kunci mobilnya lalu beranjak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"aku bisa berangkat sendiri" ucap Azalea menghentikan langkahnya tepat di depan mobil Leon.
"aku tidak terima penolakan sayang" Leon membuka pintu mobilnya lalu mendorong pelan tubuh Azalea masuk kedalam mobil. Leon menaruh telapak tangannya diatas kepala Azalea saat wanita itu berjongkok masuk kedalam mobil.
Pipi Azalea memerah melihat perlakuan manis leon. Ini bukan pertama kalinya namun, kali ini sangat mengesankan bagi Azalea. Lelaki itu berlari mengitari mobil dan masuk di kursi kemudinya.
"ada apa?" tanya Azalea gugup saat lelaki itu mendekat kearahnya bahkan nafas Leon menerpa wajahnya.
"memasang sabuk, memangnya mau apa lagi?" tanya Leon membuat semburat merah dipipi azalea kembali muncul. Azalea mengalihkan perhatiannya diluar jendela mobil. Entah mengapa ia merasa kecewa, ia fikir Leon akan menciumnya. Astaga!!! Mengapa bisa Azalea berfikir sangat mesum seperti itu.
Cup..... Leon mengecup pipi Azalea membuat wanita itu menegang seketika.
Cup... Leon kembali mengecup tepat diatas bibir wanitanya.
"hey" Leon menyingkirkan anak rambut diwajah Azalea yang menghalangi pandangannya.
"jangan bicara lagi" ucap Azalea dengan mata yang masih tertutup rapat.
"manis sekali" Leon kembali mengecup pipi azalea dan pipi Azalea semakin memerah seperti tomat matang.
"aku ada operasi" ucap Azalea ia membuka matanya dengan pelan.
"baiklah, kita jalan sekarang" Leon meraih tangan Azalea lalu mengecupnya. Leon mengemudikan mobilnya menggunakan satu tangan. Sedangkan tangan lainnya terus menggenggam erat tangan mungil Azalea dengan sesekali ia akan mengecupnya.
Azalea yang baru pertama kalinya di perlakukan seperti itu merasakan hal yang berbeda. Seperti ada ribuan bunga yang terus bermekaran di hatinya. dulu saat ia menjalin hubungan dengan Leon, lelaki itu tidak seperti ini. Apakah karena mereka sudah dewasa saat ini?.
"kamu ingin berbulan madu kemana?" tanya leon tanpa menoleh. "hah?" Azalea blank soal bulan madu. "iya bulan madu sayang" Leon menoleh, ingin rasanya ia tertawa melihat wajah Azalea yang sangat menggemaskan disaat ia sedang bingung.
"apanya yang bulan madu, ingat jika kita menikah nanti itu artinya kamu menjadi miskin tau" ucap Azalea.
"gak masalah, aku siap menjadi pelayan istriku" jawab Leon mengedipkan matanya sebelah. "dih" Azalea menoleh kearah kaca mobil melihat gedung gedung pencakar langit yang berjejeran di tengah kota.
"why, sayang" Leon mengecup punggung tangan Azalea.
"mesum" ucap Azalea mengundang tawa Leon. pria itu terus tertawa dari segi mananya ia mesum.
