" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
“ Jika aku jawab aku kangen kamu,apa kamu percaya?” Damian bertanya balik. Clara tertegun dan tidak bisa berkata apapun saat mendengar pertanyaan Damian. Namun yang jelas pipinya merona merah dan jantungnya berdegup kencang.
‘Gila, jantung matiku bisa berdetak begitu cepat? Jangan – jangan aku sakit?’ batin Clara.
“ Ak ...”
TRING TRIING
Sebelum Clara sempat menjawab pertanyaan Damian, ia merasakan getaran di tangannya. Ponselnya berdering menunjukan ada panggilan masuk.
Alis Clara berkerut saat mendapati nama yang tertera di layar ponselnya. Ibu Mauren? Seketika Clara merasakan firasat buruk.
Damian juga merasakan penasaran kala melihat perubahan raut wajah Clara.
“ Siapa?” bisik Damian. Clara mengisyaratkan untuk diam terlebih dahulu sementara tangannya menekan layar menerima panggilan
“ Ya bu,”
“ Nak, kamu dimana? Tadi ada sepasang pria dan wanita seumuran ibu menanyakan tentang kamu,”
...****************...
Beberapa jam yang lalu.
“ Kamu yakin jejaknya sampai disini?”
“ Ya, aku ingat. Saat aku menghabisinya kala itu ada sebuah gereja besar di sampingnya. Dan itu adalah disini,”
“ Tapi, kemana anak itu ditinggalkan?”
“ Di sekitar sini hanya 1 bangunan panti asuhan. Aku yakin anak si*alan itu ditinggalkan di sana,”
“ Baik, mari kita kesana,”
...****************...
Panti asuhan Miracle.
Madam Mauren sedang duduk sambil menikmati teh dan beberapa kudapan. Ia sedang menghadap meja yang penuh dengan kertas – kertas berisi catatan pengeluaran dan pemasukan donatur panti asuhan.
TOK TOK TOK
“ Masuk,”
CEKLEK
“ Madam, di luar ada sepasang suami istri ingin bertemu dengan anda,” lapor seorang bibi pengasuh panti. Madam Mauren sedikit mengernyitkan keningnya ketika mendengar ucapan bibi pengasuh.
Siapa yang ingin bertemu dengannya? Apakah calon donatur baru?
“ Persilahkan mereka masuk, lalu tolong sajikan teh dan kudapan yang baru” ucap madam Mauren dengan ramah. Ia juga segera membersihkan cangkir teh dan juga piring kudapan miliknya sehingga meja di depannya menjadi lebih rapi
Selang beberapa menit kemudian, sepasang suami istri yang dibicarakan oleh bibi pengasuh tadi akhirnya memasuki ruang kerja madam Mauren.
“ Silahkan duduk,” madam Mauren tersenyum lembut dan mempersilahkan keduanya untuk duduk di sofa yang sudah tersedia.
“ Maaf nyonya, perkenalkan kami adalah Parkus, Parkus Jennifer. Dan ini adalah istri saya Lilian Edkar,” pria itu mengenalkan diri kepada madam Mauren sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
‘Jennifer? Kenapa rasanya familiar?’
“ Oh Tn. Parkus dan nyonya Lilian. Saya kepala panti asuhan ini, nama saya Mauren. Jika saya boleh tahu, adakah hal yang bisa saya bantu?” tanya Madam Mauren dengan sikap waspada tapi ia segera menutupinya dengan baik. Bagaimanapun, Mauren adalah seorang wanita yang paham etika dasar para orang kaya negara ini.
“ Ya, kami hanya ingin menanyakan beberapa hal yang terjadi beberapa tahun yang lalu,” Tn.parkus menjeda kalimatnya. Sementara madam Mauren nampak mendengarkannya dengan seksama.
“ Apakah panti asuhan anda menerima seorang bayi perempuan sekitar 16 tahun yang lalu?”
...****************...
“ Ya bu,”
“ Nak, kamu dimana? Tadi ada sepasang pria dan wanita seumuran ibu menanyakan tentang kamu,”
Clara berkerut, alisnya bahkan seperti ingin menyatu ketika mendengar ucapan ibu pantinya ini.
Siapa yang ingin mencarinya? Apakah orang tua kandung dari pemilik tubuh asli?
“ Bu, apakah mereka mengatakan sesuatu lagi?”
“ Mereka bertanya apakah sekitar 16 tahun yang lalu ada bayi yang ditinggalkan di panti ini. Ibu menjawabnya iya setelah teringat tentangmu. Nak, mungkin mereka adalah ibu kandungmu. Ibu sangat bahagia. Tapi saat mereka menanyakan alamatmu, ibu tidak bisa memberikannya karena ibu lupa bertanya kepadamu. Tapi ibu memberikan alamat sekolahmu,”
Clara sedikit terdiam dan merenung saat mendengar penjelasan ibu pantinya.
‘ Entah ini pertanda baik atau bukan. Mereka bisa saja orangtua kandung Clara dan bisa saja orang yang jahat,’ pikir Clara (Claren) dalam hati.
Damian juga ikut mendengarkan dengan menempelkan telinganya tepat disebelah Clara. Clara yang tersadar segera terkejut dan mendorong pelan Damian.
“ Dasar, mencari kesempatan,” cibir Clara setengah berbisik. Hatinya berdebar dengan detak jantung yang semakin berdegup kencang. Ia tidak ingin Damian mendengarnya.
Damian hanya terkekeh pelan sambil mengusap pelan rambut Clara yang tertutup rapat oleh tudung hoodienya. Membuat Clara semakin tersipu dan memelototkan matanya ke arah Damian.
“ Nak, kamu masih disana?”
Untungnya suara madam Mauren segera menyadarkan Clara dan ia segera bisa mengalihkan perasaan hatinya.
“ Ya, bu. Claire masih di sini,”
“ Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu gugup?”
“ He he, ya sedikit. Tapi ibu baik – baik saja kan?”
“ Iya, mereka langsung pergi tidak lama setelah ibu memberitahukan alamat sekolahmu. Mungkin besok atau lusa mereka akan pergi mencarimu,”
“ baik bu. Maaf Clara masih agak sibuk sehingga belum sempat ke panti lagi,”
“ Tidak apa – apa,yang penting kamu sehat. Ya sudah ya, ibu harus segera memantau adik – adikmu terutama hazel. Dia akan kembali mengacau jessi lagi jika tidak dipantau,”
Clara tersenyum tipis saat mendengar kekehan madam Mauren kala membicarakan Hazel si bocah paling rusuh, pembangkit suasana di panti.
“ Baik bu, selamat malam,”
Telepon ditutup menyisakan Clara dan Damian yang kembali hening. Clara tentu saja sedang berpikir keras siapa gerangan yang sedang mencarinya? Pihak yang baik atau memiliki maksud buruk? Ah ia tidak sabar ingin segera memeriksanya.
“Ada apa?” tanya Damian memecahkan keheningan di antara keduanya.
“ Kamu juga sudah dengar kan, ada sepasang suami istri yang mencariku,” jelas sekali jika Clara tidak menyembunyikan apapun di hadapan Damian. Ia merasa begitu nyaman dan lebih bisa bersikap terbuka di depan pemuda ini.
“ Lalu bagaimana keputusanmu? Bisa saja mereka adalah orang tua kandungmu, bukan?” tanya Damian dengan hati – hati. Ia tidak tahu bagaimana pemikiran asli Clara mengenai orang tuanya.
Orang tua Damian sendiri memang sudah meninggal, tetapi setidaknya Damian memiliki kenangan mengenai kedua orangtuanya. Tetapi beda cerita dengan Clara yang sedari bayi sudah ditinggalkan di depan gerbang panti asuhan. Jelas dia pasti memiliki pemikiran sendiri mengenai kata – kata orang tua kandung.
Clara menghela nafas dengan kasar dan panjang. Ia sendiri bingung ketika memikirkan perihal orang tua kandung ini. Jelas sekali di ingatannya sendiri( sebagai Claren ), kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Dan ini kemungkinan adalah milik pemilik tubuh asli.
Bagaimana ia harus bersikap? Bagaimana ia akan menghadapi pasangan itu? Yang paling penting adalah, apakah mereka benar – benar orang tua kandung dari pemilik asli?
“ Apakah kamu memerlukan bantuanku?” tanya Damian hati – hati ketika ia tidak mendapati jawaban dari Clara dan malah mendapati gadis ini melamun.
Clara tersadar dan menatap mata pemuda dingin dan datar di sampingnya ini.
“ Bagaimana menurutmu? Kenapa mereka baru mencariku? Menurutmu,apakah mereka bermaksud baik? Atau malah sebaliknya?”