SEKUEL TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTU
Giana yang sejak kecil kehilangan figur seorang ayah merasa bahagia saat ada seorang laki-laki yang merupakan mahasiswa KKN memberikan perhatian padanya. Siapa sangka karena kesalahpahaman warga, mereka pun dinikahkan.
Giana pikir ia bisa mendapatkan kebahagiaan yang hilang setelah menikah, namun siapa sangka, yang ia dapatkan hanyalah kebencian dan caci maki. Giana yang tidak ingin ibunya hancur mengetahui penderitaannya pun merahasiakan segala pahit getir yang ia terima. Namun, sampai kapankah ia sanggup bertahan apalagi setelah mengetahui sang suami sudah MENDUA.
Bertahan atau menyerah, manakah yang harus Giana pilih?
Yuk ikuti ceritanya!
Please, yang gak benar-benar baca nggak usah kasi ulasan semaunya!
Dan tolong, jangan boom like atau lompat-lompat bacanya karena itu bisa merusak retensi. Terima kasih atas perhatiannya dan selamat membaca. ♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSM 30
Dengan menaiki taksi, Angel pun pergi dari cafe tempat ia menguntit Herdan dan keluarganya. Angel benar-benar tercengang mengetahui fakta kalau laki-laki yang sudah suaminya itu kembali mengejar mantan istri yang sedang hamil anaknya. Angel tak menggeram dalam hati. Ia benar-benar tidak terima Herdan melakukan itu di belakangnya.
Ya, di belakangnya karena ia memang tidak mengetahui sama sekali apa yang Herdan dan keluarganya lakukan di belakangnya. Akhir-akhir ini memang Angel curiga dengan ketiga orang itu sebab mereka sering sekali berbicara diam-diam di belakangnya. Ia juga baru mengetahui kalau beberapa hari ini, Rahma dan Ratih kerap pergi berdua. Sama seperti Herdan, ada-ada saja alasannya pergi tanpa dirinya. Sungguh tak pernah ia sangka, ini alasannya.
"Sialan!" umpat Angel benar-benar kesal membuat sopir taksi di depan sampai terkejut bukan main.
***
Setelah kepergian Herdan, Rahma, dan Ratih, Giana terduduk lemas. Sungguh, menghadapi ketiga orang itu benar-benar menguras tenaga dan pikirannya. Albirru yang melihat itu pun dengan sigap memeriksa keadaan Giana.
"Maaf," ucap Albirru sebelum menyentuh pergelangan tangan Giana. Ia hanya ingin memastikan kondisi Giana baik-baik saja. Melihat Albirru yang begitu sigap membuat mata Giana berkaca. Ia begitu terharu dengan perhatian Albirru. Padahal ia hanya janda miskin, tetapi Albirru tetap memperlakukannya dengan baik.
"Mas, jangan baik-baik banget gitulah! Entar aku baper 'kan bahaya," seloroh Giana membuat Albirru menoleh dan tersenyum kecil.
"Justru itulah tujuanku. Jadi setelah kau melahirkan kita bisa menikah," ucap Albirru santai membuat pipi Giana merona. Desti yang ada di sana tersenyum lebar melihatnya. Begitu pula dengan Asrul. Entah mengapa, ia bahagia melihat Albirru yang begitu perhatian pada Giana.
"Ck, gimbal."
"Buat apa gombal. Di usiaku ini sudah bukan waktunya lagi untuk menggombal. Yang benar itu, langsung mengajak menuju pelaminan. Bagaimana? Kau mau 'kan?" Albirru memiringkan kepalanya menatap wajah ayu Giana.
"Nggak usah memberi harapan terlalu tinggi, Mas. Aku takut jatuh kedua kali."
"Tenang saja, aku tidak akan membiarkan kau terjatuh karena aku akan selalu memegangi tanganmu agar selalu aman di sisiku. Lagipula, yang ingin ku berikan ini kepastian, bukan sekadar harapan. Apa perlu aku membawa Mami untuk meyakinkanmu?" ucap Albirru membuat mata Giana membulat.
"Ma-mi?"
"Ya. Aku sudah bilang tentangmu pada Mami dan Mami tidak masalah. Malah, ia sudah tak sabar ingin bertemu. Bagaimana? Kau mau?"
Sontak saja, pupil Giana semakin melebar setelah mendengar apa yang Albirru ucapkan.
...***...
"Kau baru pulang? Bukannya kau bilang mau nge-gym? Tapi kenapa bajumu tidak seperti mau ke gym sama sekali?" cecar Herdan saat Angel sudah memasuki rumah. Padahal ia sudah pulang dari tadi, tetapi Angel justru pulang saat hari menjelang malam.
"Aku tadi berganti pakaian di rumah teman. Temanku tiba-tiba saja mengajak jalan-jalan, kenapa?" tanya Angel pura-pura tidak tahu mengetahui suaminya yang hendak mengajak mantan istrinya kembali karena hamil.
"Kau ini, apa tidak bisa sehari saja betah di rumah? Kau itu bukan lagi wanita lajang, tapi sudah memiliki suami. Seharusnya kau mencontoh Giana, bahkan selama lima tahun pernikahan kami dulu, dia tidak pernah melewatkan sehari pun menyambutku pulang. Dia pun tak pernah pergi tanpa seizinku. Apa kau tidak bisa sedikit saja menirunya?" tukas Herdan kesal karena hampir setiap hari Angel keluyuran. Oke kalau pagi hingga sore ia bekerja, tetapi pulang bekerja seharusnya ia pun pulang ke rumah. Tetapi Angel tidak seperti itu. Bahkan pulang bekerja pun ia masih sering kelayapan dengan berbagai macam alasan. Bahkan saat libur pun, ia juga tidak pernah betah di rumah.
Angel mendelik tajam. Ia paling tidak suka dibanding-bandingkan seperti itu.
"Bukankah kau sudah tau sejak awal bagaimana aku? Kenapa kau protes sekarang?" sengit Angel.
"Sudah aku bilang, dulu dan sekarang berbeda. Dulu kau masih lajang, sementara sekarang sudah bersuami. Ingat, kau memiliki tanggung jawab sebagai seorang istri. Bukankah kau wanita berpendidikan, sudah seharusnya kau memahami hal itu."
Angel mendengus. Hari ini ia sudah kesal sekali saat mengetahui fakta Herdan yang ingin kembali dengan Giana, lalu ditambah omelannya membuat Angel muak.
"Terserah kau mau mengomel seperti apa, aku tidak peduli." Angel justru berdiri dan ingin berlalu dengan masa bodoh.
"Angel! Jangan kirang ajar kau!" hardik Herdan marah karena Angel seakan tidak menghargainya sama sekali.
"Sungguh Mama menyesal. Kalau dipikir-pikir, hanya Giana yang terbaik. Dia wanita yang patuh, hormat pada suami, tau bagaimana mengurus suami dan keluarganya. Sungguh, Mama benar-benar menyesal sudah membiarkan kau bercerai," ucap Rahma tiba-tiba membuat Angel membalikkan badannya dengan wajah merah padam.
"Giana, Giana, Giana lagi. Berhenti membandingkanku dengan wanita udik itu! Memangnya apa hebatnya dia, hah? Bahkan dibandingkan pun aku masih jauh lebih baik darinya," sentak Angel tidak terima.
"Kalau kau tidak suka dibanding-bandingkan, seharusnya kau bisa sadar diri, kau bukan wanita lajang, Angel! Kalau kau begini terus, kapan kau bisa hamil dan memberikan aku keturunan, hah! Kau tidak lupa 'kan, aku bersedia menikah denganmu karena aku mengharapkan keturunan darimu? Atau jangan-jangan selama ini kau lah yang mandul?" sentak Herdan yang sudah berdiri dengan berkacak pinggang.
"Diam, brengsekkk! Siapa yang kau sebut mandul, hah? Bagaimana kalau kau sendiri yang mandul? Ingat, kau sudah menikah dengan wanita udik itu selama lima tahun, tapi apa dia hamil? Tidak bukan. Bisa saja kaulah yang mandul sebenarnya," pekik Angel yang takut rahasianya terbongkar. Dia juga tak mau kalau sampai Herdan kembali pada Giana, jadi ia memilih mengatakan itu berharap Herdan mulai meragukan kehamilan Giana.
"Kata siapa aku mandul? Aku tidak mandul. Aku subur, brengsekkk. Kau tau, bahkan Giana kini sedang hamil anakku. Itu bukti kalau aku tidak mandul," balas Herdan sengit. Ia jelas tidak terima dikatai mandul.
Angel tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Kenapa kau justru tertawa? Apa kau mendadak gila karena mengetahui fakta kalau aku akan segera memiliki anak dari Giana?"
"Herdan, Herdan, kau ini bodoh atau bagaimana, hum? Kau lupa, kau sudah berpisah dengan wanita itu beberapa bulan. Lalu tiba-tiba dia mengatakan hamil anakmu dan kau percaya begitu saja? Bisa saja itu justru anak orang lain. Dia melakukan itu agar bisa kembali padamu," ucap Angel dengan nada mengejek.
"Giana tidak seperti itu, Sialan! Dia bukan wanita murahan yang mau-mau saja melakukan perbuatan zina apalagi melakukan konspirasi keji."
"Ya sudah kalau kau tidak percaya. Tapi jangan menyesal ya kalau tau anak itu bukanlah anakmu," ucap Angel dengan tersenyum sinis. Setelah mengatakan itu, Angel pun segera berlalu menuju kamar meninggalkan Herdan yang kini mulai meragu.
"Kau jangan percaya kata-kata Angel. Dia hanya tidak terima kalau Giana hamil anakmu," ujar Rahma.
"Tapi bagaimana kalau kata-kata Angel benar, Ma? Bagaimana kalau sebenarnya akulah yang mandul dan anak yang Giana kandung bukanlah anakku?"
"Aku memang tidak menyukai Mbak Gia sejak dulu, Kak. Tapi untuk kali ini, aku lebih percaya Mbak Gia. Apalagi kami mendengar sendiri saat dia berbicara dengan temannya kalau anak itu adalah anak Kak Herdan," timpal Ratih meyakinkan.
"Kalau kau ragu dengan dirimu sendiri, ada baiknya kau periksa ke dokter. Namun, Mama yakin, hasilnya kau pasti subur dan anak yang Giana kandung benar-benar anakmu," tukas Rahma menasihati. Herdan pun mengangguk. Ia akan memeriksakan kesuburannya sesegera mungkin. Ia akan membuktikan pada Angel kalau ia tidak mandul.
...***...
...Yang masih ada vote, vote dong. 😁😁😁...
...Happy reading 🥰 🥰 🥰 ...
tapi langsung Qobiltu🥰
RT nya Herdan mulai memasuki babak semi final yang memanas
🤣🤣🤣
wkwk aku malah senang kalo herdan meragukan anak yg sedang di kandung gia, supaya dia tidak mengganggu giana lagi 😡
nah kan si angel melempar batu sembunyi tangan, sepertinya dia tidak bisa hamil ya 🤔
waa angel,rahasia apa yang kau sembunyikan . jangan²