kisah tuan muda buta dan dingin yang menikahi gadis lugu.
Pemuda yang bernama Rex Hudson memiliki kekasih yang sangat ia cintai, namun sayangnya kekasihnya itu pada akhirnya memilih untuk menikah dengan papanya Rex Hudson. Rex Hudson yang kala itu masih berumur 17 tahun langsung merasakan patah hati yang dibalut kekecewaan dan amarah yang sangat besar, pergi dengan motor sportnya lalu dia mengalami kecelakaan dan menjadi buta.
Lima tahun kemudian dia menentukan sendiri seorang gadis yang dia pilih untuk dia nikahi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara (18+)
Di sekolahan, giliran Yasmin uang menjadi bahan perbincangan para guru yang bertugas piket.
"Bu Yasmin kenapa memakai syal, ya, tadi?"
"Iya, aku juga membatin tadi, cuaca, kan, panas banget kalau mau memasuki musim penghujan, kok, malah memakai syal"
"Bener banget"
Sementara itu, di sebuah rumah mewah tepatnya di kamar luas dan megah, Delia tengah melotot di depan laptop. Gadis cantik super model itu tengah menonton penjelasannya Rex Hudson menanggapi berita pelakor yang Delia sebarkan terlebih dahulu.
Rex Hudson berkata, "Saya tidak pernah menyetujui perjodohan saya dengan Delia Widura. Saya juga tidak pernah mengatakan ke publik kalau saya ini adalah tunangannya Delia Widura. Kalau saya sudah menikah itu karena saya mencintai gadis yang saya pilih dan itu buktinya kalau saya tidak pernah mencintai Delia Widura. Saya mencintai gadis yang saya nikahi karena menikah tanpa cinta bagi saya itu mustahil. Ya, Anda bisa menilai sendiri apakah saya mencintai Delia Widura atau gadis yang saya pilih untuk menjadi Istri saya. Anda juga bisa menilai sendiri apakah Istri saya itu pelakor kalau saya tidak pernah mencintai Delia Widura"
Delia berteriak, "Arrghhhhh!!!!" Sambil menutup kasar laptopnya.
Papanya Rex Hudson pun menonton siaran itu dan menggeram penuh amarah.
Di pelataran parkir restoran mewah,
Yasmin membeliak kaget. "Nonton?!"
"Iya, Non" Sahut Roy.
"Di bioskop?" Yasmin terdengar panik.
"Iya, kenapa memangnya?" Tanya Roy dengan wajah penuh tanda tanya.
"Apa karena aku buta dan tidak bisa nonton makanya kamu takut kalau aku tidak bisa menonton dengan baik?" Rex menoleh ke Yasmin.
"Bukan begitu, Tu....eh, maksud saya, Sayang, emm, saya takut gelap dan saya tidak suka nonton di bioskop"
"Kalau begitu kita tidak usah nonton" Rex menoleh ke Roy.
"Baik, Tuan" Jawab Roy sambil membukakan pintu mobil.
"Masuklah! Gerimis, nih" Rex meminta Yasmin masuk ke mobil lalu Rex berkata ke Roy, "Om Roy tunggu di luar ada urusan sangat penting yang harus aku selesaikan sama Yasmin"
"Baik, Tuan" Roy mundur dan setelah tuan mudanya masuk ke dalam mobil, Roy menutup pintu dan berbalik badan menuju ke restoran untuk memesan kopi dan merokok sambil bergumam, "Aku harus merokok karena aku rasa urusan penting itu bakalan memakan waktu yang sangat lama"
Yani mengekor langkahnya Roy sambil bertanya, "Kenapa Anda masuk kembali ke dalam restoran Pak Roy?"
"Karena Tuan muda dan Non Yasmin mau menyelesaikan urusan yang sangat penting dan itu akan memakan waktu yang sangat lama. Lebih baik kamu ikut masuk ke restoran dan memesan sesuatu untuk dikunyah daripada kamu kedinginan menunggu di luar dan mengantuk" Ucap Roy.
"Baik, Pak Roy" Sahut Yani.
Yasmin mendelik kaget saat Rex bertanya, "Apakah aku boleh mencium kamu sekarang juga, Nona Yasmin?"
"Sa....saya......." Lalu Yasmin diam membisu.
"Oh, kamu pengen dipanggil Nyonya, ya? Baiklah, emm, Nyonya Rex Hudson apakah aku boleh mencium kamu sekarang?"
Yasmin terdiam kelu. Dia kebingungan harus menjawab apa. Kalau menjawab iya, dia malu. Masa iya seorang gadis dengan gampangnya menjawab iya tentang ciuman. Kalau dia menjawab tidak, Rex Hudson pasti kesal. Diam itu paling aman pikir Yasmin.
"Kenapa diam? Oh, kamu pengen dipanggil Sayang? Baiklah, Sayang, apakah aku boleh mencium kamu sekarang?"
Yasmin meremas ujung bajunya dan menggigit bibir bawahnya.
Setelah menunggu beberapa detik tidak ada sahutan, Rex menendang jok mobil depan sambil menggeram, "Aku sudah meminta ijin kenapa kamu masih diam?!"
Yasmin refleks memeluk lengan Rex sambil menyemburkan kata, "Iya, Sayang"
Rex menoleh ke Yasmin, "Iya apa?"
"Anda boleh mencium saya, tapi saya tidak jadi mendapatkan hukuman, kan?"
Rex menyeringai lalu dia mencium bibir Yasmin sambil bergumam, "Soal hukuman kita lihat dulu sudah sampai level mana kemahiran kamu dalam berciuman"
"A.....apa?!" Yasmin refleks mendorong dada Rex dan Rex menarik tengkuk Yasmin untuk memperdalam ciumannya.
Menyusupkan lidah dengan tangan meremas titik kenyal favoritnya membuat Rex mengerang frustasi.
Yasmin terlalu manis dan aku tidak bisa menahan diri lagi.
Yasmin yang masih memejamkan mata menarik kepalanya sambil bergumam, "Sayang, ini di dalam mobil"
"Mobil kacanya reflektif nggak akan kelihatan dari luar" Rex menarik tengkuk Yasmin untuk kembali memagut bibir manis istrinya.
Lidah panas dan harum napas mereka beradu dengan sempurna dengan bunyi ketukan air hujan. Degup jantung keduanya terdengar beradu kencang.
"Aku senang merasakan degup jantung kamu" Bisik Rex sambil menyusupkan tangannya di bawah roknya Yasmin.
"Ah! Sayang jangan begini!" Yasmin tersentak kaget dan refleks menarik tangan Rex dari lembah kenikmatan.
Rex menggerakkan tangannya di atas paha dan menciumi leher Yasmin sambil berkata, "Kenapa? Kau Istriku"
"Iya....tapi jangan begini! Nanti di rumah saja, ya" Yasmin masih berusaha menarik pelan tangan Rex dari lembah kenikmatan.
"Aahhhh!!!" Yasmin membeliak kaget saat Rex menggigit pundaknya.
Yasmin melemas saat jari Rex menyusup masuk di bawah sana.
Rex berbisik di telinga Yasmin, "Aku tidak bisa melihat ekspresi kamu saat ini karena aku buta, maka sebagai gantinya panggil namaku kalau kamu merasakan kenikmatan"
"Ahhhhh!!!!!Sayang......Aahhhhh!!!!" Jantung Yasmin berdegup sangat kencang, pinggulnya terangkat, dan kepalanya mendongak ke atas saat Rex memasukkan dua jari di bawah sana.
Rex berbisik, "Kamu menyukai hukumannya?"
"Aahhhh!!!! Katanya tidak akan dihukum.....ahhhhh!!! Sayang....saya sudah pandai berciuman, kan, Aahhhhh........ Ahhhhh!!! Sa.....Saya sudah bisa bernapas dengan benar waktu berciuman tadi....ahhhhh!!!!" Yasmin terdengar serak dan pasrah.
"Tapi, kamu menyukai hukumannya, kan" Bisik Rex sambil terus memainkan dua jarinya di bawah sana dengan liarnya.
Yasmin mengerang frustasi saat Rex mengulum puncak yang menegang. "Aahhhhh!!!!"
"Panggil namaku!" Ucap Rex sambil memainkan bibir di titik kenyal favoritnya dan terus memainkan dua jarinya di bawah sana.
"Rex Hudson........Sayang......ahhhhhhh!!!!!" Pinggul Yasmin terangkat tinggi dan jiwanya hampir terlepas saat dirinya sampai di puncak kenikmatan.
Rex tersenyum mendengar lengking kepuasan yang meluncur bebas dari mulut istrinya, kemudian pria tampan itu menarik Yasmin ke atas pangkuannya dan Yasmin membeliak kaget saat Rex berkata, "Bergeraklah!"
"Sa....saya malu"
"Bergeraklah!" Rex mengulangi perintahnya.
Yasmin bergerak perlahan di atas pangkuannya Rex dan perempuan itu menjerit lirih saat dirinya merasakan kenikmatan yang sangat menggigit.
"Jangan berhenti!" Geram Rex.
Yasmin semakin mengerang parah saat dia terus bergerak dan merasakan kenikmatan yang semakin lama semakin menggigit.
"Arrghhhh!!!!" Rex mengerang dan sambil menengadahkan kepalanya ke atas saat istrinya bergerak semakin cepat sementara Yasmin terus menjerit lirih saat kenikmatan yang semakin hebat mendera raga dan jiwanya.
Dinginnya cuaca di luar karena hujan deras, tidak mampu meredakan bara gairah di antara Yasmin dan Rex.
dah habis aja😭
☕️ dulu buat ka author