NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG

TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Ibu Pengganti / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Emily

Gisella Arumi tidak pernah menyangka akan menjadi istri kedua Leonard Alfaro kakak iparnya sendiri setelah ia menyebabkan Maya saudaranya koma karena kecelakaan mobil. Gisella yang mengendarai mobil di hari naas itu terlibat kecelakaan beruntun di jalan tol.

"Kau harus bertanggung jawab atas kelalaian mu, Ella. Kamu menyebabkan kakak mu koma seperti sekarang. Kau harus menikah dengan Leonard. Mama tidak mau Leo sampai menikahi perempuan lain untuk merawat Noah", tegas Meyda mamanya berapi-api sambil menunjuk wajah Gisella.

Bak tersambar petir di siang bolong, Gisella menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau. Aku akan bertanggung jawab mengurus keponakan ku tanpa harus menikah dengan Leonard. Bahkan aku tidak mengenalnya–"

Plakk!

Tamparan keras Rudi sang ayah mbuat Ella terkejut. Gadis itu mengusap wajahnya yang terasa perih. Matanya pun memerah.
"Kenapa papa menampar ku?"

"Karena kau anak tidak tahu di untung. Kau pembangkang tidak seperti Maya. Kau sudah menyebabkan kakak mu koma!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEMAKIN MENGAGUMI LEONARD

"K-enapa kaki ku tidak bisa di gerakkan? Bukankah dokter bilang akan bisa bergerak setelah kesadaran ku beberapa saat? T-api sampai sekarang tidak bisa", teriak Maya tiba-tiba histeris.

 Maya menghunuskan tatapan tajam pada Ella. "A-pa yang kamu lakukan pada ku Ella? Semua yang menimpa ku karena kamu!", ketus Maya sambil menepiskan tangan Ella yang sedang menyeka tubuh Maya.

"Jauhkan tangan mu dari ku, kau pembawa sial!"

"Maya! Kamu ini baru sadar dari koma tapi malah menuduh adik mu yang tidak-tidak", ujar Leonard nampak kesal pada Maya.

Meyda segera menenangkan Maya.

 "Sayang...jangan bicara seperti itu pada adikmu sayang", ujar Meyda mengambil handuk kecil dari tangan Ella yang terdiam mendengar perkataan Maya padanya.

Meyda menarik pelan tangan Ella menjauh dari Maya.

"Sebaiknya kamu pulang sayang. Kita harus memaklumi kondisi kakak mu yang masih labil. Biar mama yang mengurus dan bicara pada kakak mu pelan-pelan. Maafkan mama membuat mu dalam masalah seperti ini Ella", ucap Meyda sambil mengusap lembut wajah Gisella yang terlihat sedih setelah mendengar perkataan Maya barusan untuknya.

Ella menganggukkan kepalanya.

*

Ella menuruti ucapan Meyda, untuk pulang ke rumah. Sungguh hati Ella sangat sedih mendengar tuduhan Maya padanya. Bahkan Maya dengan sangat jelas mengatakan ia pembawa sial.

Selama ini Maya tidak pernah berkata kasar seperti tadi padanya. Apalagi sampai-sampai mengatakan Ella pembawa sial.

Begitu sampai di mansion, Ella memilih naik ke lantai empat ruang gambar untuk menyelesaikan sketsa pekerjaan perusahaan Leonard yang sedang mereka kerjakan. Masing-masing arsitek di beri tugas mengerjakan satu blok perumahan itu.

Sementara sketsa tugas kuliah sudah selesai atas bantuan Leo yang berbaik hati membantunya menyelesaikan detail desainnya.

Ella menghembuskan nafas seraya melepaskan sling bag dari tubuhnya. Kedua matanya terlihat sendu.

Gadis itu menatap sketsa di hadapannya. Mulai membenamkan diri dengan pekerjaannya, melupakan kesedihannya.

Kini jam di dinding menyentuh angka sebelas lebih, Ella semakin fokus dengan pekerjaannya sampai-sampai tidak menyadari Leonard pun sudah berada di ruang gambar bersamanya. Memperhatikan Ella sejak beberapa saat yang lalu.

Ia memutuskan pulang ke rumah, walaupun Maya memintanya tinggal bersamanya di rumah sakit. Meyda beralasan, Leonard harus mengurus Noah juga. Akhirnya Maya tidak bisa menuntut apa-apa.

Perlahan Leo mendekati Ella. "Apa kau sedang mengerjakan perumahan satelit yang sedang kita bangun?"

Kehadiran Leo mengangetkan Gisella. "Kak. Kenapa kau pulang?", tanya Ella menghentikan pekerjaannya dan menatap Leonard.

"Kakak mu baik-baik saja, mama memintaku pulang menjaga Noah. Ya aku memilih pulang", jawab Leo sambil mengambil pensil yang tersemat di telinga Ella.

Leonard mengalihkan perhatiannya pada denah perumahan mewah tipe minimalis yang sedang perusahaannya bangun di area Bogor. "Besok kita harus ke lokasi, kamu harus ikut agar terjun langsung kelapangan Ella. Seorang arsitek profesional itu tidak mudah. Sebagian ada yang mengejar hasil sebesar-besarnya. Berbeda dengan ku", ucap Leonard tanpa menatap Ella.

"Iya. Aku sangat bersemangat menunggu esok hari. Ini pekerjaan pertama ku yang terjun langsung kelapangan", jawab Ella. Ia kembali berkutat dengan pekerjaannya. Terlebih ia bekerja bersama Leo.

Ella senang saat Leonard membimbingnya, karena laki-laki itu mentor yang sangat baik bahkan ia selalu memperhatikan detail sekecil apapun tak jarang juga mengkritik pekerjaan Ella jika tidak sesuai seperti yang ia inginkan.

Ella nyaman bekerja di dekat Leonard. Banyak ilmu yang ia dapat. Terlebih Leo tidak mau menekan cost demi mendapatkan keuntungan yang banyak. Kualitas dan keamanan hasil bangunan yang utama buat Leonard ketika mengerjakan suatu proyek.

Laki-laki itu juga sangat memperhatikan keselamatan pekerjanya.

Semakin mengenal Leonard, membuat Ella semakin mengagumi laki-laki itu.

*

Keesokan harinya...

Ella dan beberapa orang tim yang tergabung dalam tim arsitek di perusahaan milik Leonard pergi ke Bogor mengunakan mobil perusahaan.

Semua orang yang tergabung dalam tim itu, sangat menyukai Gisella yang selalu ramah pada semuanya walaupun ia istri pemilik perusahaan bahkan mau pergi bersama-sama satu mobil seperti sekarang.

Sebenarnya Leonard sudah menyuruh Ella untuk pergi bersamanya setelah Leo menyelesaikan meeting.

Tapi Ella merengek agar Leo memberi izin ia pergi bersama-sama teman satu timnya. Pada akhirnya Leo memberikan izin itu pada Ella dengan syarat Ella harus mengenakan perlengkapan keselamatan saat berada di lokasi. Dan pulangnya nanti Ella harus bersama Leonard. Ella menurutinya.

Ella sangat antusias melihat para pekerja bangunan secara langsung. Sebagian rumah yang posisinya terletak di depan sudah selesai di kerjakan. Ella dan rombongan fokus dengan pembangunan di bagian belakang.

Beberapa jam berlalu, Ella tetap bersemangat berada di lokasi proyek walaupun sebagian teman-temannya sudah sangat kelelahan karena di bawah terik matahari hari secara langsung.

Leonard menggelengkan kepalanya melihat Ella bahkan ikut mengaduk semen dengan beberapa tukang bangunan.

"Gadis itu begitu semangat sekali", ujar Leo memperhatikan Ella dari dalam mobilnya. Ia baru saja sampai ke lokasi dan langsung di sajikan pemandangan Gisella seperti itu. Bahkan tidak takut panas dan kotor.

Leonard turun dari mobilnya. Ia datang tidak sendirian namun bersama Agra juga, tapi sekarang asistennya tersebut berada di perumahan bagian depan memeriksa keadaan di sana.

Melihat Leonard datang membuat anak buahnya yang sedang beristirahat segera berlarian ke lokasi bangunan.

Leonard menghampiri Ella, memeriksa hasil adonan semen yang ia buat besama beberapa tukang.

"Good. Kamu melakukan pekerjaan dengan sangat baik Ella. Tapi sebaiknya sudahi saja biar mereka yang mengerjakannya. Aku tidak menyuruh mu terjun ke lokasi untuk menjadi mereka, tugas mu memeriksa dan mencatat semuanya Ella. Termasuk memfoto pekerjaan ini", ujar Leonard menarik tangan Ella.

Wajah gadis itu penuh keringat. Jelas saja karena sejak sampai di lokasi langsung berada di bawah matahari yang saat ini begitu terik.

Leonard menarik tangan Ella menuju mobilnya. "Kak, pekerjaan ku belum selesai, aku harus menyemen tembok–"

Leonard mengernyitkan keningnya.

"Tidak perlu. Badan mu berkeringat dan bau matahari. Dinginkan di dalam mobil", perintah Leonard sambil membuka pintu agar Ella masuk.

Dengan wajah merah, Ella menatap Leo. "Tapi kak–"

"Turuti perintah ku, atau aku tidak akan pernah lagi menyuruh mu ke lokasi proyek, Ella!"

Di ancam seperti itu membuat Ella mencebikkan bibirnya. "Uhh...kakak pemaksa sekali, aku ingin terjun langsung. Supaya tahu kualitas bangunan yang sedang di kerjakan"

Leonard tidak menghiraukan ucapan Gisella. Ia menekan kepala gadis itu agar segera masuk ke dalam mobilnya. Kemudian menutup rapat pintu mobil itu.

Bahkan Ella menggedor kaca dengan kesal. Leonard tertawa melihat kelakuan Gisella seperti itu.

...***...

To be continue

Tinggalkan komentar kalian ya 🙏🏻

1
Nurlaela tul Ildiah
Luar biasa
Djuhairiah Riah
banyak anak banyak tezky
Idha Giatno
Luar biasa
Supriyani
❤️
Supriyani
saya suka alur cerita ini
Sahna Yulianto
Kecewa
Sahna Yulianto
Buruk
Mei Prw
luar biasa
Ida Rassya
Luar biasa
Dendi Dewantara
mulai nyaman bacanya
dina
Luar biasa
Nia Nara
Percayalah aku tau banget rasanya menjadi gisella. Hidup dibawah tekanan dan paksaan itu bener2 gak enak.
mang tri
vanasss 🔥🔥🔥🔥😍😍😍
Dewi Fuzi
wah bener bener anak durhaka udah dapet karna tp gak sadar juga
Anita Candra Dewi
hampir mirip cerita sebelah cm kakaknya pura2 mati, trus dtg minta suaminya lagi
mang tri
Suka bilang boss 😍
Patrish
puasa dulu boz... 40 hari...
Lismayati Hy
mantap cerita nya
Lismayati Hy
cerita nya bagus sekali
Patrish
karya yang menarik... alur cerita mudah dipahami...disajikan dengan tata bahasa yang bagus... kalimat yang selalu pas untuk menggambarkan situasi.. konflik sederhana dan sangat real...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!