NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Viral

Sorot cahaya matahari yang sudah mulai terik menemani Evan yang mengendarai motor menuju POM bensin dimana dia menurunkan Calista kemarin sore entah kenapa gadis itu lebih memilih turun di pinggir jalan dan tidak memintanya langsung mengantarkan ke kost tempat ia tinggal. Jam tujuh set dia sudah harus sampai, sebenarnya Evan masih sedikit mengantuk karena efek begadang tadi malam, tapi karena Calista sudah menerornya dengan mengirim pesan beruntun, belum lagi notifikasi dari salah satu aplikasi media sosial yang terus berbunyi sejak kemarin malam, membuat Evan mau tidak mau bangun dan bergerak untuk menunaikan janjinya.

"Epan!" Teriak Calista dengan tangan yang terangkat tinggi melambai pada Evan yang masih berjarak sepuluh meter dari tempat dia berdiri.

"Berisik!" Pekik Evan saat sudah menghentikan motornya di depan Calista.

"Suka-suka Caca," sahut gadis itu sembari mengangkat bahunya acuh. Evan memutar matanya malas melihat tingkah Calista tanpa berniat menyahuti, sepertinya Evan sudah mulai membiasakan diri dengan sikap gadis yang sesuka hati itu.

Tanpa bicara Evan mengambil helm pink bergambar kuromi yang ia beli random di salah satu lapak penjual pinggir jalan saat perjalanan pulang kemarin malam. Calista sedikit terkejut melihat helm itu, apalagi helm itu dipegang Evan mengantung di udara.

Pria itu tidak bicara, ia hanya mengerakkan dagunya mengisyaratkan agar Calista segera menyusupkan kepalanya ke dalam helm itu.

"Apa geleng-geleng gitu? Epan kayak ayam tetelo," celetuk Calista yang membuat mata Evan seketika melotot sebal, untung pacar kalau bukan udah Evan tinggal.

"Lu kalau ngomong nyebelin juga ya, pake helmnya," ucap Evan dengan menahan kesal.

Calista pun menyusukan kepala ke helm baru yang Evan pegang, setelah helm terpasang dengan baik tangan Evan pun beralih ke setir motor kesayangannya.

"Buruan naik, udah siang," ketus Evan berkilah, sebenernya bukan karena siang tapi karena Evan ingin cepat pulang ke apartemen lagi dan melanjutkan tidurnya.

"Iya iya, nggak sabaran banget sih pacar aku," sahut Calista sembari memijakan kakinya di pijakan motor yang sudah Evan turunkan.

Meski ketus dan sedikit suka berkata kasar tapi Evan cukup perhatian, salah satunya dengan menurunkan pijakan kaki. Calista pun naik dan seperti kemarin dia hanya memegang tepian baju Evan, dia tidak cukup berani untuk melingkarkan tangan di perut seksi pria itu.

Motor Evan melaju dengan kecepatan sedang, membawa sepasang pacar pura-pura itu menuju kampus Nolite.

"Evan udah sarapan belum? Kita sarapan bareng yuk. Caca juga belum sarapan soalnya, mau masak nggak keburu, kita makan bubur ayam aja Epan mau nggak? Atau Epan mau sarapan yang lain? Caca pemakai segala kok, Evan nggak perlu khawatir Caca suka apa nggak. apapun yang Epan pengen buat sarapan pagi ini Caca ngikut. Jadi gimana? Kita sarapan di mana Epan?!"

Calista bercerocos ria sampai Evan geleng-geleng mendengar ucapan yang sepeti kereta wush itu, Evan bahkan tidak bisa mendengar keseluruhan kata yang pacar bawelnya katakan. Dia hanya menangkap kata 'pemakan segala' apa gadis ini sedang menjelaskan tentang Omnivora?

"Pelan-pelan kalau ngomong, gue nggak bisa denger!" Teriak Evan sedikit keras, mereka berdua memakai helm dan keadaan jalan juga cukup bising dan ramai.

"Mau-Sarapan-caca-lapar!" Calista mengeja satu persatu kata-kata utama dari maksud dakwah modusnya yang tidak terdengar oleh pacarnya, kali ini dia juga menaikkan suaranya agar Evan bisa mendengar dengan jelas.

"Mau apa?"

"Heh?"

"Lu mau sarapan apa?" Ulang Evan dengan sedikit memekik jengkel.

"Apa aja asal sama Epan!"Teriak Calista sampai membuat beberapa pengendara di sekitar mereka menoleh.

Hening, tak ada sahutan dari laki-laki itu. Malu, Evan merasa malu saat mereka menjadi pusat perhatian di tengah ramainya jalan raya pagi itu. Ia pun sedikit menambah kecepatan agar lekas sampai kampus.

Beberapa meter sebelum sampai area kampus motor Evan berbelok ke kiri masuk ke gang kecil yang tidak lagi aspal, melainkan paling blok.

"Kita kemana? Caca mau diajak kemana?" Tanya Caca sembari memperhatikan kanan kiri jalan yang mereka lewati.

Berbeda dengan keadaan jalan raya yang bising dan ramai, setelah melewati dua puluh meter tembok pagar tinggi yang mengapit jalan, mereka memasuki area kebun mangga yang cukup lebat.

"Epan pagi-pagi mau mesum kah?" Gumam Caca saat mereka melewati kebun mangga.

Motor Evan berhenti di depan sebuah warung tenda dengan gerobak warna hijau bertuliskan lontong sayur, lontong tahu dan gado-gado.

"Turun," titah Evan sembari menstandarkan motornya.

Calista pun turun dari mulai melepas helm pink yang nangkring di kepalanya. Warung lontong itu cukup ramai meski berada di pedalaman seperti ini, pedalaman dalam artian tidak berada di jalan besar, tapi berada di perkampungan kecil di belakang kampus. Terbatas tembok tembok pagar tinggi yang dibangun pihak kampus.

Evan mengambil helm milik Calista, lalu mengaitkan helm mereka dipengaruhi yang ia pasang di motornya. Evan menarik tangan Calista yang sedari tadi diam mematung mengamati gerobak tempat si penjual meracik dagangannya.

"Lu mau lontong sayur apa lontong tahu?" Tanya Evan setelah mereka duduk di kursi plastik.

"Lontong sayur aja," jawab Calista sembari meletakkan totebag di kursi kosong di sampingnya.

Evan bangkit dari kursi plastik lalu berjalan menghampiri penjual yang sedang sibuk membuatkan pesanan pelanggan lain. Sementara Evan memesan sarapan mereka Calista membuka ponsel yang sejak tadi bergetar.

Dahinya berkerut kecil melihat dua puluh lima pesan yang terdiri dari sahabatnya.

"Laura ngapain spam chat sih?" Gumam Calista bertanya pada dirinya sendiri.

Manik hitam Calista melebar saat membuka aplikasi pesan dan mulai membaca rentetan gelembung pesan dari sang sahabat. Tangan Calista sampai menutup mulut yang terbuka saking terkejutnya.

"Kenapa Lu?" Tanya Evan yang merasa heran dengan ekspresi wajah Calista.

Perlahan Calista mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, ia menatap Evan dengan tatapan mata yang sama, berbinar terang dengan keterkejutannya. Evan meletakkan teh hangat miliknya dan Calista di meja dengan tatapan aneh yang tak lepas dari pacar sementaranya.

"Kita jadi artis Epan," celetuk Calista yang membuat dahi Evan semakin penuh kerutan.

"Kita? Artis? Artis apaan? Nggak usah ngaco, Lu laper sampe ngelahu gitu Ca, bahaya banget Lu kalau lagi laper," sahut Evan sambil menggeleng pelan.

"Ih siapa yang halu sih, nih kalau nggak percaya."

Calista menyodorkan ponselnya kearah Evan untuk menujukan akun media sosial menfess Nolite yang ramai membicarakan mereka berdua. Teh yang baru saja menyentuh tenggorokan Evan menyembur keluar dengan kekuatan penuh saat melihat fotonya dan Calista, mereka terlihat dekat karena foto itu diambil saat Evan mengaitkan pengaman helm Calista di parkiran kampus.

Evan meletakkan gelas teh dengan sedikit kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras, Calista terjingkat kaget dan segera menarik kembali ponselnya.

"Maaf," lirih Calista dengan menunduk.

"Ngapain Lu minta maaf?" Evan menatapnya dengan aneh.

"Kamu nggak suka ya kita jadi artis Nolite, kamu marah?"

Calista mencuri-curi pandang dengan takut pada pacarnya itu. Evan menghela nafas, tidak seharusnya dia sepeti ini di depan Calista. Evan memang tidak suka menjadi sorotan meskipun selama ini dia kan dua sahabatnya menjadi bahan yang selalu asik dibicara di Nolite.

"Nggak, gue nggak marah," sahut Evan meski wajahnya masih terlihat tegang.

"Yakin?" Tanya Calista masih sedikit takut.

Evan hendak menjawab tapi ia urungkan saat si abang penjual datang dan meletakkan dua lontong sayur pesanan mereka.

"Silahkan dimakan," ucap pria itu dengan ramah.

"Iya Pak, terima kasih," sahut Calista dengan senyum manis.

Pria itu pun mengangguk kecil lalu pergi menjauh. Evan langsung menyantap lontong miliknya dengan suapan besar, seperti sedang melampiaskan rasa kesalnya pada sepiring lontong dengan kuah sayur bersantan itu.

1
Jasmine
Ciee so sweet uluh uluh, cueknya Evan itu aslinya dia perhatian banget lho sama Caca . Fix sih ada perasaan Evan sama Caca😍🤭
Aishiteru❤‍🔥
wahhh si gaby mulutnya kayak. gak di sekolah in. padahal anak hukum loo bisa2 nya di merendahkan fakultas lain. yaa sama saja di menjelekkan kampusnya sendiri dong
Aishiteru❤‍🔥
cara ngebahagiain Caca gampang banget.
cukup dengan memberi makan kucing saja Caca udah bahagia banget
Aishiteru❤‍🔥
mau ngakak tapi takut bikin evan tambah bad mood. bisa2 nya si evan di kira kang maling burung 🤣🤣🤣🤣
Aishiteru❤‍🔥
miris banget kehidupan kamu Ca.
semoga kebahagiaan cepat menghampiri kamu
Desi Sari
gk enak bgt jd caca harus bisa menahan sakit hati yg tiap hari di kasih oleh Bibi nya, ini paman nya kmn kh gk tanggung jwb bgt minta caca disana tp dikasarin dan di kejamin sm istrinya diem2 bae
Desi Sari
kan bner evan udh beneran suka dan cinta tp blm mau ngaku itu cinta tp sekedar tanggung jwb pdhl perlakuan evan je caca udh ky org pacaran beneran loh bukan pura2
Desi Sari
syukurin gaby mlah menuai kritikan harusnya bikin dia sadar mlah mah sombong dan gk merasa bersalah
Aishiteru❤‍🔥
di mulut bisa gak khawatir sama Caca ehh di hati dia mengkhawatirkan caca
Aishiteru❤‍🔥
entah apa yang di sembunyikan sama caca. kok dia kekeh banget gak mau di antar pulang sama evan
Aishiteru❤‍🔥
helehhhh....
kalau pas lagi bawel saja bilang cerewet lah, berisik lah.
coba nanti kalau si caca diem. pasti kelimpungan tuh si evan
Jasmine
Ciee Evan pasti lama2 jatuh cinta beneran nih sama Caca wkwk
Caca tuh cerewet karena peduli sama kamu Evan . Ada ada Evan masa dari dulu belum pernah makan sayuran . Sayuran sehat tauuu
Desi Sari
evan omongannya bikin diabetes manis bgt ini dr dlm hati ngomong nya ap cuma buat nyenengin caca sih.
tp keknya evan udh cinta ke caca tp gk sadar deh
Aishiteru❤‍🔥
itu si Bobby mau makan apa gelut kok rusuh banget/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Desi Sari
wah ini evan beneran ngebela krn cinta ap krn harga diri calista
Desi Sari
evan nnti klo putus kebayang2 sm kelakuan unik caca gk sih
Risty Hamzah
Mungkin di balik ceria dan bawelnya caca buat nutupinn hidup nya menyedihkan
Fitri HY
.waowww Gaby "lucu"

.ciyeee Evan ciyeee🥰🥰🥰
Risty Hamzah
Hebat ya caca padahal kelihatan nya seperti cewek manja dan cengeng eh gk tau nya dia cewek mandiri dan pekerja keras
Riri Fafa
aku curiga di gaby ini kalau makan lauk nya pake batako sama semen
gak pernah makan daging deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!