~Berawal dari kesal jadi suka~
Senja Aurelia dan Fajar Mahardika, yang memiliki perbandingan mencolok dari sisi ekonomi. Senja hanyalah seorang anak panti, berbeda dengan Fajar yang terlahir di keluarga kaya. Keduanya juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama pintar. Semua murid SMA Cempaka pun tau pasti siapa yang akan jadi juara 1. Siapa lagi kalo bukan Senja ya Fajar. Jika yang memperoleh juara 1 Senja, maka yang meraih juara 2 dapat dipastikan adalah Fajar. Begitu pula sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Penyuka Berondong
Senja memasuki rumah mewah di depannya dengan langkah ringan dan hati yang riang.
"Permisi Bu Marta" ucap Senja sembari mengetuk pintu yang terbuka sebelah. Dilihatnya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu duduk di kursi ruang tamu, dengan memegang sebuah album foto ditangannya.
"Eh Senja, masuk nak." Marta segera menutup buku album foto tersebut.
"Oh iya Senja, kamu hari ini tidak mengajar dulu tidak apa-apa kan ?" tanya Marta dan Senja mengernyitkan dahinya pertanda bingung.
"Kalo boleh tau kenapa ya Bu ?" Senja balik bertanya pada Bu Marta.
"Jadi Zian sedang sakit. Sebenarnya saya sudah ada niatan untuk mengabari kamu kalau les hari ini diliburkan dulu. Akan tetapi anak itu meminta agar kamu tetap datang. Apa kamu tidak keberatan jika saya suruh untuk menemani Zian saja ?" Senja mengangguk mengiyakan.
"Tidak apa-apa kok Bu saya mau"
"Terima kasih ya Senja. Anak itu dari tadi juga tidak mau makan, padahal sudah saya paksa. Katanya dia cuma mau makan kalau disuapi sama kamu. Huh, saya benar-benar tidak habis pikir sama anak itu."
"Bukan apa-apa Bu. Justru saya yang berterima kasih pada Bu Marta, telah memberikan pekerjaan ini pada saya. Saya tidak tau apa jadinya jika tidak dipertemukan dengan sosok yang baik seperti Ibu. Masalah Zian yang tidak mau makan, biar urusan saya Bu. Saya pun senang, berasa punya adik laki-laki hehehe."
"Sekali lagi terima kasih ya Senja. Kamu begitu baik" Bu Marta mendekat kepada dirinya dan tiba-tiba saja dirinya dipeluk.
Senja tentu saja merasa kaget. Namun tak lama ia merasakan perasaan hangat. Ia seperti merasakan pelukan dari seorang ibu. Pelukan ini terasa berbeda dari pelukan biasanya bersama Bu Asri. Tak sadar air mata sudah menetes membasahi pipinya.
Bu Marta melepaskan pelukannya, dan didapati Senja yang mengusap air mata.
"Kenapa kamu menangis ?" Bu Marta menangkup pipi Senja dengan kedua tangannya.
"Saya merindukan Ibu saya Bu" jawab Senja dengan senyuman yang dimata Marta terasa pilu.
"Memangnya Ibu kamu kemana ?"
"Saya juga tidak tau dimana Ibu kandung saya berada. Tapi satu hal yang pasti, Ibu dan Ayah saya tidak menginginkan kehadiran saya dihidup mereka. Kalau mereka tidak seperti itu, mana mungkin kan saya dibuang."
Dan saat itu Senja tak bisa menahan tangisnya. Ia menangis sesenggukan. Marta menarik Senja kembali dalam pelukannya. Ia mengusap punggung Senja begitu sayang.
"Maafkan saya Senja, saya tidak tau. Jika kamu mau, kamu boleh menganggap saya seperti Ibu kandung kamu sendiri."
"Tidak apa-apa Bu Marta. Benarkah boleh Bu ?" Senja melepaskan pelukannya dengan Bu Marta. Menatap wanita paruh baya tersebut, mencari sebuah kepastian.
"Sangat boleh Senja"
"Terima kasih Bu Marta" kata Senja dengan senyum tulusnya dan dibalas pula oleh Bu Marta. Beliau mengelus puncak kepala Senja pelan.
...🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺...
"Zian, ini kak Senja." kata Senja yang sudah ada di kamar Zian, karena Bu Marta sendiri menyuruhnya untuk langsung masuk saja. Ia pun tak sendirian. Ada Bu Marta yang turut menemani dirinya.
Ditangannya sudah ada nampan yang berisi makanan dan obat untuk anak didiknya yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
Zian perlahan membuka matanya. Bocah yang duduk dibangku SMP itu hanya berbaring lemas.
"kak Senja" jawab Zian dengan lemah. Meski begitu, tak lepas sebuah senyuman dari bibirnya yang sekarang nampak pucat.
Senja mendekat dan kemudian menyentuhkan punggung tangannya pada dahi Zian.
"Ya ampun, panas banget." Senja menoleh ke arah Bu Marta dan Bu Marta sendiri menghela nafas lelah.
"Begitulah anak itu Senja. Padahal sudah saya tawarkan untuk dipanggilkan dokter saja biar keadaannya diperiksa. Tetapi dia dengan keras kepala menolaknya. Ia minta dengan kedatangan kamu saja sudah cukup baginya."
"Mamaa" rengek Zian
Senja hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan ajaib Zian.
"Tak apa Bu Marta, biar saya yang merawat Zian."
"Ya sudah kalau begitu. Saya serahkan pada kamu ya." Marta sebenarnya enggan. Menurutnya Senja sudah seperti babysitter saja bagi Zian. Tapi mau bagaimana lagi, anak laki-lakinya benar-benar keras kepala. Dan jika keinginannya tidak dikabulkan, yang ada sakitnya tak akan kunjung sembuh.
Setelah berkata seperti itu, Marta meninggalkan Zian dengan Senja.
Zian bangkit untuk duduk dan menyandarkan badannya. Senja turut membantu cowok itu.
"Kamu makan ya Zi, kakak suapin."
"Iya kak mau" ucap Zian penuh semangat, sembari menganggukkan kepalanya.
"Awh" rintih Zian. Kepalanya kini terasa pusing.
"Kamu si, nganggukin kepala sebegitu semangatnya. Padahal kamu lagi sakit, tapi kelakuannya kayak orang sehat aja."
"Hehehe" cengirnya
"Aaa" Senja menyodorkan sesendok bubur ke depan mulutnya Zian. Dan bocah SMP itu segera membuka mulutnya, menerima suapan dari Senja.
"Gini dong, mau makan." Senja mengelus puncak kepala Zian pelan.
"Kalau kak Senja jadi perhatian ke Zian kayak gini pas sakit, mending Zian sakit aja..." belum selesai perkataannya, Zian sudah terbatuk-batuk.
"Uhuk uhuk" Senja segera mengambil gelas berisi air putih dan membantu Zian untuk minum.
"Makanya, kamu jangan makan sambil bicara. Jadinya keselek kan."
"Iya kak, gak lagi deh hehe."
Keduanya hening selama proses suap-menyuapi. 🤣🤣 Kek apa aja dah proses suap-menyuapi.
Setelah Zian menghabiskan buburnya, ia meminum obat yang dibawakan Senja.
"Ini diminum ya, biar cepet sembuh." Zian mengangguk mengiyakan.
Senja membereskan peralatan makannya di atas nampan kembali. Dan diletakkannya nampan tersebut diatas nakas.
"Kak Senja"
"Iya Zian"
"Mau peluk"
"Ha ?"
"Kak, Zian mau peluk. Boleh ya ?" Bocah itu mengeluarkan raut muka memelasnya.
Senja tak habis pikir. Tapi ya sudahlah ya, ia iyakan saja permintaan Zian. Anggap saja dirinya seperti kakak yang baik kepada adiknya.
Senja merentangkan kedua tangannya dan segera disambut oleh Zian untuk memeluk gadis itu.
"Akhirnya..." Zian dalam berteriak kegirangan. Ya gimana tidak girang coy, dia bisa memeluk orang yang disukainya. Sangat-sangat bangga dong dirinya. Namun ada perasaan lain yang menyusup ke dalam hatinya. Seperti perasaan hangat, layaknya saudara kandung yang tengah berpelukan.
"Loh kok nangis ?" tanya Senja heran setelah pelukannya terlepas dari Zian dan melihat wajah anak didiknya yang sedang basah oleh air mata.
"Gak tau kenapa, aku kangen sama kakak aku hiks."
"Kamu punya kakak, Zi ?"
"Iya. Kata Mama sama Papa, Zian sebenarnya punya kakak perempuan. Tapi sayangnya, kakak Zian sudah meninggal, sesaat setelah dilahirkan ke dunia ini."
Air mata turun kembali tanpa bisa Zian cegah. Senja menangkup kedua pipi Zian dengan tangannya. Ia menghapus air mata yang turun membasahi pipinya Zian.
"Kamu bisa kok, menganggap aku sebagai kakak kandungmu sendiri Zian."
Senja merasa de javu sekarang. Ah, iya ingat. Hal ini juga terjadi beberapa menit yang lalu.
"Zian nggak mau. Zian maunya kak Senja sebagai pasangan aku."
"Hah... Sudahlah. Dasar bocah." batin Senja
"Terserah kau saja Zian" Senja melirik Zian malas.
"Hehehe" Zian tersenyum melihat ekspresi kesal Senja. Padahal beberapa detik yang lalu dirinya baru saja menangis.
"Kak, Zian boleh minta sesuatu lagi kan. Kalau kakak nggak bisa memenuhinya sih, Zian bakalan susah buat sembuh."
Bocah didepannya kini baru saja mengancamnya bukan ? Astaga... Tidak Fajar, tidak Zian, sama saja. Tapi ini lebih parah sih. Kecil-kecil dah begini, bagaimana besarnya nanti. Mau jadi tukang palak apa. Tukang palak kan juga identik dengan sifat memaksanya.
"Iya Kakak bakal menuhin permintaan kamu"
"Kalau begitu besok kita kencan mumpung hari sabtu, titik."
"Haaaa......."
Kencan katanya ? Kencan woy, k.e.n.c.a.n.
Ya kali dirinya kencan sama bocah. Tidak mau lah dirinya disebut penyuka berondong. Tapi bagaimana lagi, ia pun tak bisa menolak.
Dahlah, Senja pengen mengundurkan diri saja rasanya. 😌
Ada yang mau menggantikan Senja sebagai guru privat nya Zian tidak ???
Dicari cepat !!!