NovelToon NovelToon
Aku Masih Normal

Aku Masih Normal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / TKP / Kontras Takdir / Bercocok tanam
Popularitas:983
Nilai: 5
Nama Author: Ruang Berpikir

Anzela Rasvatham bersama sang kekasih dan rekan di tempatkan di pulau Albrataz sebagai penjaga tahanan dengan mayoritas masyarakat kriminal dan penyuka segender.

Simak cerita selengkapnya, bagaimana Anz bertahan hidup dan membuktikan dirinya normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ruang Berpikir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7_Dua Perempuan

Anz melirik sisi kiri, kanan sekilas, yang kemudian segera berkata lantang “SIAP.”

“Kamu, perempuan kenapa tersesat sendirian di sini, kenapa tidak di rumah saja, mengurus orangtua, suami dan anak. Ingat,” menaikkan jari telunjuk tepat di hadapan wajahnya Anz “pekerjaan seorang perempuan hanya sebatas kasur dan dapur.”

Albert mendengar penuturan laki-laki bertubuh atletis itu, menunjukan sorot pandangan mata tajam, menggigit gigi gerahamnya kuat. Hendak berkata namun terhalang, Anz yang duluan berkata “sebuah kehormatan bagi anak jika berkesempatan menjaga dan merawat orangtuanya, sebuah keridhaan bagi seorang istri melayani suami dengan penuh kecintaan dan sebuah harapan bagi seorang ibu mengajari dan memberi segalanya untuk anak sang buah hatinya,” tersenyum ramah “laki-laki dan perempuan adalah sama, sama-sama manusia. Manusia bebas memilih bagaimana caranya ia menjalani kehidupan entah itu hanya sebatas dapur dan kasur atau bertempur demi ketentraman, ketenganan, kedamaian dan kesenangan,” berujar datar diakhir kalimat.

Albert tersenyum puas melihat wajah laki-laki atletis itu memerah menahan amarah dan kedutan bagian pipi samping telinga terlihat cepat menandakan laki-laki bertubuh atletis itu menggigit gigi gerahamnya kuat.

“Mari ikut saya,” berbalik badan, berjalan dan diikuti para peserta.

Bangunan berlantai dua mengelilingi sisi kiri, sisi kanan dan belakang. Bangunan tersebut berwarna putih, tanpa ada jendela sama sekali. Bagian terdepan terdapat satu gedung besar, dominan kaca, memiliki tiga lantai terletak berdekatan dan tepat di depan menara.

Laki-laki bertubuh atletis itu bernama lengkap Luth Saldika Pram terus berjalan yang sesekali menjelaskan kinerja dan kondisi lapas.

Pandangan mereka sepuluh, sibuk menatap kesana kemari, berjalan mengikuti di atas jalanan bebatuan dibatasi trotoar semen. Terdapat satu lapangan serba guna berukuran sebelas kali sepuluh meter. Di lapangan tersebut terdapat para narapidana laki-laki yang sedang bermain basket dan juga ada yang duduk tenang, menonton.

Petaka, monolog Anz berteriak kala melihat pandangan mata para napi itu melihatnya dengan pandangan mata permusuhan kepada Anz. Kenapa mereka melihat aku seperti itu ya?

“Di sebelah sisi kiri kalian terdapat kolam renang,” menunjuk.

Mereka yang mengikuti arahan dari belakang, segera mengalihkan pandangan mereka ke arah telunjuk komandan mereka menunjuk. Pintu besi berukuran sedang itu terbuka perlahan dan menimbulkan suara decitan khas.

“Astaqfirullah,” ucap Albert memalingkan wajahnya cepat.

“Subhanallah, MasyaAllah,” ujar Anto, Irwin dan Will bersamaan tanpa mengalihkan pandangan mereka menatap takjub.

Lima peserta lainnya tanpa kata mengalihkan pandangan mereka tanpa suara dan di antara mereka, membuat wajahnya memerah menahan malu sedangkan komandan mereka itu hanya melirik sekilas dan langsung membuang pandangannya.

Anz melihat ke sumber arah mereka memandang menatap jijik pada dua orang narapidana perempuan itu berjalan berlengak lengok memperlihatkan sisi ramping tubuh seksi mereka. Dua wanita itu hanya memakai selembar kain yang menutupi segitiga di antara pangkal paha mereka dan sehelai kain lagi yang menutupi bagian tengah gunung kembar mereka.

Salah satu dari mereka menggerai rambut panjangnya dan satunya lagi mengikatnya tinggi rambutnya sehingga terlihatlah kulit gelapnya yang mulus. Dua wanita itu menatap fokus pada Anz yang memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali muka, telapak tangan dan punggung tangannya yang terlihat.

Mata Anto, Irwin dan Will tidak berkedip memandang, langkah mereka terus bejalan tanpa melihat jalanan. Mereka bertiga berjalan di barisan paling belakang. “Lezatnya, enak nih kalau dicicipi,” ucap lirih Anto dengan mengelap mulutnya sendiri merasakan air liurnya sedikit  meleleh, melewati bibirnya.

“Gue juga mau kali,” ucap serentak Irwin dan Will.

Langkah yang terus melangkah, komandan itu terus memberitahukan nama dan fungsi dari satu per satu bangunan yang mereka lewati dan kini mereka telah berhenti di salah satu bangunan panjang lima belas meter dan lebarnya hanya sekitar tujuh setengah meter dan di samping ruangan tersebut terdapat bangunan dengan ukuran setengah dari bangunan  di sampingnya.

“Ini barak kalian. Istirahatlah terlebih dahulu, besok kalian masih cuti, lusa hari pertama kalian bertugas.”

Albert, Anz dan yang lain mengangguk mengerti namun tidak dengan Anto, Irwin dan Will yang berjalan lambat berbicara berbisik-bisik bertiga dan mata mereka yang tidak terlepas melihat para narapidana perempuan yang mereka lewati.

Felix berdecak kesal melihat tiga rekannya itu yang sibuk sendiri lantas Felix menatap Ainsley dan Kaisy, dan mengangguk sekali. Lantas mereka bertiga mengambil posisi merentangkan salah satu kaki masing-masing mereka.

“Aduuhhh,” meringis mereka bertiga terjatuh, terkapar dan mencium tanah.

“Mampus kalian,” ucap jengkel Anz melihat keadaan rekannya itu.

“Adudu duduh kalian bertiga, kayak binatang kelaparan aja lihat cewek, iya sih mereka pada seksi, tapi selera kalian kualitas rendah,” melirik Anz “kayak dia loh, udah seksi kulitas tinggi lagi,” mengedipkan sebelah matanya melihat Anz.

Satu tamparan keras mendarat di atas kepala Sulaiman “kau merendahkan calon istriku ya, itu mulut lebih baik di jaga sebelum ku robek paksa.”

Tubuh gagah dan tegap Sulaiman terhuyung dan jatuh, terduduk di tanah.

Gelak tawa membahana tercipta dari Anto, Irwin dan Will setelah sebelumnya mereka saling berpandangan sekilas “mam pus,” ucap mereka bersama-sama.

“Ya maaf, kan aku tidak bermaksud merendahkan hanya saja aku memberikan contoh hal-hal yang berkualitas pada mereka,” mimik wajah bersalah, bangun dan menepuk-nepuk celananya berwarna hitamnya yang telah berubah warna di beberapa bagian karena terkena tanah.

Anto, Irwin dan Will setelah melihat Sulaiman bangun menepuk-nepuk bagian celananya yang kotor dan meminta maaf, mereka juga segera bangun dengan melakukan hal yang sama dengan menepuk-nepuk pelan celananya yang sedikit kotor. Mereka bertiga bangun dan berjalan masuk ke dalam barak, dengan tetap saling berbisik pelan dan sesekali terlihat mereka bertiga ketawa cekikikan bersama.

Abi mengelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan kelakuan tiga sahabatnya itu, dan kemudian berjalan masuk mengikuti mereka juga.

Komandan yang merupakan pimpinan lapas tersebut, setelah mengantar mereka sampai ke barak, lantas segera berlalu pergi dan mengawasi mereka dari kejauhan dibalik pohon besar yang terdapat hayunan sebidang kayu kecil yang terikat tali di bagian dahan ranting tinggi pohon itu. “Unik,” tersenyum miring dengan menghayun-hayunkan ayunan itu.

Anz, terdiam bingung di ambang pintu, menatap isi ruangan yang terdapat sepuluh ranjang lajang dengan posisi kiri tersusun lima ranjang dan posisi kanan tersusun lima ranjang. Masing-masing samping kiri dari ranjang terdapat lemari dua pintu, berjenis kayu, bercat coklat.

Albert juga ikutan berdiri tidak langsung masuk ke dalam barak. Posisi berdiri Albert tepat berada di belakang Anz.

“Sayang,” ucap panggil Anz dengan membalikkan badannya. “Bagaimana ini?” pandangan mata menunjukan sorot kegelisahan “aku perempuan kenapa tidak diberi ruang terpisah dengan kalian yang laki-laki. Sayang, bagaimana ini, bagaimana caranya aku ganti baju nantinya, bagaimana …..!”

1
Không có tên
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
_Sebx_
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
AcidFace
Jangan tinggalkan aku bersama rasa penasaran, thor! 😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!