Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 25
Sudah pasti tidak mudah bagi Keen untuk menemukan Olivia yang sangat ia cintai. Semua bodyguard dan orang-orang yang sangat bisa diandalkan sudah Keen kerahkan untuk menemukan keberadaan Oliv. Tetap saja Keen tidak menemukan wanita cantik itu, lebih tepatnya Keen mulai hampir menyerah saja.
Suatu hari Keen mendapatkan kabar dari Raga jika ada seseorang yang sangat ingin bertemu dengannya. Pada saat itu Keen sangat pusing dengan masalah Perusahaan dan segala jenis permasalahan hidup. Bahkan Keen sudah menolak tamu yang sangat ingin bertemu itu, tapi Raga tidak bisa menghentikan niat tamu tersebut.
"Apa Tuan Keen sudah se sombong ini sekarang?" Suara itu sangat Keen kenali, sosok orang yang sangat pernah dekat dengannya.
Keen menoleh ke asal suara sungguh terkejut disaat melihat Enzo yang tersenyum sinis padanya. Spontan Keen langsung bangkit dari duduknya, ia tersenyum sangat lebar kepada teman dekatnya itu.
"Enzo?" Keen berlari menuju Pria yang tersenyum sangat ramah padanya itu.
Raga hanya bisa terdiam memperhatikan kedua orang itu saja, padahal yang sebenarnya sangat ingin Raga mengatakan sesuatu yang penting.
"Kah sangat angkuh, Bro. Padahal aku sudah menghubungimu untuk menjemput di Bandara, tapi lihat... Tuan Pradipta memang selalu sibuk." Ucap Enzo disertai tawa renyah.
Keen juga melakukan hal yang sama, bagaimana lagi untuk tidak selalu memikirkan Olivia sampai Keen tidak memperdulikan ponselnya.
"Maafkan aku, Enzo. Sedikit sibuk, dan aku juga tidak memperhatikan ponselku seharian ini." Keen mengajak Enzo untuk duduk berhadapan dengannya.
Sementara Enzo sepertinya belum mau untuk duduk, pria itu melihat keseluruhan ruangan kerja Keenan. Terkadang Keen sangat iri dengan kehidupan Keen yang tertata rapi sama seperti Basta yang merupakan Kakaknya sendiri.
"Hem, jika melihat kehidupan seperti ini aku teringat dengan Kak Basta. Dia selalu sibuk hingga tidak sadar jika Adik tercinta kami hilang beberapa bulan yang lalu." Ucap Enzo kepada Keen.
Tentu saja menarik perhatian Keen, ia tahu siapa adik dari Enzo dan Basta. Putri satu-satunya keluarga Pratama, hanya saja Keen tidak terlalu ingat siapa nama wanita tersebut. Bocah kecil ingusan yang selalu saja Keen ganggu hingga menangis, terkadang sering Keen mendapatkan pukulan dari Basta karena selalu menganggu putri kesayangan keluarga Pratama.
Mengingat puing-puing masalalu tersebut tanpa sadar membuat Keen tertawa kecil, ia menjadi penasaran seperti apa pertumbuhan putri manja keluarga Pratama tersebut.
"Adikmu sempat hilang?" Tanya Keen disaat Enzo sudah duduk di sampingnya.
Enzo mengangguk mantap. "Tapi tenang saja... bocah itu sudah ketemu, dia kesasar aja tuh karna tidak tahu mana pun."
Keen sedikit lega mendengarnya, tapi Keen mendengar helaan napas berat dari Raga. Keduanya langsung saling tatap satu sama lain Keen tahu jika Raga ingin mengatakan sesuatu yang rahasia.
"Aku akan mengajakmu ke Mansion keluarga Pratama, pasti Daddy suka bertemu denganmu, Keen." Kata Enzo.
"Nggak bisa, En.. aku harus_"
"Eh tidak, Keen. Aku tidak mau ada penolakan, alasanku datang ke Indonesia adalah untuk bertemu dengan adikku lalu bertemu denganmu." Bantah Keen, ia tersenyum manis kepada Keen yang hanya bisa pasrah saja.
Disaat Enzo sudah masuk kedalam toilet langsung Raga berjalan cepat menuju Keen. Ia duduk di samping pria itu, mengeluarkan foto kecil dari kantong celananya.
"Gawat, Tuan. Nona Olivia adalah adik dari Enzo dan Basta, lebih tepatnya anak Paman Danu." Ungkap Raga yang berhasil membuat Keen hampir tersedak ludah sedikit.
"Kau yakin?"
"Yakin, Tuan. Maafkan aku, padahal Olivia adalah sepupu kandungku sendiri, tapi aku tidak mengenali wajahnya karena sudah lama tidak bertemu." Jelas Raga menyakinkan.
Tangan Keen meremas erat foto tersebut, menatap Olivia yang tersenyum manis bersama keluarga Pratama. Mata Keen memandang jauh ke arah jendela memikirkan semuanya, Keen tidak takut sama sekali hanya saja semakin lama semakin merasa jika Olivia memang sangat terikat dengannya.
"Takdir memang sangat tidak bisa untuk dihindari, Raga. Olivia memang ditakdirkan untukku, aku akan merebut dia kembali." Ucap Keen dengan sangat serius.
Mata Raga menuju pintu toilet memastikan Enzo masih lama didalam sana. Tentu saja Raga tidak setuju dengan apa yang Keen pikirkan, bagaimanapun Olivia adalah sepupunya.
"Sebelum semua tambah besar lebih baik jujur saja pada Paman Danu, Tuan. Nikahi Olivia dengan cara yang baik dan menakjubkan, aku yakin semua_"
"Kau tahu apa yang akan dilakukan Ayah? Dia akan menghancurkan kehidupanku, Raga!" Bantah Keen, tidak setuju dengan apa yang Raga pikirkan. "Apa kau kira Ayah akan memaafkan aku setelah apa yang telah terbongkar? Mungkin saja aku tidak akan dibiarkan untuk hidup dengan Olivia, pasti akan dijauhkan!"
Raga tidak bisa berkata apapun karena kehidupan Keen memang seberat itu. "Tapi, Tuan. Olivia pasti sangat terkejut dengan fakta jika kau anak Tuan Ezra."
"Sama halnya sepertiku, Raga.. biarkan saja semua berjalan sesuai rencana dan keinginanku. Kalau kau merasa terganggu sebaiknya menyingkirlah!" Keen mendorong Raga untuk menjauh, ia membuang foto yang sudah tidak berbentuk itu ditempat sampah.
Raga hanya diam menatap nanar foto tersebut, Keen memang sangat keras kepala. Tapi, Raga tahu hal yang membuat Keen seperti itu adalah tekanan dari Ezra sendiri.
"Yang terpenting sekarang adalah membuat Oliv berpikir jika dia dan aku sudah terikat. Mau lari kemanapun Olivia Pratama adalah milikku, milik Keenan Pradipta." Ucap Keen sangat tegas, ia menatap Raga sangat tajam sampai tidak bisa berkata apapun selain menunduk.
~
Keen tersenyum sinis disaat mengingat semua kenangan cara menemukan Olivia kembali. Pandangan matanya mengarah pada Danu dan Lovie yang terus mengajak dirinya bicara, ada terbesit sedikit dihati Keen. Apakah Danu dan Olivia akan seramah ini jika semua terbongkar? Mungkinkah Enzo sendiri yang telah menganggap Keen selayaknya Kakak sendiri tetap membiarkan Keen hidup?
"Semua terlalu berat untuk diungkapkan... benar kata Raga, jika aku sangat egois dan pengecut. Tapi semua ini murni... karna aku tidak mau kehilangan Olivia untuk kedua kali lagi." Gumam Keen didalam hati sembari tertawa kecil disaat Danu mengatakan hal-hal lucu.
Tanpa Keen sadari ada Olivia yang berdiri di anak tangga terakhir, pandangan mata Oliv terus tertuju pada Keen yang melamun. Sejujurnya Oliv sedikit rindu kepada Keen, tapi ia tahu siapa pria itu yang sebenarnya membuat Oliv sendiri merasa tidak percaya diri.
"Keenan Pradipta, pewaris harta kekayaan melimpah keluarga Pradipta. Tidak mungkin pria kaya dan sempurna seperti itu bisa hidup bahagia bersama dengan wanita sepertiku." Oliv merasa tidak percaya diri sekarang, merasa jika hubungan pernikahan sirih selamanya akan tetap tertutup dari siapapun.