NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Ibrahim, ketua geng motor, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ayleen, barista cantik yang telah menolongnya.

Tak peduli meski gadis itu menjauh, dia terus mendekatinya tanpa kenal menyerah, bahkan langsung berani mengajaknya menikah.

"Kenapa kamu ingin nikah muda?" tanya Ayleen.

"Karena aku ingin punya keluarga. Ingin ada yang menanyakan kabarku dan menungguku pulang setiap hari." Jawaban Ibra membuat hati Ayleen terenyuh. Semenyedihkan itukah hidup pemuda itu. Sampai dia merasa benar-benar sendiri didunia ini.

Hubungan mereka ditentang oleh keluarga Ayleen karena Ibra dianggap berandalan tanpa masa depan.
Akankah Ibra terus berjuang mendapatkan restu keluarga Ayleen, ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Motor yang dikendarai Ibra melaju dengan kecepatan sedang menuju apartemennya. Berkali kali tangan sebelah kirinya melepas stang hanya untuk mengusap punggung tangan sang kekasih yang saat ini melingkar dipinggangnya.

Tak seperti biasanya yang banyak omong, Ayleen hanya diam, cewek itu sedang galau. Menyesal kenapa tadi pakai bilang belajar di apartemen. Bagaimana kalau terjadi sesuatu nanti mengingat mereka hanya akan berduaan saja. Tak hanya itu, kalau keluarganya tahu, dia pasti akan dalam masalah besar, karena telah dianggap mencederai kepercayaan yang telah diberikan oleh kedua orang tuanya.

Tidak, tidak, Kak Ibra gak mungkin macem-macem. Dia cowok yang baik, cowok yang gak mungkin ada niat untuk merusak aku.

Ayleen mengenyahkan segala pikiran buruk tentang Ibra. Seharusnya dia percaya pada pacarnya itu, Ibra gak mungkin macem-macem sama dia.

"Cowok tadi ngomong apa sama kamu?" Tanya Ibra sambil menoleh sebentar kearah Ayleen.

"Gak ada."

"Gak usah bohong. Aku denger sendiri dia ngejelek-jelekin aku didepan kamu."

"Udahlah gak usah dibahas. Yang penting aku gak termakan omongannya."

"Yakin gak termakan? Buktinya sekarang kamu lagi galau." Ibra sudah menduga itu dari sikap Ayleen yang hanya diam saja sejak tadi. "Gak percaya kalau aku bakalan ngejagain kamu. Takut aku macem-macem diapartemen nanti."

Ayleen terdiam, tak menyangka jika Ibra akan tahu isi hatinya.

Tiba-tiba motor matic yang dikendarai Ibra berbelok kedepan sebuah minimarket. Cowok itu mematikan mesin lalu melepas helmnya.

"Mau mampir beli apa?" tanya Ayleen saat Ibra menoleh.

"Aku anterin kamu ke Mezra kafe aja ya."

"Gak jadi belajar?" Ayleen mengerutkan kening.

"Aku nanti ngerjain tugas sendiri aja. Aku gak mau bikin kamu tertekan karena terpaksa." Ibra menggenggam tangan Ayleen sambil tersenyum. Senyuman yang malah membuat Ayleen merasa bersalah karena tak percaya pada pacarnya sendiri.

"Aku gak terpaksa kok," Ayleen menunduk dalam. "Hanya takut khilaf karena kita hanya berdua."

Ibra mengangkat dagu Ayleen agar menatapnya. "Percaya sama aku. Aku gak bakalan macem-macem. Aku sayang banget sama kamu, Ay. Aku bakalan jagain kamu, bukan ngerusak kamu. Ya udah, sekarang kamu maunya gimana? Aku nurut, aku terserah kamu."

"Ya udah, kita ke apartemen, Kakak."

"Kamu yakin?" Ayleen mengangguk cepat. Dia tak mau Ibra salah paham, mikir kalau dia gak percaya pada cowok itu. "Ya udah, kalau gitu aku masuk dulu. Beli minum sama cemilan. Mau ikut masuk apa nunggu diluar?"

"Masuk aja deh," sahutnya sambil melepas helm.

Keduanya lalu masuk kedalam minimarket. Membeli minuman dan cemilan yang akan dimakan diapartemen nanti. Setelah itu, lanjut menuju aparteman Ibra.

Sesampainya disana, kesan pertama yang dilihat Ayleen adalah bersih, rapi dan wangi. Padahal Ibra tinggal sendirian, tapi apartemennya tampak terawat.

"Gak usah kaget gitu. Tadi pagi aku beresin dulu biar rapi, kan cewekku mau kesini," seloroh Ibra sambil meletakkan kresek berisi makanan diatas meja. Ruang tamu yang menyatu dengan dapur itu bernuansa putih coklat yang sangat elegan. "Mau lihat ruangan lain gak? Kamar aku mungkin?"

"Enggak usah," Ayleen menggeleng. "Kan udah pernah Kakak tunjukin saat kita video call hari itu." Ayleen merasa kalau belum saatnya dia melihat area paling pribadi milim Ibra tersebut. Tak mau melihat kamar, bukan berarti Ayleen tak tertarik untuk melihat bagian yang lain. Saat ini, matanya tengah terkunci pada dapur minimalis yang sudah dilengkapi dengan mejabar. "Lihat dapur, boleh gak?"

"Jangankan cuma lihat, masak juga boleh," sahut Ibra. "Anggap aja kayak rumah kamu sendiri."

Ayleen berjalan menuju dapur, sedangkan Ibra mengekor dibelakangnya. Memperhatikan Ayleen sambil senyum-senyum sendiri. Membayangkan jika cewek itu jadi istrinya dan tinggal disini bersamanya.

"Buka kulkas boleh gak?"

"Dibawa pulang juga boleh kalau mau," sahut Ibra sambil terkikik pelan.

Ternyata gak ada apa-apa didalam. Hanya ada air mineral, beberapa softdrink serta minuman isotonik dan beberapa butir telur

"Kenapa kecewa gitu mukanya lihat isi kulkasku? Kamu gak mikir aku nyimpen minuman beralkohol disanakan?"

"Enggak kok, jangan suudzon deh," sangkal Ayleen. "Aku tuh cuma mau lihat apa aja isinya. Kali aja ada bahan makanan yang bisa aku masak."

"Yah, kenapa tadi gak bilang. Tau gitu kita mampir ke supermarket dulu buat belanja."

"Ya udah lain kali aja," sahut Ayleen sambil menutup kembali pintu kulkas.

"Lain kali?" wajah Ibra langsung berbinar. Dia memegang kedua bahu Ayleen sambil menatapnya dalam. "Apa itu artinya, setelah ini kamu masih mau kesini lagi?"

"Asal hari ini Kakak bisa ngebuktiin janji Kakak buat gak macem-macem, aku gak keberatan kesini lagi."

"Yess.." Ibra reflek mau memeluk Ayleen, tapi gadis itu lebih dulu mundur dan meletakkan tangan didepan dada. "Gak boleh ya?" tanya Ibra sambil garuk-garuk tengkuk.

Ayleen menggeleng capat. Dalam situasi seperti ini, dia harus benar-benar tegas. "Kalau ditempat lain boleh, kalau berduaan aja kayak gini, no," tekannya.

"Ok, ok." Ibra manggut-manggut sambil tersenyum. "Tapi selfi berdua bolehkan?" Ayleen mengangguk sambil tersenyum.

Ibra mengambil ponsel yang ada didalam tasnya lalu kembali kedapur. Merangkul pundak Ayleen lalu keduanya tersenyum kearah kamera. Foto yang sangat apik, membuat Ibra tak tahan untuk tak mengunggahnya di IG. Dia ingin semua orang tahu jika Ayleen miliknya.

[ Calon penguasa dapur ]

Tulisnya dalam keterangan foto tersebut.

Melihat Ibra yang malah asyik dengan ponsel, Ayleen langsung menarik lengan cowok itu menuju sofa. "Udah, ayo mulai ngerjain tugas."

Keduanya lalu fokus mengerjakan tugas. Meski dia belum sampai sana materinya, Ayleen tetap berusaha membantu. Suara notif terdengar bersahut-sahutan dari ponsel Ibra. Dia yakin teman-temannya pasti sedang mengomentari foto tadi. Sepertinya bakalan jadi trending topik. Ini memang pertama kalinya dia posting foto bareng Ayleen.

"Mau apa?" tanya Ayleen saat Ibra hendak meraih ponsel yang ada diatas meja. Pelototan tajam gadis itu membuat Ibra urung mengambil ponselnya.

"Enggak kok," jawabnya sambil tersenyum simpul. Lanjut mengerjakan tugas dan mengabaikan bunyi yang tak ada hentinya tersebut.

"Fokus, jangan ngeliatin aku mulu." Entah untuk keberapa kalinya, Ibra mendapatkan teguran dari Ayleen.

"Makanya jangan cantik-cantik jadi cewek. Mata aku jadi susah mau fokus kearah lain."

"Gombalannya disimpan dulu kalau gak mau aku tinggal balik."

"Iya, iya, bawel," desis Ibra. Menatap Ayleen gemas sampai rasanya pengen nyubit bibirnya yang dari tadi ngomel mulu. "Ay, laper," Ibra mengusap perutnya. "Buatin mie instan dong."

"Ya udah aku buatin. Tapi janji, kakak harus segera nyelesaiin tuganya. Gak boleh pegang HP."

"Iya, bawel," sahut Ibra sambil melotot gemas.

"Jangan melotot, jelek." Ayleen beranjak dari sofa lalu berjalan menuju pantry.

"Tapi tetep cintakan?" seru Ibra sambil menoleh, melihat punggung Ayleen yang berjalan menuju pantry.

"Tergantung." Sahut Ayleen tanpa menoleh.

"Tergantung apa?"

"Kalau makin jelek terus, ya aku tinggal, hahaha." Ayleen tertawa lepas sambil menoleh kearah Ibra, menjulurkan lidah mengejeknya.

"Gitu dong ketawa. Gak usah parno disini, aku gak bakalan apa-apain kamu."

Ayleen yang sedang mengambil panci untuk merebus air, tak bisa menahan senyum. Ternyata memang tak semenakutkan perkiraan dia. Sejak tadi, Ibra tak pernah nyari-nyari kesempatan.

1
Syafi
Lumayan
Rosenni Damanik
keren
asam jawa
iya ayah nya kilau
asam jawa
walau Ibra dan ayleen sweet tp aku ttp suka Lula ma Aydin lebih suka yang cool🤭
asam jawa
Ibra lebih keren dari bang ay🥰
Rahmawati
bagus bgt
Bunda Wati
looo....mn kelanjutannya....

semangat thor...
😘🤩😍
Ida. Rusmawati.
/Smile//Smile/
Racan Ok
lanjut thort
Nirwana Inara
Luar biasa
Nirwana Inara
Lumayan
Tiwi
keren
Dewi sumarti
Luar biasa
Hilmiya Kasinji
ingatlah bahwa cewek gak pernah salah 🤣🤣🤣
Hilmiya Kasinji
seneng banget kalo liat saudara rukun
Hilmiya Kasinji
selamat kak
Phiphiet Safitri
❤️❤️❤️❤️
Hilmiya Kasinji
yang bener itu kyk gini, solidaritas dalam hal kebaikan... 👍👍
Hilmiya Kasinji
ceritamu bagus kak, banyak pesan moral di dalamnya
Noer Anisa Noerma
kaya nya seruuu nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!