Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Ayah!" panggil pria yang duduk di kursi Roda saat melihat kakek Bima.
Kakek Bima mematung melihat pria di depannya duduk di kursi roda.
"Siapa Pak?" Tanya nenek Astri yang berada di belakang kakek, betapa terkejutnya nenek Astri saat memandang pria di depan suaminya.
"Adrian!" seru nenek Astri
"ibu"
nenek Astri menghampiri menantunya yang bertahun tahun lamanya menghilang
"Apa yang terjadi denganmu nak" ucap nenek Astri.
"Maafkan Adrian bu, Adrian baru datang" ucap Adrian mencium tangan nenek.
"Dimana salma dan anakku bu? Aku merindukan mereka"
"Ayah! Maafkan Aku ayah" ucap Adrian mejalankan Kursi rodanya menghampiri mertuanya.
"Adrian!" panggil Ferdi, Sama seperti kakek dan nenek, Ferdi pun terkejut melihat kedatangan Adrian.
"Ferdi! Salma!" ucap Adrian memandang wanita yang berdiri di belakang Ferdi
Kiara hanya diam mematung melihat pria paru baya yang duduk di kursi roda.
"Salma" panggil Adrian lagi
"itu Kiara putrimu bukan Salma" ucap nenek Astri dengan berlinang air mata.
"Putriku? Kiara?" Tanya Adrian dan di angguki Oleh nenek Astri
"Kiara! Ini papa sayang" panggil Adrian merentangkan tangannya berharap putrinya berlari memeluknya.
Tapi diluar ekspektasi Kiara malah menolak kehadirannya.
"Tidak! Maaf Saya tidak kenal anda" Kiara berlari masuk ke kamarnya dan menumpahkan lagi kesedihannya.
"Putriku" Adrian menatap nanar punggung Kiara yang berlari menjauh.
"Salma dimana bu? Kenapa Aku tidak melihatnya" Mata Adrian melihat di sekitar tidak menemukan keberadaan Salma.
"Apa kau ingin bertemu Salma" ucap Ferdi tiba-tiba memecah keheningan.
"Sangat Fer, Aku sangat merindukannya" ucap Adrian.
"Baiklah ikut denganku " ucap Ferdi sambil berjalan keluar halaman rumah.
"Baiklah ayah ibu Aku akan menemui Salma" Asistennya mendorong Kursi Roda berjalan mengikuti Ferdi.
"Kita mau kemana Fer" ucap Adrian
"Kau bilang ingin bertemu Salma" ucap Ferdi datar sambil terus berjalan hingga sampailah mereka di pemakaman.
"Ta-tapi Fer ini kan makam" seketika perasaannya tak nyaman.
"m-maksudnya a-apa" Tanya Adrian
Ferdi menghentikan langkahnya dan menghadap Adrian.
"disanalah Salma" ucap Ferdi menunjukkan sebuah makam.
Adrian bergetar saat membaca nama yang tertera pada batu nisan yang ada di depannya.
"Ti-tidak mungkin"
"Salmaku" Adrian mengulurkan tangannya ingin meraih makam menjatuhkan dirinya
Bruuk
"Tuan" "Adrian" panggil asistennya bersamaan dengan Ferdi menghampiri adrian
Tangan Adrian mengisyaratkan untuk tidak membantunya.
Adrian merangkak, menyeret tubuhnya mendekati makam Salma.
"Salmaku! Sayang!" Adrian mengusap pusara seolah-olah mengusap wajah Salma.
"Maafkan aku sayang, aku sudah datang kenapa kau yang pergi meninggalkanku" Adrian memeluk dan mencium pusara istrinya.
Ferdi menghembuskan nafasnya berat dan duduk berseberangan dengan Adrian
"Kau tau Ad! sebelum dia menghembuskan napas terakhir, dia menyebut namamu, dia sangat merindukanmu Ad" Ferdi menceritakan saat-saat terakhir bersama Salma.
"Saat tadi aku melihatmu ingin rasanya aku melayangkan bogemanku,, tapi melihat keadaanmu aku lebih memilih menunggu penjelasanmu" ujar Ferdi.
"Seharusnya kau memukulku Fer" ucap Adrian
"waktu itu aku tidak berdaya, seseorang menculikku, saat aku terbangun aku sudah berada di penjara bawah tanah selama dua tahun" lanjut Adrian menceritakan kisahnya.
"Apa!" Ferdi menatap Adrian tidak percaya dengan apa yang dialaminya.
Sudah cukup lama mereka di makam Salma, Ferdi mengajak Adrian kembali ke rumah kakek Bima karena banyak sekali yang harus Adrian jelaskan pada mertuanya dan juga putri yang baru dia lihat.
Saat ini mereka sudah berkumpul di ruang tamu kecuali Kiara, dia masih enggan untuk menemui laki-laki yang berstatus ayahnya.
"Maaf ayah, kakiku lumpuh tertimpa pohon tumbang saat mencoba melarikan diri" tuturnya.
"Kau tau siapa dalang penculikanmu?" Tanya kakek Bima, beliau benar-benar menyesal dengan apa yang menimpa menantunya.
Adrian menghela napasnya " ya Ayah.. Dia pamanku, saudara tiri ayahku, di dia tidak terima dengan keputusan kakek yang mewariskan semua harta kekayaan dan perusahaan atas namaku" ucapnya.
"Tapi saat kau melarikan diri harusnya kau kembali kesini" timpal Ferdi
"Kau tau sendiri kondisiku Fer, aku tidak ingin mereka mengetahui keberadaan Salma dan putriku, aku mengumpulkan kekuatan untuk melawan pamanku dan juga putranya itu" Adrian mengepalkan tangannya.
"Gara-gara mereka aku kehilangan Salmaku, membuat putriku hidup tanpa kasih sayang ku dan juga ibunya" rahangnya mengeras tangannya semakin mengepal, sungguh dia akan membalas semuanya. Kepalan tangan Adrian melemah saat melihat bayangan di balik tirai.
"Apa kau tidak mau memaafkan papamu ini nak?" ucap Adrian yang menyadari kehadiran Kiara.
Kiara menampakkan dirinya dengan wajah yang berlinang air mata.
"Apa kau tidak merindukanku sama sekali?? setiap saat aku merindukan kalian" ujar Adrian, matanya kembali menganak sungai.
Kiara berlari memeluk pria paruh baya menumpahkan semuanya.
"Kiara benci papa, Kiara sangat membenci papa" racaunya dalam pelukan Adrian
"Iya papa tau, papa minta maaf sayang" Adrian mencium kepala Kiara, putri yang sangat dirindukannya.
nenek, kakek, dan Ferdi pun meneteskan air mata melihat pemandangan yang mengharu biru pertemuan antara Anak dan ayah setelah sekian tahun lamanya.
"Sudah sayang, kasihan anak dalam kandunganmu kalau posisimu seperti ini" nenek Astri membantu Kiara bangun.
Adrian melerai pelukannya, dia mengernyitkan keningnya.
"Hamil? Bukankah seharusnya Kiara baru lulus sekolah" Adrian tak percaya kalau putrinya sedang mengandung.
"Pergimu kelamaan Ad, Kau sebentar lagi menjadi kakek" celetuk Ferdi.
"Apa Kiara sudah menikah? Dan dimana suaminya?" Tanya Adrian yang masih bingung, setau dia Kiara masih kecil kenapa sudah di nikahkan.
Suasana ruang tamu hening tidak ada yang mengeluarkan sepatah katapun.
"Kenapa semua diam"
"Kiara sudah menikah beberapa bulan yang lalu" ucap kakek Bima mulai membuka suara.
"Dan kau tau Ad, putrimu menikah karena di gerebek warga" tambah Ferdi tersenyum smirk.
"Om Ferdi" Rengek Kiara masih sesenggukan merasa di hina Oleh Ferdi.
"Apa! Kan memang iya, bahkan mereka tidak memberitahuku" ucapnya sewot.
"Bagaimana bisa terjadi ayah?" Tanya Adrian meminta penjelasan.
Kakek Bima menceritakan awal mula kejadian tenggelamnya Kiara kecelakaan yang menimpa Elvano.
Adrian menatap nanar putrinya, betapa malang nasibnya.
"Sampai sekarang kita tidak tahu kabar terbaru dari suaminya" Terang kakek Bima
"Yang aku tau keluarga Dominic itu tertutup, akan sulit mencari informasi" timpal Adrian
"Tapi Kiara yakin kek kalau Elvano masih hidup, Kiara akan terus mencarinya" ucap Kiara penuh tekat.
"Apa kau tidak ingin melanjutkan Kuliah sayang" Tanya Adrian,
Karena kegalauannya Kiara sampai mengabaikan panggilan ujian di universitas tempatnya mendaftar.
"Ayah, ibu ijinkan saya membawa Kiara ke Jakarta, saya ingin Kiara melanjutkan sekolahnya dan memegang perusahaan menggantikan Adrian" ucap Adrian.
Kakek Bima mengarahkan pandangan pada Kiara, beliau tau Kiara sangat menginginkan Kuliah di Jakarta.
Kiara yang di pandangi kakek Bima hanya menunduk, dia tidak ingin meninggalkan kakek dan neneknya sendiri disini siapa yang akan merawatnya.
"Bagaimana Kiara?" Tanya kakek Bima
"Se-sebenarnya Kiara ingin, tapi siapa yang akan menjaga kakek dan nenek disini" ucap Kiara.
Nenek Astri memegang tangan Kiara " Sayang, jangan khawatirkan kakek dan nenek disini, kejarlah cita-citamu sayang, dan temukan suamimu" ucap nenek Astri
"Tapi bukankah sudah terlambat" ucap Kiara lagi.
"Kau tenang saja sayang, papa akan mengurusnya, kau tidak perlu khawatir" ucap Adrian.
"Kau tidak mengkhawatirkan aku Kiara, aku tidak ada yang menjaga" celetuk Ferdi.
"Padahal aku yang menjagamu dari bayi" imbuhnya lagi.
"Om Ferdi" Kiara menghampiri Ferdi dan memeluknya.
Ferdi memeluk Kiara dengan erat mencium puncak kepalanya. Bayi mungil yang selalu dia jaga bagaikan putrinya sendiri bermetamorfosis menjadi gadis remaja yang cantik eh ralat seorang wanita tangguh.
"Kejarlah cita-citamu sayang, setelah sukses carilah suamimu, yakinlah dengan hatimu, doa om selalu menyertaimu" ucap Ferdi menangkup pipi dan menghapus air mata Kiara.
Sore itu setelah berpamitan di makam Salma Adrian membawa Kiara pulang ke Jakarta..
Bersambung
Terima kasih sudah singgah, jangan lupa tinggalkan jejak ya🙏🙏