**Prolog**
Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.
Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik ketakutannya, Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Langit biru cerah memayungi alun-alun kerajaan yang mulai dipenuhi warga. Orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul dengan rasa ingin tahu yang membara setelah mendengar kabar bahwa akan ada pengumuman penting dari istana. Di tengah kerumunan, prajurit kerajaan berdiri tegak di atas podium kayu, mengenakan baju zirah yang berkilauan.
Ketika lonceng menara kota berbunyi, tanda dimulainya pengumuman, suara warga mulai mereda. Seorang prajurit melangkah maju, menggenggam gulungan perkamen dengan lambang kerajaan.
suara seorang prajurit terdengar lantang membuat semua atensi orang-orang teralihkan
"Atas perintah Raja Arthur, kami mengumumkan bahwa pemilihan pewaris takhta kerajaan akan dilakukan melalui sebuah kompetisi besar!"
Kerumunan langsung riuh. Beberapa orang bersorak, sementara yang lain berbisik dengan penasaran.
"Kompetisi ini akan menjadi ujian kekuatan, kecerdasan, strategi, dan hati yang murni. Pangeran Kilian dan Pangeran William akan menjadi peserta utama dalam kompetisi ini. Keberhasilan mereka akan menentukan siapa yang layak memimpin kerajaan!"
Sorakan semakin membahana. Beberapa warga mulai berseru, menyebut nama pangeran yang mereka dukung.
...***...
Di antara kerumunan
Di sudut alun-alun, seorang petani tua dengan tongkatnya bergumam pelan.
Petani Tua
"Aku pernah melihat Pangeran Kilian membantu memperbaiki jembatan desa setelah banjir besar. Dia orang yang kuat dan tidak takut kotor. Dia pantas menjadi raja!"
Seorang Pedagang (menimpali)
"Tapi Pangeran William selalu berbicara dengan kami di pasar. Dia tampak ramah dan bijaksana. Bukankah raja juga butuh seseorang yang tahu bagaimana berbicara dengan rakyatnya?"
Seorang Prajurit Veteran
"Kilian adalah prajurit sejati. Aku melihatnya di medan perang beberapa tahun lalu. Dia tidak pernah mundur meskipun musuh lebih banyak!"
**Wanita Muda:**
"Tapi William terlihat lebih baik dalam menjaga citra kerajaan. Dia lebih cocok sebagai pemimpin diplomasi!"
Percakapan berlanjut di antara kerumunan, membentuk kelompok-kelompok kecil yang berdebat. Beberapa mulai membentuk kubu yang mendukung Kilian, sementara yang lain memihak William.
---
**Pendukung Kilian**
Sekelompok warga desa yang datang dari daerah terpencil berdiri bersama, membawa tongkat kayu dan cangkul mereka.
**Warga Desa:**
"Kilian selalu memperhatikan kami. Dia datang saat panen gagal dan membantu kami membangun kembali ladang kami. Kami tidak peduli apa yang orang lain pikirkan, dia adalah pangeran rakyat!"
Mereka mulai bersorak bersama.
**Warga Desa:**
"Hidup Pangeran Kilian! Hidup Pangeran Kilian!"
---
Pendukung William
Di sisi lain, para pedagang dan bangsawan kecil berkumpul, mengenakan pakaian yang lebih mewah.
Pedagang Rempah
"William tahu bagaimana memimpin dalam diplomasi. Dia sering mengunjungi pasar dan memahami kebutuhan kami sebagai pedagang. Jika dia menjadi raja, perdagangan kita akan berkembang!"
Seorang Bangsawan Muda
"Kita butuh pemimpin yang berbicara dengan dunia luar, bukan hanya bertarung di medan perang. Pangeran William adalah pilihan yang jelas!"
Sorakan mereka menggema, menandingi pendukung Kilian.
Pendukung William
"William untuk Raja! William untuk Raja!"
...***...
Prajurit Kerajaan berteriak untuk menenangkan kerumunan
"Tenang! Kompetisi akan berlangsung dalam waktu dekat. Rakyat akan melihat kehebatan kedua pangeran kalian. Siapa pun yang menang, itu demi kemakmuran kerajaan kita!"
Kerumunan akhirnya mulai mereda, meskipun debat kecil terus berlanjut di antara pendukung masing-masing pangeran.
**Di kejauhan,** dua orang berpakaian sederhana berdiri di belakang kerumunan, memperhatikan semua keributan dengan mata tajam. Salah satu dari mereka, seorang pria muda dengan ekspresi serius, berkata pelan.
**Pria Muda:**
"Kompetisi ini akan memecah belah rakyat sebelum waktunya. Siapa pun yang menang, akan menghadapi tantangan berat untuk menyatukan mereka kembali."
**Temannya:**
"Kita lihat saja nanti. Mungkin ini kesempatan untuk mencari tahu siapa yang benar-benar pantas."
...***...
Terimakasih karena telah menjadi pembaca setia cerita silhoute of love ❤️
semoga ceritanya sering update