Terpaksa Ini Ku Lakukan Demi Biaya Hidup

Awwwww

Santi" kenapa kamu melepas kan pelukan aku" dan mendorong tubuh aku sih,, bukan nya kamu udah tau, dengan tujuan aku membawa kamu kesini, ucap toni sambil meringis kesakitan...

"Maaf ton maaf, aku ga sengaja, aku cuman kaget aja tadi tiba tiba saja kamu peluk aku, ucap santi, mengeluar kan suara nya, setelah beberapa jam yang lalu tidak bersuara apa pun...

"Oke oke aku maafin, tapi kamu harus ngelayani aku dengan baik, dan tidak boleh menolak, apa pun itu alasan nya. ucap toni

"iya sahut santi singkat, tapi kamu main nya harus pakai pengaman,, kamu punya kan pengaman, ucap santi

"Ohhh tenang" itu udah aku siap kan,, sekarang kita mulai aja yaaa permainan nya, karna aku tidak sabar sabar lagi,, ucap toni dan dia pun kembali mendekati santi memeluk nya dari belakang sambil berjalan ke arah kasur king size...

Pertempuran itu pun berjalan sesuai keinginan toni, dia pun mulai mengerayangi tubuh santi, hingga pergulatan pun terjadi di antara mereka,, toni pun meninggal kan bekas kismarck di leher Santi...

Santi pun sangat menikmati permainan dari toni,, dan dia pun tidak bisa mengelak lagi, untuk menghindar..

Tak ingin bermain cuman satu kali, toni pun ingin mengulang permainan hingga berkali kali, karna memang Santi ini tidak membosan kan,,

santi pun mulai merasa sentuhan toni lebih nikmat" di banding sentuhan suami nya sendiri, Itulah yang saat ini santi rasakan....

"Gimana santi sayang enak ga" tanya toni..

dan santi pun mengangguk..

Toni pun tersenyum nakal, setelah mendengar pengakuan dari santi dan dia Pun semakin ingin mengulang permainan hingga pagi tiba, seperti layak nya pengantin baru,

Toni pun merasa lemas setelah pertempuran nya, dia pun terbaring di samping santi dengan peluh di sekujur tubuh nya,, toni pun mulai memejam kan mata nya sejenak, untuk menghilang kan rasa lelah nya, sebelum pertempuran untuk yang ke dua kali nya....

Santi yang melihat toni berbaring sambil memejam kan mata nya, santi pun bangkit dari tempat tidur nya, dan diaa ingin ke kamar mandi untuk membersih kan tubuh nya yang rasa nya sangat lengket...

Selang beberapa waktu, usai dari dalam kamar mandi, santi pun ingin memakai pakaian nya kembali, tapi belum sempat dia memakai nya, toni pun bangun dan duduk di tepi ranjang sambil menatap ke arah santi yang ingin memakai pakaian nya...

"kenapa kamu ingin memakai pakaian kamu kembali santi, tanya toni dengan mata melotot..

"Aku mau pulang ton, tugas ku udah selesai kan, hanya melayani kamu saat kamu butuh, dan setelah selesai aku boleh pulang kan, sahut santi dengan menunduk kan kepala nya..

"hah siapa bilang kamu boleh pulang, kita main nya sampai pagi, besok agak siangan kamu baru boleh pulang, lagian aku masih ingin menikmati tubuh kamu yang seksi itu, ucap toni tanpa rasa bersalah...

"Tapi ton aku udah lelah, tadi aja kamu main nya lama banget, sampai kaki aku pegal rasa nya, ucap santi tak mau kalah juga..

"pokok nya aku ga mau tau, sekarang kamu milik aku, dan itu berlaku sampai satu bulan, jadi terserah aku mau main berapa kali dalam semalam, karna kamu Itu udah jadi milik aku, ucap toni agak keras, dan membuat santi agak sedikit takut...

Santi pun akhir nya mengalah, dan terpaksa ini dia lakukan karna kesalahan suami nya sendiri, yang rela menjadikan dia bahan taruhan, dan menjadi kan dia pemuas nafsu teman nya sendiri....

Toni yang melihat santi mulai mengenakan pakaiain lingerie yang sangat tipis dan membentuk tubuh nya, terlihat sangat seksi, toni pun bangkit dari tempat tidur nya dan dia mendekati santi kembali, kemudian memeluk santi tuk yang ke dua kali nya dari belakang....

"ton sebelum permainan ke dua di mulai boleh ga aku tanya sesuatu sama kamu, tapi kamu harus jawab dengan jujur sama aku, ucap santi dan ingin melepas kan pelukan dari toni..

"Boleh" memang nya kamu mau nanya apa sama akuu, ucap toni dan tak ingin melepas kan pelukan nya terhadap santi..

"Kenapa sih kamu main taruhan sama suami aku, dan kamu minta pada suami aku, dan jadikan aku sebagai bahan taruhan kalian, ucap santi...

"Kamu mau tau kenapa santi,, awal nya sih aku ga kepikiran mau taruhan sama jaky" suami kamu,, cuman saat malam itu aku liat kamu di dalam kamar yang hanya menggunakan pakaian tipis, ya tentu aku tergoda dong,, maka nya aku minta sama jaky, dan membuat taruhan dia acara bola dan aku meminta jaky" agar kamu yang di jadikan sebagai bahan taruhan nya,, dan aku boleh untuk meminta hubungan badan bersama kamu, ku pikir jaky akan menolak dengan permintaan aku, tapi nyata nya Jaky menyetujui permintaan aku,, aku sih ga cerita sama Jaky, kalau aku sempat liat tubuh kamu yang seksi ini, ucap toni panjang lebar..

"Hah ber'arti yang aku lihat melintas di depan pintu kamar aku itu, kamu ton,, aku pikir Itu Jaky suami aku sendiri, ucap santi sedikit terkejut...

"iya Itu aku, aku sih cuman numpang ke kamar kecil aja, eh tau tau nya aku dapat rejeky nomplok, ucap toni sambil tertawa lebar..

"Dasar otak mesum kamu itu ton,, ucap santi sambil mencoba tuk melepas kan kembali pelukan dari toni

"hahaha aku sih awal nya cuman bercanda aja sama Jaky, tapi ternyata Jaky menanggapi candaan aku, ucap toni dengan rasa tidak bersalah...

Setelah mengobrol panjang lebar, mereka pun akhir nya sama sama terdiam, sibuk dengan pikiran mereka masing masing, hingga beberapa nenit berlalu toni pun ber'ulah kembali" dan dia ingin meminta permainan ke dua pada santi,, santi sebenar nya ingin menolak, karna yang di lakukan nya adalah salah, mereka berdua melakukan itu tanpa ikatan pernikahan...

Namun nasi sudah menjadi bubur, dan tidak bisa di rubah lagi, akhir nya santi pun dengan sangat terpaksa harus mengikuti kemauan dari toni dan dia pun melakukan ini semua juga karna olah suami nya sendiri, dan bukan ke inginan dia,,

dan toni pun mulai melakukan aksi nya sendiri, tanpa perlawanan dari santi" santi ingin melawan" namun itu percuma saja dan hanya sia sia, akhir nya santi pun mulai menikmati permainan itu, dan dia pun membalas setiap apa yang di lakukan oleh Toni pada nya, hingga mereka berdua pun sama sama menikmati dan sama sama merasa puas...

(Bersambung)