"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Maharani dan Nilam
Maharani mulai merasa tidak enak dengan banyak nya nyawa yanng sudah mulai hilang berpasang pasangan ini, bukan cuma di deda mereka saja ternyata tentang kematian yang sudah terjadi ini. desa tetangga juga mengalami bareng dengan kematian nya Doni kekasih nya, tepat saat malam purnama penuh kala itu sehingga gunjingan kian jadi saja.
Bukan cuma desa mereka yang mulai menyebut nama Purnama, melainkan desa lain juga begitu karena memang nama Purnama dan Arya sangat lah terkenal sekali. mau bagai mana lagi karena memang banyak orang yang sudah minta tolong pada Purnama, kejadian ghaib selalu di sangkut paut kan dengan diri nya.
Malam ini Maharani beraksi untuk mengintai siapa saja yang membunuh orang orang tak bersalah ini, bingung juga mau mengatakan mereka itu bersalah atau tidak. sebab ada uang sedang zinah dan mereka di bunuh, sehingga bisa saja mereka di bilang bersalah karena sudah membuat kotor kampung ini dengan perbuatan zinah yang sangat di benci allah.
Sayang nya orang orang hanya fokus dengan pembunuhan nya saja, tidak ada yang fokus dengan perbuatan kotor mereka itu. karena pembunuhan menurut mereka lebih utama untik di cari pelaku nya, sehingga mereka pun mengabaikan semua nya walau hal kotor yang korban lakukan juga perlu untuk di hujat.
"Tidak ada apa apa sejak tadi di sini, kan kata nya dia beraksi saat malam Purnama." Nilam bosan sekali menunggu di atas pohon.
"Yang kemarin tidak malam Purnama, yang penting kita cari saja dulu." Maharani masih tetap ingin menunggu.
"Aku rasa dia itu orang yang jadi pelaku." tebak Nilam mulai menduga duga.
"Kenapa kau yakin bahwa dia adalah orang?" Maharani menatap besty nya.
"Tidak tau juga, kan nama nya menebak jadi ya asal saja lah." jawab Nilam melihat tajam. Pada kotak yang ada di pinggir sungai.
"Halah kau ini, selalu saja asal tebak tidak karuan!" rutuk Maharani kesal juga..
Namun Nilam tidak menggubris nya lagi, dia mendekati kotak yang tidak lain adalah jamban. ada orang yang sedang duduk nongkrong di sana mebuang hajat nya, entah kenapa istri Aksara ini malah ingin mendekati orang tersebut, tidak ada rasa jijik karena dia sudah mulai kambuh sifat jahil nya yang terpendam selama jadi manusia.
Pletaaaak.
"Astaga, dia malah mengganggu orang itu!" keluh Maharani.
"Ihihiii, lihat dia mulai ketakutan." Nilam tertawa geli.
"Ta* nya masuk lagi karena kau lempar batu, tidak jadi dia buang air besar!" seru Maharani.
"Setaaaaan, jangan bunuh aku!" Mus yang sedang buang hajat jadi ketakutan.
"Ihihiiii.....
"Aaaakhhhh kuntilanak!" Mus kian ketakutan setelah melihat Nilam.
"Bagi dong, Bang." Nilam mulai sudah usil nya sekarang.
"Minta bagi apa kau, Nilam? ta* itu yang kau minta!" seru Maharani.
"Oh iya aku ini minta apa?" Nilam bingung sendiri di buat nya.
"Ya sana kau ambil ta* dia yang ngambang itu!" Maharani terkikik geku dengan ulah besty nya.
Bruuuukk.
Mus pingsan sangking takut nya saat melihat Maharani juga mendekati diri nya, satu saja sudah membuat jantung tidak karuan, apa lagi dua begini. memang mereka sangat cantik, namun penampilan lain seperti sayap besi dan api menyala di dada Nilam membuat sangat seram sekali kelihatan nya.
"Malah pingsan! udah cebok apa belum kau tadi?" Nilam menendang bokong Mus.
"Ih, awas saja kaki pun kena ta* nya dia." Maharani menjauh.
"Enggak lah, lagian kok dia cepat sekali ya pingsan nya? kan kita tidak seram ya!" Nilam heran.
"Menurut mu saja yang tidak seram, kata dia seram sekali lah." Maharani meneliti wajah Mus.
"Besok dia bakal cerita sama orang orang bahwa ada setan yang datang, orang nanti malah mengira kita yang sudah membunuh pasangan di malam purnama." cemas Maharani.
"Bagus lah, dengan begitu gosip bahwa itu ulah Purnama bisa sedikit kurang." Nilam tidak masalah walau di tuduh.
"Ada saja godaan nya bila Purnama mau hiatus sebentar, kan kasihan dia kalau terus kerja sama setan." keluh Maharani.
"Malah di tuduh begini pula, walau orang juga belum menuduh pasti." Nilam juga tidak terima.
Maharani dan Nilam meninggalkan kawasan ini karena mereka ingin mencari pembunuh itu, barang kali saja ada bukti yang bisa menunjukan siapa pelaku nya. Purnama istirahat sebentar dari dunia ghaib, lalu sekarang malah kena sedikit tuduhan karena malam pembantaian itu di pilih saat malam purnama.
"Ku rasa pelaku nya agak kenal dengan Purnama, maka nya dia sengaja memilih malam itu." tebak Nilam sambil terbang.
"Eh aku dari tadi baru paham, kau pakai gigi kawat ya?" Maharani baru sadar.
"Bukan gigi kawat nama nya, ini mainan yang sedang trend karena bila di pakai bisa kelap kelip di mulut." jelas Nilam.
"Kok aku tidak di kasih?" Maharani merajuk.
"Besok aku akan ajak kau kesalon nya, dia jual segala macam alat setan." ajak Nilam semangat.
"Tunggu saja sampai semua beres! aku masih tidak bisa tenang ini." Maharani memang sangat resah.
Nilam tau bagai mana perasaan nya Maharani, bukan cuma Maharani yang resah akibat Purnama mulai di sangkut paut kan dengan kejahatan begini. dia juga tidak terima karena ketua agensi sudah jadi orang yang baik, suka menolong sesama manusia yang butuh akan pertolongan nya.
"Maksud mu gimana tadi dengan pelaku yang kenal dengan Purnama?" tanya Maharani nangkring di pohon jambu.
"Dia tau kebiasan nya Purnama dulu saat masih belum di asuh Bu Laras, ku rasa dia memang sangat kenal." jelas Nilam.
"Nino?"
"Ya enggak tau juga, kan bukan cuma Nino yang lama kenal Purnama." sahut Nilam.
"Kayak nya kalau Nino yang bukan lah, lagi pula dia sudah sejak dulu begitu baik pada Ibu! mana sekarang dia juga sangat rajin sholat, bahkan waktu nya banyak di habiskan di jalan allah." Maharani ragu pada tebakan nya sendiri.
"Seperti yang aku bilang tadi, bukan cuma Nino saja orang lama nya! masih banyak orang tua dan bisa jadi mereka cerita pada anak cucu, lalu mereka pun punya niat jahat." Nilam menjabarkan dengan sabar.
"Tapi bisa jadi bukan manusia, iblis juga banyak yang tidak suka pada Purnama! mereka ingin merebut lembah kematian, sungai kematian dan juga penjara bawah tanah." lirih Maharani.
"Malah aku takut ini Juragan Adi lagi yang membuat ulah." Nilam berkata pelan.
Maharani terdiam bila sudah tentang Juragan Adi, dia malas mencari masalah dengan setan yang begitu ia benci, sebab rasa trauma nya tidak mudah untuk hilang begitu saja.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...