Alexa seorang gadis cantik yang memiliki wajah bulat seperti tomat yang menyukai seorang pria tampan di kantor nya. "Sampai kapan pun aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita berwajah bulat. Mau dia secantik bidadari sekali pun aku tidak akan tertarik. "ucap chavin (pria yang disukai lexa). Dengan seiring nya waktu tanpa disadari mereka pun berpacaran. Chavin menerima cinta lexa kerena alasan tertentu. Tapi lexa sering diperlakukan tidak baik. Chavin suka membandingkan lexa dengan wanita lain. Dan akhirnya chavin memutuskan untuk berpisah dengan lexa. Tak disangka- sangka lexa mengalami kecelakaan yang membuat wajah nya yang bulat menjadi tirus mungkin disebabkan dia sakit teruk. Apakah setelah wajah lexa tirus cavin menerima cinta lexa kembali dengan tulus??? apakah lexa akan tetap mengejar cinta cavin atau malah sebaliknya. Nantikan kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18. KEBAHAGIAAN SAHABAT KU
Kringg... kringg... kringg... (bunyi suara ponsel)
"Alexa gimana, weekend kalian pasti menyenangkan walau tanpa kehadiran ku. "tanya Chavin.
"Iya menyenangkan sekali. Apalagi sekarang ninda dapat cowok baru tuh hehhe.. " jawap Lexa senyum senyum.
"Dapat cowok baru gimana? Ninda pergi dengan bf baru nya begitu??? "tanya Chavin penasaran.
"Iddiihhh... kamu vin. Bukan begitu. Kemarin waktu kita weekend dipusat hiburan ada cowok yang dekati Ninda sepertinya dia tertarik dengan Ninda." ucap Lexa.
"Terus dia ngajak kita berkenalan. Ternyata dia seorang Potografer professional. Yang pas kebetulan lagi ambil ambil gambar wahana itu. Orang nya terlihat baik. " jawap Lexa menjelaskan.
"Lexa Lexa...itu jantan sebenarnya tertarik melihat kamu. Bukan Ninda!! Dia mendekati ninda karena dia naksir kamu itu! "jawap Chavin curiga.
"Aahh...kamu... waktu berkenalan aku bilang juga kalau aku sudah punya pacar. Jadi gak mungkin kan dia minat dengan ku. Kamu yah cemburuan begitu. " jawap Lexa kesal.
"Iyaa... iya.. maaf Lex. Wajar donk kalau aku sedikit curiga. Maaf yah sayangg.. "ucap Chavin meminta maaf.
Eehhmm... Lexa pun menghela nafas. Dan mereka pun bercerita panjang lebar ditelfon.
Beberapa minggu pun telah berlalu, dan Ninda mulai sering berkomunikasi dengan Ryan. Dan bukan tak jarang mereka sering keluar sesekali.
Sejak kejadian itu Ninda jadi sering memikirkan Ryan. Mungkin Ryan sudah menambat hati Ninda. Sambil duduk di tepi tempat tidur, ia pun membuka ponselnya, dan melihat ponsel dengan tersenyum tipis saat membaca pesan dari Alexa.
"Gimana perasaanmu setelah malam itu? Ryan kelihatan suka banget sama kamu, loh!" tanya Lexa.
Ninda tersenyum kecil membaca pesan itu. Dan dia pun membalas nya.
"Malam ini menyenangkan. Tapi aku belum tahu, Lex. Aku masih butuh waktu." jawab Ninda.
"Ok nggak apa-apa. Yang penting kamu mulai membuka diri. Aku yakin Ryan orang yang tepat buat mu." ujar Lexa.
Ninda tidak langsung membalas pesan itu. Dia tahu Alexa hanya ingin yang terbaik untuknya, tapi hati Ninda masih dipenuhi keraguan. Bagaimana jika dia salah menilai Ryan? Bagaimana jika akhirnya hanya membawa luka baru? eehhmmm... Ninda menghela nafas.
KEESOKAN HARINYA
Hari berikutnya, Ninda dan Alexa bertemu di sebuah kafe seperti biasanya. Ninda, yang masih terlihat sedikit canggung, mencoba mengalihkan pembicaraan dari topik Ryan.
Alexa tersenyum, tapi kemudian dia menatap Ninda dengan serius. "Ngomong-ngomong, gimana perasaanmu ke Ryan, Nin? Aku tahu kamu belum bilang apa-apa, tapi aku bisa lihat kalau dia membuat kamu merasa beda."
Ninda terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Aku nggak tahu, Lex. Jujur, dia orang yang menyenangkan. Tapi aku masih belum yakin, apakah aku benar-benar siap untuk membuka hati lagi."
Alexa meraih tangan sahabatnya. "Aku tahu, Nin. Aku nggak maksa kamu. Tapi aku cuma ingin kamu tahu kalau kamu pantas untuk bahagia. Jangan biarkan masa lalu menahan kamu."
Ninda tersenyum kecil. Kata-kata Alexa selalu berhasil menyentuh hatinya.
Sore itu, saat Ninda berjalan-jalan di taman untuk mencari udara segar, pertemuan tak terduga pun terjadi dia tanpa sengaja bertemu dengan Ryan.
"Ninda?" panggil Ryan dari kejauhan.
Ninda, yang sedang asyik menikmati pemandangan, menoleh dan terkejut melihat Ryan mendekatinya.
"Ryan? Ngapain kamu di sini?" tanya Ninda dengan penuh terkejut.
Ryan mengangkat sebuah buku yang dipegangnya. "Aku sering ke sini kalau lagi ingin baca buku. Tempatnya tenang."jawap nya sambil menunjuk kan sebuah buku.
Ninda tersenyum kecil. "Oh, aku baru tahu."
"Kalau kamu sendiri ngapain? Lagi cari udara segar? " tanya nya lagi.
"Iya, cuma pengin jalan-jalan aja, dan cari udara segar nih. "jawab Ninda.
"Senang bertemu kamu disini Nin. Bisa bisa nya aku bertemu orang yang sangat special hari ini. " ucap Ryan.
Hati Ninda berdebar. Dia tidak menyangka Ryan akan berkata seperti itu.
Eehmmm... kamu ada ada saja. "jawap Ninda tersipu malu.
Betul Nin, apakah kamu mau menjadi orang yang paling spesial dihati ku??? " tanya Ryan yang secara tidak langsung dia menembak Ninda hari itu.
"Aku... aku nggak tahu harus bilang apa, Ryan. Aku masih mencoba mencari tahu perasaanku sendiri.
"Aku masih bingung harus menjawap apa." ucap Ninda.
Ryan mengangguk pelan. "Aku ngerti, dan aku nggak akan memaksa kamu Nin. Aku cuma ingin kamu tahu kalau aku serius sama kamu."Ucap Ryan dengan singkat.
Percakapan itu meninggalkan kesan mendalam di hati Ninda.
Hari-hari berlalu, dan Ryan serta Ninda semakin sering berkomunikasi. Meski Ninda tetap berusaha menjaga jarak, perlahan ia tak bisa memungkiri bahwa kehadiran Ryan mulai membawa warna baru dalam hidupnya.
Di sisi lain, hubungan Alexa dan Chavin juga masih dalam keadaan baik baik saja. Chavin masih tampak bucin dengan Alexa. Walaupun kadang suka terjadi pertengkaran kecil antara mereka. Tapi masih bisa diperbaiki.
Memang akhir akhir ini Chavin pun sering keluar kota ada meeting dadakan. Dan fia pun lebih banyak fokus juga pada telfon genggam nya. Ya mungkin urusan kantor.
Suatu malam, Ryan mengajak Ninda untuk bertemu di sebuah kafe kecil yang hangat dan nyaman.
"Ada yang ingin aku bicarakan, Nin," kata Ryan setelah mereka memesan minuman.
Ninda menatap Ryan dengan rasa penasaran.
"Aku tahu mungkin ini terlalu cepat, tapi aku nggak bisa terus menyembunyikan perasaanku. Aku suka sama kamu, Nin. Dan aku ingin kita punya kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh." ucap Ryan penuh harap.
Ninda terdiam. Kata-kata itu membuat hatinya bergemuruh.
"Aku... aku nggak tahu, Ryan. Aku takut... takut kalau semuanya nggak berjalan seperti yang diharapkan."Jawa Ninda dengan gugup.
Ryan menggenggam tangan Ninda dengan lembut. "Aku ngerti, dan aku di sini bukan untuk memaksa kamu. Aku cuma ingin kamu tahu kalau aku akan ada di sini, apapun yang terjadi."ucap Ryan.
Malam itu, meski pun Ninda belum memberi jawapan apa apa, tapi hatinya sudah mulai terbuka juga buat Ryan.
Beberapa minggu kemudian, Ninda pun mulai berani membuka kan hatinya untuk Ryan. Dan dengan seiring nya waktu hubungan mereka pun semakin dekat. Mereka sering keluar bersama dan bahkan saling memberi kabar satu sama lain.
Alexa, sangat bahagia melihat sahabat nya Ninda yang teleah menemukan pasangan. Akhirnya sahabat sejatinya telah menemukan kebahagiaan baru.
"Kamu benar, Lex," kata Ninda suatu hari. "Aku nggak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, tapi aku merasa lebih bahagia sekarang."ucap Ninda
Alexa memeluk sahabatnya dengan erat. "Aku tahu kamu bisa, Nin. Aku selalu percaya padamu."Tidak ada salah nya kalau kamu mau mencobanya Nin. " jawap Lexa.
Dan di antara Ninda dan Ryan, tumbuh sebuah cerita baru yang dimulai dengan cerita tentang harapan, cinta, dan keberanian untuk membuka hati.
BERSAMBUNG....
jika berkenan mampir juga dikaryaku yuk/Smile/