Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 27 ~ Kelelawar Hantu
Nafsu membunuh kuat dirasakan oleh Xiao Wang yang saat itu masih berada dalam ruang bawah tanah. Aura keberadaan binatang buas telah Xiao Wang rasakan mendatangi dirinya di ruangan itu.
Tanpa pikir panjang, segera dia mengambil kota kecil tersebut dan berniat pergi dari tempat itu.
Krreekkk....
Krreekkk....
Sayangnya, ada yang tidak masuk dalam perhitungannya sebelumnya. Patung-patung manusia berkepala siluman itu saat ini telah menunjuk sesuatu pergerakan. Mereka bergerak layaknya siluman biasa, lalu beramai-ramai mengelilingi Xiao Wang.
Lantas memasukkan kotak kecil ke dalam cincin ruang miliknya, Xiao Wang beralih mengelurkan pedang untuk melawan patung-patung siluman ini.
Mengayunkan pedangnya dengan keras, berniat memotong salah satu patung yang menyerangnya.
Traak...
Sayangnya pedang Xiao Wang justru malah retak, sebelum akhirnya hancur berkeping-keping.
"Sial, para patung-patung ini memiliki kekuatan setara dengan ranah Raja," decak Xiao Wang.
Whush...
Naga Magma muncul di hadapan Xiao Wang. Dia melibaskan ekornya, menghantam salah satu patung. Sayangnya patung itu bukannya hancur, malah terpental menabrak dinding ruang bawah tanah. Tapi tidak terjadi sesuatu pun padanya. Dia berdiri kembali dan berniat kembali menyerang.
"Bahan pembuatan patung-patung ini sangatlah langkah nan kuat. Serangan biasa saja tidak akan cukup untuk menghancurkan mereka." Naga Magma kembali melibas–kan ekornya pada salah satu Patung Manusia berkepala siluman. Kali ini mengandung kekuatan besar.
Braakk...
Dan itu berhasil menghancurkannya.
"Nak, naiklah di punggungku. Aku akan membawamu keluar!"
Xiao Wang mendengar itu tidak membantah. Segera dia menaiki punggung Naga Magma lalu keduanya berlalu pergi dari sana.
Sepeninggal Xiao Wang dan Naga Magma, patung yang semula menggenggam kotak kecil itu mengeluarkan sorot mata merah. Permukaan kulit batunya mendadak retak, sebelum akhirnya hancur sepenuhnya. Memperlihatkan wujud asli manusia berkepala Naga. Lalu dia menghilang begitu saja.
Tepat setelah manusia setengah siluman itu menghilang, tempat itu kini di datangi oleh bayang-bayang gelap bergerak cepat, begitu banyak bayangan tersebut. Lalu kesemuanya berubah menjadi seekor serigala gelap. Memiliki taring panjang serta mata merah menyala.
"Aauuuu....."
"Aauuuu...."
Serentak mereka melolong secara bersamaan.
"Mereka sudah pergi. Aura itu telah menghilang!" ucap salah atau dari serigala kepada temannya.
"Sialan... Aauuuu...." umpat salah satunya. Setelah itu mereka semua menghilang satu per satu. Pergi melalui bayangan yang ada.
***
Xiao Wang telah keluar dari dalam gubuk. Naga Magma membawanya terbang sangat tinggi, melihat ke bawah dimana kini berlarian begitu banyak binatang buas. Semua binatang buas itu mengarah ke satu tempat yaitu gubuk yang sebelumnya didatangi Xiao Wang.
"Haissh, jumlah mereka sangat banyak dengan berbagai macam tingkat Kultivasi." Naga Magma berkata di sela-sela kepakan sayapnya.
"Mengapa kau lari, bukankah kamu bisa mengalahkan mereka semua? Atau mungkin karena kau takut sehingga memutuskan untuk melarikan diri?" tanya Xiao Wang.
"Siapa bilang aku takut. Aku pergi karena malas berurusan sama kukurucu seperti mereka. Bahkan hanya dengan sekali kentut–ku semua binatang buas itu akan langsung tumbang." Naga Magma menjelaskan alasannya namun dengan membesar-besarkan dirinya sendiri.
Xiao Wang memilih untuk tidak memberikan tanggapannya. Dia dan Naga Magma memperhatikan setiap pergerakan Binatang Buas Yang ada di bawah sana.
"Apakah kita akan terus memantau mereka dari sini sampai malam datang?" tanya Xiao Wang.
"Hmm, seharusnya kita pergi dari sini. Kelelawar Hantu pasti akan muncul di tempat-tempat yang terbilang tersembunyi. Sementara di sini terlalu ramai."
"Hmm, bukankah isi dalam kotak tersebut telah mengundang banyak Binatang Buas untuk mendatanginya? Seharusnya Kelelawar Hantu juga akan ke gubuk itu kan?!" pikir Xiao Wang.
"Ya, tapi ada beberapa catatan penting yang kau tidak ketahui tentang Kelelawar Hantu, yang membuat mereka berbeda dengan binatang buas lainnya. Sudahlah, mari kita pergi dari sini. Aku merasakan firasat buruk jika terus berdiam di sini!"
Naga Magma kemudian membawa pergi Xiao Wang dari sana.
***
Senja telah menyongsong. Xiao Wang berjalan perlahan dengan hati-hati. Naga Magma telah kembali ke tempat–nya setelah siang tadi mengantar Xiao Wang sampai di sini.
"Sepertinya mereka akan muncul sebentar lagi. Baiklah, aku akan menunggu di sini!" gumam Xiao Wang pada dirinya sendiri.
Duduk bersila pada batu besar bundar di dalam hutan, menunggu para kelelawar hantu keluar dari persembunyian mereka.
Tak berapa lama, seekor kelelawar melewati Xiao Wang. Tentu saja mengetahui itu, Xiao Wang lantas bangkit dan mengikutinya.
Tapi mendadak kelelawar itu menghilang dalam Wujud roh. Segera menghampiri tempat menghilangnya kelelawar tersebut.
"Ini pasti Kelelawar Hantu. Dia menghilang di sini, dan kemungkinan masih berada di sekitaran sini pula!" Xiao Wang bergumam pelan. Dia kemudian mengaktifkan Mata Dewa untuk menilik sekeliling.
Benar saja, tak butuh usaha lebih bagi Xiao Wang untuk mengetahui keberadaan kelelawar itu. Lantas kembali Xiao Wang mengejarnya.
-
Whush...
Xiao Wang melompati sebuah sebuah jurang yang tak terlalu dalam. Masuk ke dalam, mengikuti arah pergi Sang Kelelawar. Tebakan Xiao Wang terkait dengan jurang yang dia datangi ini adalah sarang dari kelelawar hantu.
Berjalan secara perlahan dan hati-hati, beberapa ekor kelelawar lewat di atasnya, mereka terbang secara berkelompok. Beruntung keberadaan Xiao Wang yang cukup tersembunyi, sehingga tak membuat kelelawar-kelelwar hantu itu mengetahui keberadaannya.
Kembali melanjutkan perjalanan, hingga memasuki sarang kelelawar hantu lebih dalam lagi.
Kyyaakkk....
Kyyaakkk....
Kyaaakkk....
Suara pekikan kelelawar terdengar begitu menusuk gendang telinga Xiao Wang, bahkan dia merasakan itu sampai hingga ke otak.
Rombongan Kelelawar sepakat melepaskan gelombang ultrasonik yang langsung di arahkan pada anak manusia itu.
Sedangkan Xiao Wang, posisinya telah diketahui oleh kelelawar hantu, mencoba untuk melawan gelombang ultrasonik itu. Tapi karena terlambat bereaksi, sehingga telinganya terlanjur mengeluarkan darah. Beruntung itu tidak berkepanjangan sebab Xiao Wang telah melindungi indera pendengarannya itu dengan energi Qi.
Kelelawar-kelelawar itu memiliki wujud yang sama semua, yaitu sebentar menghilang dan sebentar kembali timbul.
Xiao Wang melepaskan lonjakan energi api dari dalam tubuhnya. Dan itu berhasil membuat gelombang ultrasonik itu berhenti. Tapi yang terjadi selanjutnya adalah, para kelelawar sama-sama menggerogoti Xiao Wang. Menyerang lelaki itu dengan ganas. Tak berniat memberikan jeda sedikit pun bagi Xiao Wang untuk mengambil nafas.
"Sialan, mereka begitu beringas dala menyerang. Menyerbu tanpa berniat memberi ampun musuh!" batin Xiao Wang yang masih dalam keadaan bertahan.
"Ruang Ilusi Tak Bertepi!"
Whush...
Mendadak tempat itu berubah sepenuhnya. Yang semula berlatar gelap dalam goa, kini berganti menjadi merah darah namun dalam sebuah hutan gundul.
Xiao Wang menjebak kelelawar-kelelawar hantu yang menyerangnya tadi dalam sebuah ilusi. Mengunci pergerakan mereka, lalu membunuh mereka semua dalam waktu singkat. Tapi dia menyisakan jiwa para kelelawar itu bergentayangan di alam ilusi. Sebab akan dia jadikan sebagai bagian dari alam Ilusi miliknya.
Setelah berhasil membunuh Kelelawar-kelelawar itu, Xiao Wang kembali melanjutkan langkahnya.
"Kau pikir bisa pergi begitu saja setelah membunuh banyak Pasukan ku?"
kok jd setara dgn si yao mei...???
semesta apa surgawi,kacau amat lo