Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duapuluh
..."Berbuat baiklah sampai kelak otakmu mu tak sanggup lagi mengingat semua kebaikan yang telah kamu lakukan kepada oranglain"...
...~Muhammad Ilham Alghiffari~...
...****************...
Menjelang siang keadaan Zura sudah membaik,wajahnya tidak terlalu pucat,demamnya pun sudah mulai reda.
Hanya kepalanya saja yang terasa pusing sedikit.
Zura,Gus Ilham dan yang lainnya sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menunggu adzan dzuhur.
"Afwan ning,saya mau tanya apa benar ning Zura yang sudah mentransfer uang ke rekening ana?"
Tanya Ustadz Yusuf yang duduk di belakang Abah kiai.
"Ning ? Siapa?"
Zura mengerutkan keningnya mendengar ucapan Ustadz Yusuf
"Ya anti lah,anti kan istrinya Gus Ilham otomatis sekarang anti jadi seorang Ning "
"Loh ko gitu,ia kah A ?"
Tanya Zura pada Gus Ilham,sedangkan Gus Ilham hanya tersenyum sambil mengusap kepala Zura
dan yang lain hanya tersenyum.
"Panggil Zura aja Tadz,tolong jangan panggil saya dengan panggilan ning "
"Loh kenapa neng?" kali ini giliran umi yang bertanya
"Telalu berat Umi,gak sesuai sama pribadi Zura yang jauh dari gambaran seorang ning.Lebih baik panggil Zura saja mi,rasanya Zura tidak pantas mendapat panggilan ning."
Umi yang mendengar penuturan Zura tersenyum bangga,di saat di luaran sana gadis-gadis lain berlomba-lomba ingin di panggil ning tapi Zura sungguh menolaknya.
"Senyamannya neng Zura saja ya,tidak perlu di paksakan " Abah ikut menengahi.
"Baik bah "
Zura tersenyum manis mendengar perkataan abah.
"Oh iya Ra, ini anti tidak salah mentransfer? Ini kenapa nol nya banyak sekali. Ana bolak balik cek ternyata nol nya masih sama gak berkurang sedikitpun sampe gemetar tangan ana "
"Memangnya Ustadz di kasih uang sama teteh berapa gitu ?" tanya Nafa penasaran,karena sejak tadi ia hanya diam menjadi pendengar.
Namun saat melihat wajah ustadz Yusuf yang terlihat kaget membuat ia ingin tahu.
"Ning Nafa lihat saja,Ustadz ini gak salah baca kan ning..ini nolnya bener 7 kan "
Nafa yang melihat hp Ustadz Yusuf ikut terkejut.
"MasyaAllah 20juta Ustadz,ini tuh beneran uang bukan Ustadz?"
ucap nafa dengan wajah polosnya
"Anti fikir pulsa apa,,ya iya lah ini uang Ning Fa,lagian kenapa anti kasih ana uang segini banyak Ra "
"Bukan dari saya Tadz,itu rezeki dari Allah yang di titipkan ke saya. Sebagai ucapan terimakasih sudah mau di repotkan saya kemarin sama permintaan maaf karena tugas dan kerjaan Ustadz Yusuf terganggu karena saya.Lagian itu bukan untuk Ustadz aja.Itu titipan juga buat adik ustadz, waktu itu kan ustadz pernah bilang sama saya kalo adik Ustadz juga seumuran sama saya dan sebentar lagi lulus terus mau masuk kuliah,nah itu tuh rezeki untuk masukin kuliah adik Ustadz."
"MasyaAllah" ucap serempak semua orang.
"MasyaAllah Ra,jazakillah..ana tidak tau harus bicara apa lagi,anti benar-benar baik " ucap Ustadz Yusuf terharu.
"Jangan berterimakasih sama saya Tadz,rasanya saya tidak pantas.Eh, tapi tunggu anda jangan senang dulu Tadz..karena kedepannya saya akan lebih merepotkan Ustadz hehe "
"Haha....na'am Ra,ana tidak keberatan anti repotkan betul tidak Gus"
"Selagi kami mampu,insyaAllah kami selalu siap membantu kamu sayang" Ucap lembut Gus Ilham.
"Oh iya soal tanah itu gimana A? Sudah di diskusikan sama Abah belum" Tanya Zura.
"Tanah ? Tanah apa Ham ?" tanya Abah tak mengerti.
"Oh itu bah,tanah kosong yang dekat dengan yayasan.Zura tanya katanya tanah itu bisa di sewa atau di beli tidak "
Abah,umi dan ibu nay mengerutkan keningnya.
Untuk apa Zura bertanya masalah tanah.
"Memangnya untuk apa neng?" Tanya Abah.
"Afwan Abah,rencananya Zura mau buka cabang cafe di daerah sini tapi lebih ke angkringan sih bah karena Zura melihat potensi besar di daerah sini "
"Maksudnya cabang gimana nak,ibu gak ngerti "
ibu berntanya memastikan maksud perkataan Zura,karena setaunya jika ada cabang berarti ada pusat.
"Sebernarnya Zura punya cafe bu,Ibu masih ingat tidak 3tahun lalu saat ayah mengusir Zura gara-gara Zura di jebak Cindy.? Zura pergi menenangkan diri di panti tempat biasa bunda menjadi donatur..disana Zura mendengar panti ada masalah sehingga Zura memutuskan membuat usaha untuk membantu panti,akhirnya setelah berunding dengan bang Rizal akhrinya kami memutuskan membuat cafe dengan modal Zura menjual semua perhiasaan dari bunda dan oma di tambah tabungan yang sudah bunda siapkan untuk Zura tanpa sepengetahuan ayah.Kebetulan tanah warisan bunda yang berada dekat Campus X kosong makanya Zura bangun cafe di situ yang akhrinya menjadi cafe pusat. Dengan penuh perjuangan Zura dan bang Rizal berhasil mengembangkan cafe sehingga bisa membuka 2 cabang lagi di tempat lain dan sekarang Zura ingin membuka cabang lagi di sini sekaligus membuka lowongan pekerjaan untuk para lulusan santri yang ingin bekerja "
"Ya Allah nak,kamu benar-benar berhati mulia.Selama itu kamu berjuang untuk orang lain,ibu bangga sama kamu nak"
"Makasih bu,jadi bagaimana Abah ?"
"Pakailah nak,tidak perlu di beli atau di sewa..selama itu untuk kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain insyaAllah abah ikhlas"
"Alhamdulillah,terimakasih abah insyaAllah Zura akan berusaha agar tidak mengecewakan semua.Aa juga tolong bantu Zura ya"
"Pasti sayang,Aa akan selalu mendukung setiap langkahmu."
Perlahan Gus ilham memeluk Zura dari samping,sungguh hatinya benar-benar besyukur bisa mendapatkan bidadari secantik Zura yang bukan hanya cantik parasnya tapi juga hatinya
"Nanti Aa hubungi abang ya supaya bisa mulai berdiskusi " pinta Zura.
"Iya nanti Aa hubungi Rizal supaya bisa datang kesini" Zura sangat menghargainya sebagai suami buktinya ia bisa mulai membatasi hubungannya dengan yang bukan mahramnya.
Saat mereka sedang asyik bercengkrama,di luar terdengar suara beberapa mobil masuk ke halaman pondok.
Semua orang berdiri kemudian keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi.
Sejenak suasana pondok jadi ramai karena kebetulan para santri sedang istirahat sambil menunggu dzuhur.
Semua terheran kecuali Zura,Gus Ilham dan Ustadz Yusuf yang biasa saja melihat beberapa mobil mewah mulai berhenti di depan ndalem.
Ibu nay yang mengenali mobil-mobil di depannya mengerutkan keningnya.
Apalagi yang di rencanakan Zura yang ia tidak tahu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
♧R²_Chair♧