Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembar
Laras terbangun, ia mendengar jelas suara televisi yang masih menyala.
Gadis itu menyibakkan selimut tebal yang menyelimutinya, lalu duduk perlahan.
Betapa kagetnya ia saat melihat sosok Pram yang sedang tertidur sembari terduduk itu.
Laras tertegun cukup lama,
entah apa yg membuatnya tertegun,
Melihat sosok Pram yang tertidur, ada perasaan kasihan yang melintas.
Ia tau benar, Pram bukanlah laki laki yang kurang ajar,
Beda dengan Elang yang penuh senyum dan ramah pada setiap orang,
Pram adalah sosok yang pendiam dan penyendiri,
Jika tidak terpaksa berpapasan, Pram tidak pernah menatap atau menyapanya.
Padahal dalam ingatan Laras, saat Laras masih SMP,
Pram tidak begitu dingin terhadapnya,
Pram bahkan sering menemaninya bermain dan berjalan jalan keliling saat ia menyusul ayahnya bekerja.
Meski tidak banyak bicara, tapi saat itu Pram banyak tersenyum pada Laras, bahkan sesekali memegang kepala Laras di sertai helaan nafas sabarnya.
Entah kapan pastinya Pram berubah,
Jika di ingat ingat oleh Laras, Pram menjaga jarak semenjak Elang mulai mendekati Laras.
Benar, semenjak Laras dan Elang mulai berpacaran, Pram menjadi sosok yang berbeda,
seperti orang asing yang tidak pernah Laras kenal.
Kepala Pram tiba tiba bergerak pelan, melihat itu Laras buru buru bangkit, ia berlari ke arah kamarnya.
Pram sontak membuka mata, yang ia temukan adalah sosok Laras yang sedang berlari menjauh.
Pram ingin bangkit, namun di urungkan niatnya mengingat betapa gadis berusia delapan belas tahun itu menghindari dirinya.
Timbul rasa kecewa di hatinya,
Sudah cukup lama keduanya hidup dalam satu atap,
Namun Laras belum juga mau untuk berbincang dengannya sekalipun.
Setiap melihat Pram, gadis itu selalu menjauh dan segera masuk ke dalam kamarnya.
Sesungguhnya Pram ingin membawanya berjalan jalan, agar Laras menghirup udara segar, tapis sepertinya maksud baik Pram itu tidak akan tercapai.
___
Hari ini jadwal Laras periksa kandungan, Pram buru buru pulang dari kantor karena ingin mengantarkan Laras.
Laras sedang duduk tenang di depan kolam ikan yang terletak di tengah rumah, di sekeliling kolam itu juga di hiasi taman yang tidak begitu besar.
Laras memakai dress cantik berwarna coklat muda dengan motif bunga putih.
Pram yang sudah siap berjalan mendekat ke arah Laras, dengan kemeja coklat tua yang lengannya di tekuk sampai bawah siku.
Laki laki bertubuh tinggi itu menghentikan langkahnya tidak jauh dari Laras,
Ia takut Laras kaget melihatnya, namun ternyata kekhawatirannya percuma.
Gadis yang biasanya selalu kabur saat melihatnya itu, kini menoleh ke arahnya, hingga keduanya beradu pandang.
Deg..
Pram tertegun,
Baru kali ini Laras mau menatapnya, ada perasaan hangat yang mengaliri hatinya.
Namun segera di sadarkan dirinya, Pram membuang pandangannya dengan cepat,
" Bu Yati?!" panggil Pram,
" saya sudah siap Bu Yati, ayo segera berangkat?!".
Laras yang melihat sikap Pram itu, juga ikut mengalihkan pandangannya, ia menatap kembali ke arah kolam.
" Aku ingin makan sesuatu," ucap Laras tiba tiba,
Membuat Pram kembali menatap Laras,
" kau ingin makan sesuatu?" tanya Pram seperti tidak percaya gadis itu bicara padanya,
" katakan Laras? Kau ingin makan apa?" tanya Pram masih dengan raut tak percaya.
" aku ingin makan kue putu.." jawab Laras masih menatap ke arah kolam,
" kue putu??"
Pram terdiam, ia berpikir keras wajahnya terlihat bingung.
" Kue putu itu yang seperti apa?" tanya Pram,
" kue putu itu dari tepung beras mas Pram, mas Pram tidak pernah makan?" Bu Yati tiba tiba menyahut sembari berjalan mendekat,
" Saya tidak tau Bu Yati, apa saya pernah memakannya tapi Tidak tau namanya ya Bu?" Pram masih terlihat bingung,
" biasanya ada yang jual keliling mas kalau di kampung kampung, kalau di kota saya tidak pernah melihatnya.."
" lalu dimana saya harus mencarinya Bu Yati?"
" coba di pasar tradisional mas.. Biasanya ada kalau malam.."
Pram menatap Laras kembali,
" akan kucari ras, tapi kita periksa dulu ya?" ujar pram.
Mendengar itu Laras tidak menjawab, namun ia beranjak,
" ya sudah Bu Yati, ayo kita berangkat.." Laras berjalan ke arah Bu Yati yang berdiri di belakang Pram.
Sesampainya dirumah sakit, Laras tidak keberatan Pram mengikuti masuk ke dalam ruangan.
Pram duduk dengan tenang menunggu Laras yang sedang di periksa oleh dokter,
Saat perut Laras di buka, Pram sontak mengalihkan pandangannya, ia tidak mau Laras merasa tidak nyaman.
Namun dada Pram berdebar dengan cepat saat mendengar suara detak jantung,
Yah, itu suara detak jantung anaknya.
" pak, Bu, kabar baik.. Ini janinnya tidak hanya satu, tapi dua.." suara dokter membuat Pram langsung mengalihkan pandangannya pada layar yang memperlihatkan bentuk dan pergerakan bayi itu.
dada Pram berdebar semakin kencang,
Diam diam ia mengintip Laras,
Ia ingin tau respon Laras setelah mendengar kabar dari dokter bahwa anak mereka tidak hanya satu, tapi dua.
Dan benar apa yang di prediksi oleh Pram, wajah Laras memucat, Laras menutup mulutnya rapat rapat.
" bagaimana kondisi janinnya dok??" tanya Pram khawatir,
" sehat," jawab dokter sembari terus menggerakkan sebuah alat di atas perut Laras.
" untuk jenis kelamin belum terlihat jelas ya, mungkin untuk bulan depan sudah bisa di ketahui..
pak.. tolong makan ibunya lebih di awasi ya, karena janinnya kembar, jadi kebutuhan nutrisi dan gizinya dobel..
ibu harus makan lebih dari biasanya..
Akan saya berikan vitamin vitamin ya..?" ujar si dokter pada Pram,
" baik dokter.. Tolong beri saya informasi tentang makanan yang boleh dan tidak boleh di makan oleh ibu hamil dokter.."
mendengar itu si dokter mengulas senyum,
" Anak pertama ya?" tanya dokter,
Pram mengangguk,
" usia berapa pak? Sepertinya masih muda sekali, ibunya juga begitu?"
" saya dua puluh empat dokter.." jawab Pram mengulas senyum,
" baiklah, akan saya rekomendasi kan makan apa saja yang baik untuk ibu hamil,
Ibu.. Sudah selesai.. Silahkan.." dokter mempersilahkan Laras untuk bangun dari atas tempat periksa.
___
Selama dalam perjalanan suasana hening, tidak ada satu orang pun yang bicara, begitu pula Bu Yati.
Bu Yati duduk di kursi belakang dengan Laras,
Bu Yati tau tentang hasil pemeriksaan, tapi Bu Yati tidak berani membahasnya karena wajah Laras terlihat masih shock.
Setelah lama diam, akhirnya Pram bertanya,
" mau pulang dulu, atau sekalian ikut mencari kue Putunya?" suara Pram terdengar tenang.
Laras tidak menjawab, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela.
" mbak Laras.. Apa masih ingin makan kue putu?" tanya bu Yati sembari menyentuh lengan Laras.
" masih Bu, aku ingin yang masih hangat.." Jawab Laras pelan,
" kalau begitu ikut saja, sekalian kita cari makan.." sahut Pram sembari lurus menatap jalan raya.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini