Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29: Jejak dalam Kenangan
Setelah petualangan yang menyenangkan di Taman Pintar, Zayyy dan Angelina merasa semangat mereka semakin menggebu untuk menjelajahi lebih banyak tempat di Nganjuk.
Dengan rencana yang sudah disusun, mereka memutuskan untuk mengunjungi beberapa lokasi ikonik di sekitar kota. Hari itu dimulai dengan cerah, matahari bersinar hangat, dan angin sepoi-sepoi membawa aroma segar dari alam.
“Jadi, kemana kita akan pergi pertama?” tanya Zayyy sambil mengemudikan mobilnya menuju SMK PGRI, sekolah yang terkenal di daerah tersebut.
Angelina melihat peta di ponselnya. “Bagaimana kalau kita mulai dari SMK PGRI? Aku penasaran dengan suasana di sana, dan kita bisa melihat kembali kenangan kita di sekolah.”
Zayyy mengangguk setuju. “Tentu! Kita bisa bertemu dengan beberapa teman lama juga. Siapa tahu ada yang masih ingat kita.”
Setibanya di SMK PGRI, mereka disambut oleh suasana yang ramai. Siswa-siswa terlihat berlarian di sekitar halaman, tertawa dan bercanda. Mereka berdua saling tersenyum, mengenang masa-masa indah yang pernah mereka habiskan di tempat ini.
“Lihat, itu kan tempat kita dulu belajar?” Angelina menunjuk ke arah gedung kelas yang masih terlihat kokoh. “Aku ingat betapa bersemangatnya kita saat ujian praktikum.”
“Dan betapa gugupnya kita saat presentasi di depan kelas,” Zayyy menambahkan, tertawa kecil. “Tapi itu semua bagian dari perjalanan kita.”
Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah, melihat papan pengumuman yang masih dipenuhi oleh pengumuman kegiatan dan prestasi siswa. Zayyy berhenti sejenak, menatap foto-foto di dinding yang menampilkan momen-momen penting di sekolah.
“Zaman yang indah,” Zayyy berkata, matanya bersinar. “Kita harus mengabadikan momen ini dengan foto.”
Angelina mengangguk setuju, dan mereka berpose di depan papan pengumuman. Zayyy mengambil foto, dan Angelina tidak bisa menahan tawa ketika Zayyy membuat ekspresi lucu. “Kamu tidak berubah sama sekali, Zayyy!” Angelina berkomentar sambil tertawa.
Setelah puas berkeliling, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain. “Sekarang, mari kita ke Air Terjun Singokromo. Aku mendengar pemandangannya sangat indah,” Zayyy berkata.
“Ya! Aku sudah lama ingin pergi ke sana,” Angelina menjawab dengan antusias. “Berharap kita bisa berfoto di depan air terjun.”
Mereka melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Singokromo, yang terletak tidak jauh dari Nganjuk. Selama perjalanan, Zayyy dan Angelina berbincang tentang berbagai hal, mulai dari rencana masa depan hingga impian mereka.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, mereka akhirnya sampai di lokasi. Suara gemericik air terjun terdengar jelas, menyambut mereka dengan keindahan alam yang memukau.
“Lihatlah, Zayyy! Sangat indah!” Angelina berteriak gembira ketika melihat air terjun yang megah di depan mereka. Air terjun itu mengalir deras dari ketinggian, memercikkan air ke sekelilingnya.
Zayyy tersenyum melihat reaksi Angelina. “Ayo, kita dekat-dekat! Aku ingin mengambil foto kita di sana.” Mereka berjalan mendekat ke air terjun, merasakan semprotan air dingin di wajah mereka.
“Ini adalah momen yang sempurna!” Angelina berkata, berpose dengan latar belakang air terjun yang mengalir deras. Zayyy mengambil beberapa foto, memastikan untuk menangkap keindahan dan keceriaan mereka.
Setelah berfoto, mereka duduk di sebuah batu besar di dekat aliran air, menikmati keindahan alam di sekitar mereka. “Rasanya damai sekali di sini, ya?” Zayyy berkomentar, menikmati suara air yang mengalir.
“Benar! Ini adalah tempat yang sempurna untuk merenung,” jawab Angelina sambil menatap keindahan alam. “Aku merasa terhubung dengan alam.”
Mereka duduk di sana selama beberapa saat, berbagi pikiran dan impian. Angelina berbicara tentang harapannya untuk menyelesaikan studinya dan mengejar karir yang dia impikan.
Zayyy mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan dukungan kepada Angelina untuk mengejar cita-citanya.
“Dan apa impianmu, Zayyy?” tanya Angelina setelah berbagi ceritanya.
“Impian? Aku ingin membuka usaha sendiri, mungkin restoran yang menyajikan makanan enak. Aku ingin orang-orang merasa bahagia ketika mereka makan di tempatku,” Zayyy menjawab dengan penuh semangat.
Angelina tersenyum. “Itu adalah impian yang bagus! Aku yakin kamu bisa mewujudkannya.”
Setelah menghabiskan waktu yang menyenangkan di Air Terjun Singokromo, mereka melanjutkan perjalanan ke Waduk Kali Bening. “Tempat ini juga sangat terkenal, dan pemandangannya pasti tidak kalah indah,” Zayyy berkata, merasa bersemangat.
Sesampainya di Waduk Kali Bening, mereka disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Air waduk yang tenang memantulkan cahaya matahari, sementara pepohonan hijau mengelilingi area tersebut.
“Wow! Ini luar biasa!” Angelina berkomentar, matanya bersinar melihat keindahan waduk. “Kita harus berkeliling!”
Mereka berjalan menyusuri pinggiran waduk, mengagumi pemandangan dan udara segar yang membuat mereka merasa hidup. Zayyy mengambil beberapa foto lagi untuk mengabadikan momen indah tersebut.
Di tengah perjalanan, mereka menemukan tempat jualan mie Djoetek yang terkenal di dekat waduk. “Angel, bagaimana kalau kita coba mie Djoetek yang terkenal ini? Aku dengar rasanya enak!” Zayyy menawarkan.
“Setuju! Aku sudah mendengar banyak tentang mie ini. Ayo!” Angelina menjawab dengan semangat.
Mereka memesan mie Djoetek dan duduk di meja yang disediakan. Ketika mie itu disajikan, aroma menggugah selera langsung tercium. “Wah, terlihat lezat!” Angelina berkata, tidak sabar untuk mencobanya.
Setelah mencicipi, Zayyy dan Angelina saling menatap dengan penuh rasa puas. “Ini enak sekali! Aku suka sekali dengan rasa bumbunya,” Zayyy berkomentar.
“Benar! Ini adalah mie terlezat yang pernah aku coba!” jawab Angelina, tampak bahagia menikmati makanan yang enak.
Setelah menikmati hidangan mereka, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan lagi. “Bagaimana kalau kita ke Taman Pandan Wilis setelah ini? Tempatnya juga dekat,” Zayyy menyarankan.
Angelina mengangguk setuju. “Ya, mari kita ke sana. Aku ingin berfoto dengan latar belakang taman yang indah.”
Taman Pandan Wilis adalah tempat yang dikelilingi oleh berbagai jenis tanaman dan bunga. Suasana di sana sangat tenang, dan banyak orang yang datang untuk bersantai dan menikmati keindahan alam.
“Lihat, Zayyy! Ada banyak bunga cantik di sini!” Angelina berkata sambil menunjuk ke arah bunga-bunga berwarna-warni.
Mereka berkeliling taman, mengagumi setiap keindahan dan berfoto di berbagai sudut yang menarik. Angelina tampak sangat bahagia saat berpose dengan bunga-bunga.
Setelah puas berkeliling, mereka duduk di bangku taman, menikmati semilir angin yang sejuk. “Aku sangat bersyukur bisa menghabiskan waktu bersamamu hari ini,” Zayyy berkata tulus.
“Aku pun merasakannya. Hari ini sangat spesial. Kita bisa mengenang banyak hal dan menciptakan kenangan baru,” Angelina menjawab, tersenyum lebar.
Malam mulai datang, dan mereka berdua merencanakan untuk menghabiskan waktu di perempatan terminal lama, di mana ada beberapa kafe yang menawarkan suasana nyaman untuk bersantai.
Di sana, mereka menemukan sebuah kafe yang ramai dengan orang-orang. Zayyy dan Angelina memilih tempat di sudut yang nyaman. “Tempat ini asyik! Kita bisa menikmati suasana malam dan berbincang lebih banyak,” Zayyy berkata, memandang ke sekeliling.
Angelina mengangguk setuju. “Ini adalah akhir yang sempurna untuk hari yang menyenangkan.”
Setelah memesan minuman dan makanan kecil, mereka duduk berdua sambil mengobrol. “Kamu ingat ketika kita pertama kali pergi ke tempat ini?” Angelina mengingat kembali pengalaman mereka yang lalu.
Zayyy tertawa. “Tentu! Kita tersesat dan hampir tidak menemukan jalan pulang. Tapi itu membuat hari itu menjadi lebih berkesan.”
“Dan kita juga berjanji untuk tidak tersesat lagi!” Angelina menambahkan, tertawa lepas. “Kita harus lebih baik dalam merencanakan perjalanan ke depan.”
Setelah menghabiskan waktu yang menyenangkan, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. “Hari ini sangat luar biasa. Terima kasih sudah mengajakku berpetualang,” Zayyy berkata sambil mengemudikan mobil kembali.
“Aku yang harus berterima kasih! Setiap momen bersamamu selalu berharga,” jawab Angelina, tersenyum manis.
Mereka melanjutkan perjalanan pulang dengan hati yang penuh suka cita, mengetahui bahwa setiap jejak yang mereka tinggalkan akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan.