Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HURU HARA
Donita melengos kesal, saat ini Dara sudah benar-benar keterlaluan baginya. Tapi semua orang tidak berdaya jika dihadapan Tuan Lesmana. Mereka hanya mampu diam memperhatikan.
Dara sama sekali tidak perduli, disini dia ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan Dara yang dulu, yang mudah ditindas.
" Sampai dimana pembicaraan kita ?"
Tuan Lesmana mengalihkan perhatian seluruh keluarganya kepada topik yang sedang dibahas.
" Um, pembangunan proyek di kota Lobe Pa" Jawab Lesmana Lindu, Paman Dito Kakak dari Almarhum Ayahnya.
" Terus?" Lanjut Tuan Lesmana.
" Kita butuh penambahan pekerja sebab proyek itu harus segera diselesaikan akhir tahun ini " Tambah Lindu.
Tuan Lesmana diam berpikir sejenak.
" Sudah tiga tahun proyek itu berjalan, seharusnya selesai bulan kemarin dalam jangka waktu yang paling lambat. Tapi kenapa belum selesai juga?" Tuan Lesmana terdengar seperti mengeluh saja.
" Itulah Pa, masalah nya pekerja kita terlalu lembek dan kordinasi jalan tidak memungkinkan" Lindu memberikan alasan.
Tuan Lesmana diam lagi.
" Humm dia terlihat sedang berusaha membohongi si tua bangka. Licik sekali, padahal sebagian besar biaya operasional masuk ke rekeningnya. Dan para pekerja tidak dibayar sehingga memilih untuk berhenti kerja "
Dito lagi-lagi dibuat kaget dengan suara yang sangat jelas terdengar berasal dari Dara. Tapi anehnya, dia baru menyadari jika Dara sama sekali tidak menggerakkan bibirnya. Dan semua orang pun tidak bereaksi apa-apa.
Padahal, jika Kakeknya mendengar ucapan Dara. Pasti akan lebih terkejut dibandingkan dirinya.
" Dito, kenapa kau tidak memberitahuku ?" Tiba-tiba Tuan Lesmana melemparkan pertanyaan kepada Dito. Tentu Dito kelabakan, sebab masih tercengang oleh ucapan Dara.
" Aaa ummmm"
" Dia menolak usulan dari Papa, Kek" Lesmana Dika Angkoro angkat bicara, dia adalah anak sulung Lindu.
Bola mata Dara bergulir kepada pria muda yang mungkin hanya selisih beberapa tahun dengan Dito.
" Hummm pria ini tidak jauh berbeda, sama-sama licik dan ingin menjatuhkan laki-laki benalu ini " Dara melirik Dito. Sontak kedua mata mereka bertemu.
Dara mencebikkan bibir nya kemudian membuang muka.
Sedikit demi sedikit Dito mulai paham, meskipun masih menjadi pertanyaan besar. Sejak kapan Dara bisa membaca karakter seseorang ? Serta tahu semua sifat-sifat manusia.
" Dito!!" Suara Tuan Lesmana meninggi.
" I- iya Kek "
" Apa yang kau pikirkan ?? Kita sedang rapat mengatasi kesulitan bisnis keluarga kita ! Seharusnya kamu bisa menyelesaikan ini semua tanpa perlu aku yang turun tangan "
Lindu dan Dika tersenyum puas menyaksikan Dito dimarahin. Mereka sangat menunggu situasi seperti ini, Karena Dito selalu meremehkan mereka dan sama sekali tidak menganggap becus pekerjaan yang mereka tangani.
Dito menelan saliva, dia sedikit melirik Dara kemudian mengumpulkan kembali konsentrasinya.
" Maaf kan Dito Kek, Dito memiliki alasan menolak pengajuan penambahan pekerja "
" Katakan !!!"
" Bagaimana kita melakukan penambahan pekerja ? Jika gaji pekerja sebelum nya belum diselesaikan "
Lindu dan Dika terperangah, darimana Dito tahu mengenai hal itu ?
" Apa maksud mu?" Tuan Lesmana menjeling Lindu dan Dika bergantian.
" Kakek bisa tanyakan kepada Paman Lindu sendiri masalah ini, Dia yang bertanggung jawab atas semua masalah ini "
Lindu terpojok, Dia gelagapan. Apalagi sorot mata Ayah nya menuntut akan sebuah penjelasan.
" Di- Dito..."
Ingin Lindu menampik tuduhan Dito, tapi bagaimana jika Dito memiliki bukti?. Maka dirinya akan semakin tersudut di depan Ayahnya.
Dara melirik Dito, bersamaan dengan itu Dito juga melirik Dara. Dia tersenyum tipis, Dara langsung melengos.
" Ternyata dia menggunakan keahlian ku untuk menyerang musuhnya " Gumam Anjani. Tentu Dito mendengar semua nya.
" Kenapa diam ??!! Cepat jelaskan !!" Gertak Tuan Lesmana.
" Um.. Umm.. Anu Pa,,, Aku.. Aku sama sekali tidak tahu menahu masalah itu. Aku sudah menyerahkan semua pembayaran kepada ketua proyek " Cepat sekali otak Lindu bekerja mencari alasan.
Tidak perduli siapapun akan ia jadikan kambing hitam.
" Pintar sekali mencari kambing hitam, pasti si tua bangka akan mencari ketua proyek itu. Padahal mereka sudah lebih dulu dibinasakan "
Kedua bola mata Dito terbeliak kaget, Mulut nya menganga tak percaya dengan suara yang ia dengar dari Dara.
Apakah benar ketua proyek di kota Lobe sudah mati?? Padahal alasan dirinya masuk ke dalam hutan itu adalah mencari si ketua proyek. Karena dialah saksi kunci satu-satunya tentang penggelapan uang yang dilakukan oleh Lindu.
" Hey Dara!!!" Tiba-tiba Anindita Lesmana, putri bungsu Lindu bersuara menggertak Dara.
" Kau fokus sekali menyimak pembicaraan ini, seolah-olah kau mengerti saja"
Lindu tersenyum lega dengan pengalihan topik yang dilakukan oleh putri nya.
" Aku lebih mengerti dari pada dirimu " Balas Dara santai.
" Ohya???" Anindita tersenyum mengejek " Dulu kau sangat bodoh, sekarang kau berlagak pintar. Kenapa ??? Berusaha mencari simpati Dito?"
Dara mengernyit heran, bibir nya tersenyum miring.
" Simpati dia?? Aku tidak butuh.. Sudah lah, ngapain kamu sibuk memperhatikan aku. Lebih baik kau cari pacar mu, baru saja aku melihat dia sedang membenamkan kepalanya di bawah selangkangan seorang perempuan "
Sontak ucapan Dara membuat semua orang di ruangan itu terkejut.
BRAK!!!
Anindita bangkit sambil menggebrak meja.
" Jaga mulut mu Dara!!! Antonio bukan pria seperti itu " Anindita mengangkat telunjuk nya lurus ke wajah Dara.
Dara melengos disertai senyuman mengejek.
" Sudah !! Cukup !!! Aku tidak bisa menahan diri lagi" Donita menimpali segera.
" Dara, cepat masuk ke kamar mu!!! Kehadiranmu disini hanya bikin huru hara saja"
Dara tetap diam tak bergeming, ia menopang wajahnya dengan kepala tengkleng ke arah Donita.
" Sebaiknya kau yang pergi, kursi itu bukan tempat mu. Kau telah mencuri tempat orang lain"
Seketika Donita pias, Lagi-lagi Dara menyinggung sesuatu yang membuat rahasia nya terbongkar.
" Hay Dara!! Kau yang harus pergi !! Karena disini kau yang mencuri tempat Sintia disisi Dito" Anindita balas membela Donita.
" Aku??? Aku istrinya, mereka kan belum menikah dan masih akan menikah" Tentu Anjani tidak akan mengalah, apalagi keributan ini memang yang sangat dia inginkan.
" STOP!!!"
Suara Tuan Lesmana menggema, mengunci suara yang hampir keluar untuk membantah.
" Apa ini? Kenapa malah membahas masalah lain?" Tegur Tuan Lesmana.
" Dara yang mulai duluan Kek.. Masa dia fitnah Antonio, Anin tidak terima " Anindita merengek manja, sesekali ia menghentakkan kakinya ke lantai.
" Aku ini cucu perempuan satu-satunya di rumah ini, Kakek seharusnya berada di pihak ku" Tambah Anindita.
" Apa Kakek rela cucu perempuan Kakek dipermainkan oleh pria?" Dara tidak tinggal diam , ia melirik Anindita.
" Antonio tidak begitu !" Anindita menegaskan.
" Ya sudah, cari tahu dimana dia sekarang !" Balas Dara.
Sontak Anindita terdiam, tangan nya gemetar menggenggam ponsel nya.
" Anin, sudah jangan pedulikan dia. Dia hanya mencari perhatian saja, karena di rumah ini tidak ada yang menerima kehadirannya "
***
Selamat pagi semua, sebelum subuh saya sudah update. Terimakasih sekali lagi sebab masih setia dengan karya saya.. Jangan lupa koreksi kesalahan saya ya...
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara