*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang rahasia
Juna masih terpaku pada lukisan Amel
lukisan seorang laki laki dengan seragam,putih abu-abu yang tampak punggungnya, dengan kepala menoleh kesamping, sedang bersandar di tiang dan memasukkan tangan kedalam saku celana
itu adalah lukisan Juna dengan pose berbeda,tentu Juna tak dapat mengenali kalau dirinya lah yang ada di dalam lukisan yang sudah Amel ganti itu
"jadi ini yang dimaksud Lexi,kalau Amel suka sama orang sejak SMA,kenapa wajahnya terlihat gak asing"gumam Juna
"Juna,lo ngapain disini"suara Amel, mengejutkan Juna yang masih terfokus pada lukisan itu
"siapa orang di lukisan ini"tanya Juna to the point
"pacar lo"sambung Juna
"bukan "jawab Amel singkat
"apa lo pikir gue anak kecil yang bisa dengan mudah lo bohongin,bukan pacar tapi lo pajang lukisannya disini"protes Juna
"gue gak bohong,dia bukan pacar gue tapi,,,"
"tapi apa,, orang yang diam diam lo sukai"
"bisa jadi seperti itu"ucap Amel
Juna mendekati Amel yang duduk di sofa
lalu Juna duduk di ujung sofa menjaga jarak dari Amel
"lo Suka sama orang lain,terus kenapa lo nikah sama gue, maksud lo apa?
"dengar Juna gue bisa jelasin semua"
"gue gak butuh penjelasan lo,,!"kemudian Juna bangkit dari sofa akan melangkah keluar
"tunggu Juna,,"Amel menghentikan langkah,Juna
"kalau gue bilang orang yang di lukisan
itu adalah lo,apa lo akan percaya"kata Amel
"lo pikir gue bodoh haa!,kapan dan dimana lo lukis gue,"bentak juna
"dengar nona Amelia,gue gak peduli siapa orang yang ada di lukisan sialan itu,gue udah bilang lo itu istri gue,jadi lo harus hargai gue sebagai suami,tugas lo adalah menuruti semua perintah gue,lo buang lukisan itu sekarang"Juna ngomel panjang lebar seperti emak'
"tapi aku gak bohong Juna"ucap Amel sambil, memegang tangan Juna
tapi Juna langsung menarik tangannya dan tak menghiraukan ucapan Amel,lantas dia pergi meninggalkan ruang kerja Amel dan lupa dengan niatnya yang ingin minta maaf
"dasar kepala batu,tadi malam dia anggap gue barang,sekarang dia bilang lukisan gue
sialan,sabar Amelia sabar"ucap Amel sambil
mengelus dadanya
rasa kesal Amel tidaklah lebih besar dari rasa cintanya pada Juna,dan ratu bucin Amel menuruti saja perintah Juna dengan menurunkan lukisan itu kemudian menyimpannya di ruang rahasia
Amel menekan tombol yang tersembunyi di balik lukisan tadi dan ruang rahasia Amel terbuka, ruangan yang Amel desain secara khusus untuk menyimpan aset pribadinya
yang tersembunyi di balik lukisan tadi
terdapat banyak foto dan lukisan Juna karena,Amel menyimpan semua hal tentang Juna di dalam ruangan itu
"lo gak pa' Mel"hanya Cindy lah yang tahu semua rahasia tentang Amel, termasuk ruang rahasia itu, Cindy lah yang membantu Amel mendesainnya
"gue gak pa' kok,lo tenang aja"
"CK, kenapa lo gak ngomong jujur sama dia
tentang perasaan lo Mel,kenapa lo bikin masalah jadi rumit,,"
"gue akan ungkap perasaan gue setelah dia jatuh cinta sama gue,kalau sekarang gue ungkapin perasaan gue,disaat dia gak punya perasaan sama gue,lo pikir itu gak nyakitin hati gue"jelas Amel
Cindy menarik nafas panjang
"gue gak ngerti dengan jalan pikiran lo,terserah lo deh mau apa,capek gue"
"satu lagi,itu si Memet sudah mulai curiga sama ruangan ini,lo mau apain dia"ujar Cindy
"gue liat dia orang yang cukup bisa diandalkan,nanti kalau sudah waktunya kita akan ajak dia gabung dengan kita"tutur Amel
"apa dia bisa dipercaya?"kamu tau kan resikonya kalau ruangan ini sampai diketahui orang yang berniat jahat,bisa habis kita"
"gue yakin Memet bukan orang jahat,dan suatu saat dia pasti berguna buat kita"
Dan orang yang sedang Amel dan Cindy,bicarakan ternyata sedang menguping,pembicaraan mereka tanpa mereka sadari
"rahasia apa yang ada di dalam ruangan itu
kenapa misterius sekali,,"bisik Memet pada dirinya sendiri
...----------------...
disisi lain,,
Juna yang sedang berada di dalam mobil,nampak uring uringan gak jelas
"kenapa gue harus emosi karena lukisan sialan itu, bukannya bagus kalau wanita itu punya kekasih,aku bisa jadikan itu sebagai alasan untuk menceraikan dia,gue tinggal bilang sama mama kalau dia udah selingkuh, atau dia punya pria idaman lain"bisikan syaiton kembali memenuhi kepala Juna
"aaaah sial,dasar wanita brengsek,"Juna mengumpat sambil memukul gagang setir
Kemudian Juna mengambil ponselnya lalu,menekan nomor Lexi,ya saat ini hanya Lexi saja yang bisa menghibur Juna
"apa Jun, tumben lo nelpon gue"
"sekarang lo dimana Lex?"
"gue lagi di pabrik bantuin bokap"
"gue kesitu sekarang"
"ok gue tunggu "
lalu Juna melajukan mobilnya menuju pabrik mainan milik keluarga Subono,tak berapa lama kemudian, Juna sampai di pabrik Lexi,lalu Juna langsung menuju kantor Lexi
Tanpa salam, tanpa mengetuk pintu,Juna langsung menerobos masuk kantor Lexi, kemudian melemparkan dirinya ke sofa
"lo kenapa bro,muka acak acakan, bukannya lo lagi menikmati indahnya jadi pengantin baru"celetuk Lexi
"gue lagi kesel sama si Amel"ucap Juna
"kesel kenapa"tanya Lexi sembari menghisap batang rokok
"lo bisa gak sih matiin rokok lo,udah tau gue
benci asap rokok"ujar Juna kesal
"iya iya,gue matiin,sekarang lo cerita ada apa dengan si Amel"
"lo kan pernah ngomong ke gue kalau Amel suka sama cowok sejak SMA sampai sekarang
"iya terus kenapa"
"hari ini gue lihat lukisan cowok itu di pajang di ruang kerja Amel"
"jangan bilang lo cemburu sama lukisan itu,
"gak mungkin gue cemburu,lo pikir aja masak orang udah nikah masih nyimpen lukisan cowok lain,bisa jatuh harga diri gue,kalau sampai ada yang tau, istri seorang Arjuna Suryanata punya pria idaman lain"ocehan Juna panjang lebar
"dan parahnya lagi dia bilang kalau orang di dalam lukisan itu adalah gue,gila gak tu"Juna menyandarkan kepalanya di sofa
"tunggu tunggu,,ada yang menarik ini,Amel bilang kalau orang yang ada di lukisan itu adalah lo,apa lo gak merasa aneh,dia bisa saja bilang itu orang lain,tapi kenapa dia bilang itu lo,terus gimana kalau itu memang beneran lo"Lexi menduga duga
"tapi gimana caranya dia lukis gue,sedangkan gue aja gak pernah berhubungan sama dia, gue juga gak tau kalau kita satu sekolah"
"dulu kan lo sedingin puncak gunung Everest,dan cuek sama semua orang,dan gak pernah peduli sama orang lain, cuma gue aja yang berani temenan sama lo, gimana kalau ternyata Amel diam' suka sama lo sejak SMA"jelas Lexi
Juna tak merespon perkataan Lexi dan mencoba meresapi perkataan sahabatnya itu
"apa bener yang dikatakan Lexi,kalau Amel diam' suka sama gue"gumam Juna dalam hati
"Juna,,! Malah bengong,,
oh iya gue ada sesuatu mau gue tunjukkin ke lo"
mendengar perkataan Lexi Juna yang tadi menyender menegakkan tubuhnya
Lexi mengambil sebuah map lalu menunjukkan pada Juna
"apa ini Lex"tanya Juna
"itu berkas kecelakaan lo dan Amel lima tahun yang lalu
"lo jelasin cepat jangan bertele-tele"
"lo dan Amel kecelakaan di hari yang sama
dan ditempat yang sama,,dan CCTV dilokasi kejadian hari itu di hapus semua gak ada jejak sama sekali,,Aneh gak lo,,
dan sekarang lo mengalami Amnesia selektif
bisa jadi kecelakaan lo ada hubungannya
sama Amel"jelas Lexi
"apa bener semua ini,,kenapa gue gak inget sama sekali,,"ucap Juna sambil memijat kepalanya
"saran gue mending lo tanya sama Amel
mungkin dia tahu detailnya"
Juna tak merespon ucapan Lexi,lalu bangkit dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan ruang kerja Amel tanpa pamit dan tanpa permisi
~£Q~