NovelToon NovelToon
Sedingin Hati Suami Tentaraku

Sedingin Hati Suami Tentaraku

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Kehidupan Tentara
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Hasna_Ramarta

Halwa mencintai Cakar Buana, seorang duda sekaligus prajurit TNI_AD yang ditinggal mati oleh istrinya. Cakar sangat terpukul dan sedih saat kehilangan sang istri.

Halwa berusaha mengejar Cakar Buana, dengan menitip salam lewat ibu maupun adiknya. Cakar muak dengan sikap cari perhatian Halwa, yang dianggapnya mengejar-ngejar dirinya.

Cakar yang masih mencintai almarhumah sang istri yang sama-sama anggota TNI, tidak pernah menganggap Halwa, Halwa tetap dianggapnya perempuan caper dan terlalu percaya diri.

Dua tahun berlalu, rasanya Halwa menyerah. Dia lelah mengejar cinta dan hati sang suami yang dingin. Ketika Halwa tidak lagi memberi perhatian untuknya, Cakar merasa ada yang berbeda.

Apakah yang beda itu?
Yuk kepoin cerita ini hanya di Noveltoon/ Mangatoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Pulang Bulan Madu Menempati Rumah Baru

   Halwa menatap hamparan danau di belakang kamar hotel. Dari balkon hotel, ia bisa melihat view hotel yang indah. Meskipun bukan hamparan lautan, karena di kota ini tidak ada laut, akan tetapi suasana danau cukup membayar keinginan hati Halwa yang ingin melihat hamparan lautan.

   Deburan ombak buatan di danau itu, mengombang-ambing para selancar yang berselancar. Mereka begitu asyik dengan pasangannya menikmati ombak di danau yang sengaja diciptakan. Untuk sejenak kesedihan Halwa terendap oleh pemandangan di depannya.

   Suasana di pinggir danau semakin ramai, para pengunjung hotel seakan tumpah ruah memenuhi tepi danau. Mereka menikmati berbagai permainan di danau itu selain berselancar di ombak buatan.

   Halwa mendesah, terbersit inginnya dalam dada bisa menikmati indah dan hangatnya suasana danau di kawasan Hotel Daisy ini bersama pasangan. Namun, sepertinya itu semua tidak mungkin, sebab Cakar nyatanya tidak pernah membersamai kehadirannya di dalam kamar hotel ini. Dia pergi entah ke mana.

   Cakar pergi setelah tadi menerima panggilan dari seseorang, sama halnya saat siang itu ketika baru sampai hotel, setengah jam kemudian Cakar pergi setelah menerima panggilan dari seseorang.

   "Sabar, kamu harus sabar Halwa. Resiko menikah dijodohkan dengan orang yang tidak menyukai kita, ya seperti ini. Kamu harus tetap semangat dan bertahan sampai kamu tidak sanggup bertahan lagi nanti." Halwa bergumam kecil, menguatkan dirinya sendiri.

   "Salah aku juga, kenapa aku menerima permintaan Mama Fajarani kala itu? Dan kini terbukti, Mas Cakar sama sekali tidak pernah menganggap pernikahan ini." Halwa mendengus sedih dan menyesali keputusannya kala itu yang menerima permintaan Bu Fajarani untuk dijodohkan dengan Cakar.

   Untuk membunuh bosan, Halwa masuk ke dalam kamar, lalu membuat kopi seduh yang sudah tersedia di bar mini dalam kamar itu. Wangi kopi seketika menguar seisi kamar itu.

   Halwa sesekali memang menyukai kopi, baginya efek kopi sangat efektif menghilangkan sakit kepala karena memikirkan suatu masalah.

   Halwa kembali ke balkon, di sana dia menikmati kopi itu dengan nikmatnya.

   Tidak lama dari itu, pintu hotel dibuka. Cakar masuk dengan perlahan seakan tidak ingin mengganggu penghuni kamar. Wangi kopi langsung tercium saat memasuki kamar hotel. Mata Cakar mengedar ke sekeliling ruangan. Namun, tidak ditemukan keberadaan Halwa. Ruangan terakhir yang belum ia lihat hanyalah balkon. Cakar segera mengayun langkah kakinya ke sana. Dan benar saja, Halwa ada di sana dengan secangkir kopi yang masih ngebul.

   Cakar menatap lekat ke arah Halwa yang menikmati kopi dengan tatapnya ke arah danau. Cakar biarkan Halwa tanpa ingin mengganggunya. Pikirannya melayang-layang antara Halwa dan wanita seprofesinya yang dia temui tadi di RS.

   Beberapa saat kemudian, Halwa sudah menghabiskan kopinya. Dia menyudahi kesendiriannya di balkon. Tubuh Halwa bangkit dan berbalik menuju kamar. Pintu balkon terdengar dibuka, sehingga mengejutkan Cakar yang tengah membaringkan tubuh di ranjang.

   "Mas Cakar sudah pulang, Mas?" Halwa terkejut saat mendapati kaki Cakar menjuntai di ranjang. Dia tidak menyadari sejak kapan Cakar pulang.

   "Mas, mau aku ambilkan kopi?" tanya Halwa membuat Cakar bangkit dan duduk di bibir ranjang.

   "Tidak perlu. Siapkan dari sekarang barang bawaanmu untuk kepulangan kita besok," ucapnya seraya berdiri lalu menuju kamar mandi. Halwa menatap miris kepergian Cakar, sikapnya sama sekali tidak hangat dan merasa bersalah.

   Saat Cakar sudah memasuki kamar, tiba-tiba sebuah panggilan di Hp Halwa berbunyi. Salah satu nama temannya tertera di sana.

   "Assalamualaikum. Iya Ran ada apa?" sambut Halwa pada orang yang berada di dalam telpon.

   "Nggak. Aku cuma mau nanya sama kamu. Tapi maaf ganggu bulan madu kamu. Ini tentang suami kamu. Apakah dari kemarin, kamu selalu bersama suami kamu di hotel itu?" tanya Rani.

   Sesaat setelah Rani bertanya, Cakar sudah keluar kamar mandi dan menatap lurus ke arah Halwa yang kini sedang menerima sebuah panggilan.

   "Memangnya kenapa Ran?" Halwa melontarkan pertanyaan balik pada Rani. Sementara Cakar masih menatap Halwa dan mendekat.

   "Kamu tidak kehilangan suami kamu sejak kemarin di kamar hotel? Soalnya kemarin aku sempat lihat suami kamu mendatangi salah satu rumah sakit. Sepertinya dia sedang menjenguk seseorang deh," ujar Rani lagi.

   Halwa terperangah setelah mendengar berita dari salah satu teman dekatnya itu. Berita dari temannya serta kepergian Cakar kemarin dan tadi, cukup menjawab kebingungan Halwa, ke manakah Cakar pergi. Namun, tatapan Cakar, memaksa Halwa berkata bohong.

   "Ti~tidak Ran. Suami aku tidak pergi ke mana-mana. Aku tidak kehilangan suami aku sedetikpun. Mungkin saja itu orang yang mirip dengan suami kamu," kelit Halwa dalam tatapan mata Cakar. Setelah mendengar ucapan Halwa seperti itu, Cakar terlihat lega.

   "Tapi, beneran itu mirip suami kamu Hal," teguhnya meyakinkan Halwa.

   "Mungkin itu orang yang mirip saja Ran. Sudah, biarkan saja, tidak usah dipikirkan." Halwa kembali menutupi kebohongan suaminya.

   "Oh ya udah jika itu bukan suami kamu. Kalau gitu aku tutup telponnya ya. Selamat menikmati bulan madu," ucap Rani menutup perbincangannya dengan Halwa.

   Sejenak Halwa mematung, sembari menatap ponselnya yang sudah terputus dari sambungan telpon.

   "Kenapa, masih memikirkan jawaban kamu tadi? Kamu menyesal sudah membohongi teman kamu itu?" sentak Cakar seraya menatap lebih tajam ke arah Halwa.

   "Ti~tidak, Mas," jawabnya gugup.

***

  Besoknya seperti apa yang diucapkan Cakar, Halwa kini sedang membereskan barang-barangnya ke dalam koper untuk pulang. Cakar sudah siap dan kini dia tengah berdiri menantikan Halwa menyelesaikan paking barang-barangnya.

   "Bisakah kamu cepat sedikit. Aku tidak biasa menunggu lama. Ubahlah ritme gerakan kamu itu supaya lebih gesit, tida seperti kura-kura begini," kesalnya tidak sabar dengan Halwa yang dianggapnya lambat.

   "Iya, Mas," patuhnya seraya mempercepat gerakannya. Tidak lama dari itu, keduanya kini mulai keluar dari kamar hotel dan bersiap cek out.

   Di parkiran hotel, mobil yang kemarin mengantar mereka sampai hotel Daisy, sudah ada bersama dengan Supirnya. Cakar dan Halwa segera memasuki mobil dan duduk tanpa ada yang bersuara.

   Mobil pengantin itupun segera melaju dan keluar dari area hotel. Kini tujuannya adalah ke rumah baru yang akan ditempati Halwa dan Cakar.

   Satu jam kemudian, mobil pengantin tiba di depan sebuah rumah yang kelihatannya resik dan asri. Rumah yang terlihat bikin betah penghuninya.

   Cakar menuruni mobil, disusul Halwa yang memang masih bingung dengan rumah yang kini di depan matanya.

   "Cepatlah Halwa," seru Cakar seraya menarik tangan Halwa supaya mendekat dengannya. Cakar dan Halwa berjalan bersamaan menuju depan pintu.

   Tiba di depan pintu, Cakar mulai meraih handle pintu dan menarik tuas pintu. Perlahan pintu itu terbuka. Saat celah pintu semakin membesar, serabutan suara sebagai kata sambutan, terdengar begitu riuh.

   "Selamat datang di rumah baru pengantin baru."

   Halwa cukup terkejut kala mendapati seluruh keluarga Cakar berada di sana dan menyambutnya

1
Julia Juliawati
sayang sayang pala lu orang🤣🤣🤣
Julia Juliawati
maaf" sambel si ceker ayam mah🤣🤣
Julia Juliawati
klo aq jd si halwa ngelawan gedek banget sm suami kalakuan juga jurig🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkkw...
total 1 replies
Julia Juliawati
ini teh rujak bebek hewan ato rujak beubeuk buah"an?
Nasir: Rujak bebek, Teh. Kalo ditulisnya emang bebek, tapi dibacanya eu..... hehehe....
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar adik geblek make nanya anak spa? klo kedengaran sm halwa apa g sakit hati dia
Nasir: Wkwkwkkw
total 1 replies
Julia Juliawati
km gedek krn g ngerasa di. posisi halwa sm klo km ada di posisi dia di sakiti sm suami km pastilah sm sakit hati
Julia Juliawati
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak...
total 1 replies
Julia Juliawati
dasar muna roh kau cakar ayam🤣🤣
Nasir: Wkwkwkwkk kirain munafik tahunya munaroh.....
total 1 replies
Wisnu Artini
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak..
total 1 replies
Eri Erisyah
kurangin Thor marah" ny sicakar ayam
Nasir: Hehehe iya Kak....
total 1 replies
Eri Erisyah
ganti Thor jangan cakar, Cakra lebih baik thor
Nasir: Ok nanti dipertimbangkan.
total 1 replies
Eri Erisyah
kenapa ga Cakra ajj sih Thor...bc ny JD agak gimn gitu
Nasir: Iya ya.... waduh, tapi itu memang udah dr episode awal smp akhir namanya Cakar. Gmn dong Kak? Mohon maaf ketidak nyamanannya ya.
total 1 replies
pupu
baru kali ini aku baca novel gak bosenin yg cerita nya gitu2 aja. dan lumayan nambah sedikit wawasan tentang tni. terimakasih author aku puas dan senang ehehe
Nasir: Trmksh byk Kak...
total 1 replies
Novi idrus
seperti'y penulis novel ini, ISTRI tentara
Nasir: Bukan Kakak cantik. Hanya pernah dekat saja. Hehhehe
total 1 replies
Novi idrus
Masi kecil, Jagan main nikah2 dari kecil smpeh besakr pisah karna sibuk TPI blm cerai
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
cak spill makan gudeg nya dimana mau juga aku cobain hehe
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: oiya kah kak aku malah baru tau wkwk orang jogja rumahan gini ni kak malah gatau 🤣🤦
Nasir: Cakar mah ngarang Kak... ada juga gudeg Mbak Mul... tapi di Pasar Klewer...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
dasar ikan nilam gua sumpahin lu mencret 30 hari 🥊😤
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢: jahatan mana kak sama ikan nilam yg sengaja banget bikin hati isteri sah sakit karena liat suami nya nganter ikan pasar 🤣 nilam berani nya sama istri sah spek ibu peri gitu coba ketemu yg spek rambo habis tu nilam 😂🤣
Nasir: Wkkkkkkkkkkkk.... jahat bgt Kak...
total 2 replies
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
idih ga semua orang patokannya dr situnya, orang nikah itu yg di liat karakter dan watak sehari2nya, cara dia menyelesaikan masalah dll yg lebih ke esensi, kalo cuma pendidikan doang tp wataknya ga baik trus suaminya kenyang noh di suruh liatin nilai2 akademiknya doang 😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Wardi lu tau info gini drmana sih wkwk kayak emak2 kompleks aja 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heleh emang lu yakin si selai hamil anak lu siapa tau hamil anak orang lain 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!