Badai besar dalam keluarga Cokro terjadi karena Pramudya yang merupakan putra pertama dari keluarga Cokro Tidak sengaja menodai kekasih adiknya sendiri, yaitu Larasati.
Larasati yang sadar bahwa dirinya sudah tidak suci lagi kalut dan berusaha bunuh diri, namun di tengah usahanya untuk bunuh diri, ia di kejutkan dengan kenyataan bahwa dirinya sedang hamil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuning dianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
saran yuniar
Hari demi hari telah berlalu, semua orang berusaha melupakan kejadian itu meskipun itu adalah hal yang mustahil untuk di lupakan.
Semua orang yang menjadi saksi di paksa untuk tutup mulut oleh Cokro.
Tidak ada satu orang pun yang boleh membahas apa yang sudah terjadi antara Pram dan Laras.
Keputusan itu diambil berdasarkan penolakan Laras,
Laras menolak dengan keras keputusan untuk menikah dengan Pram.
Hatinya tidak terima,
Karena yang ia cintai bukanlah Pram, namun elang.
" Apa kau sanggup? Menyimpan rahasia ini seumur hidupmu?
Elang dan Pram itu bersaudara, meski mereka berasal dari ibu yang berbeda tetaplah mereka satu darah?" ujar kakak tertua Larasati pada adiknya yang sudah beberapa Minggu terus terusan mengurung dirinya di kamar.
Larasati terus terusan duduk disamping jendela, dengan penampilannya yang sudah benar benar kusut.
" Aku mencintai Elang," hanya itu yang keluar dari mulut Laras, ia bahkan tak menatap kakaknya dan terus memandangi jendela.
" Mbak tau, tidak ada yang bisa mengalahkan cinta di dunia ini ras.. Tapi jika suatu ketika hal ini di ketahui Elang, apa yang akan kau lakukan?
Apa kau sanggup ras?"
" lalu aku harus bagaimana mbak, menikah dgn mas Pram?
pernikahan itu pasti akan menjadi neraka bagiku.."
Yuniar menatap adiknya lama, ia seperti bimbang dengan apa yang akan di katakannya,
Tapi menurutnya hal itu adalah yang terbaik.
" Untuk menghindari badai yang lebih besar, kau harus mau mengorbankan cintamu ras..
Pergilah,
Tinggalkan Elang,
Dan tidak juga menikah dengan Pram,
ini adalah keputusan yang terbaik menurutku ras, terdengar jahat memang bagimu, tapi yakinlah, setelah kau melewati ini semua, segalanya akan berjalan lebih baik..
Bayangkan, jika kau menikah dengan Pram, apa yang akan Elang lakukan?,
Bayangkan pula jika kau tetap bersikeras menyimpan ini dan melanjutkan hubunganmu dengan Elang hingga sampai pernikahan, sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga ras..
dua dua nya merugikanmu, rumah tanggamu akan di hantam badai yang besar.
Jadi pergilah ras, pergilah..
relakan Elang, anggaplah kau tidak berjodoh dengannya,
Temukan seseorang yang lain, dan bukalah lembaran baru.
Maafkan jika saran mbak terlalu menyakitkan kan untuk mu, lebih baik kau menderita sekarang ras, tapi akhirnya kau bisa tenang.."
Lama Laras terdiam, hingga kamar itu begitu hening,
" Coba pikirkanlah," ujar Yuni beranjak karena adiknya tak kunjung menjawab,
" aku harus pergi kemana?" suara Laras membuat Yuni terhenti,
" Kediri,"
" kenapa Kediri?" Laras akhirnya berbalik, dan terlihatlah air mata yang berjatuhan di pipinya,
Hati Yuni pedih sekali melihat itu,
" aku bisa menyuruhmu ke solo atau Surabaya, tapi Elang sudah tau tempat itu, dia sudah mengenal sebagian besar keluarga kita,
Tapi di Kediri,
Dirumah saudara jauh kita, jangankan Elang, kau sendiripun belum pernah kesana.
terakhir mbak kesana adalah setelah mbak menikah, saat di tanya untuk turut kau tidak pernah mau ikut.
Disana kau akan tinggal di kota kecil, yang tenang dan nyaman,
Kau bisa melanjutkan kuliah disana tanpa mengkhawatirkan apapun..
Pak Dhe Eko dan budhe Erni orang yang sabar, mereka akan menjagamu.." jelas Yuniar memberi pilihan pada adiknya.
________
Pram yang bersetelan biru itu berjalan di belakang papanya,
Sementara pak Suryo dan staf lain mengikuti langkah Pram.
Mereka berkeliling, dari gedung ke gedung.
Gedung gedung itu di penuhi oleh pekerja wanita,
Ada ratusan pekerja dalam satu gedung yang luas itu.
Pram terus mengikuti langkah papanya, berpindah ke gedung lainnya, dimana terdapat banyak mesin mesin besar pembuat rokok, bedanya yang berada disana adalah para pekerja laki laki.
Cokro terlihat senang dengan pencapaian yang sudah di buat Pram,
Tidak percuma rupanya ia mendidik Pram sejak remaja, dan menyerahkan anak perusahaan kepada Pram.
" Pertahankan ini Pram, kita bisa membuka satu cabang lagi jika semua berjalan dengan lancar, setahun ke depan," ujar Cokro pada putranya.
Pram hanya mengangguk, sementara Cokro mulai bicara pada staf staf yang mengikutinya.
Dari kejauhan terlihat sopir cokro yang berjalan terburu buru memasuki gedung,
Laki laki setengah baya itu terlihat resah,
" Ada apa?" tanya Cokro saat sopir itu mulai mendekat,
" ibu menelpon, bapak dan pak Suryo harus kerumah sakit sekarang, mbak Laras sedang di IGD.." beritahu si sopir dengan suara pelan sehingga para staf tidak bisa mendengar.
Raut wajah suryo dan Cokro sontak berubah, sedangkan Pram yang tidak ikut mendengarkan masih terlihat begitu tenang.
" Hari ini cukup sampai disini, lanjutkan pekerjaan kalian dengan baik." setelah mengatakan itu pada para staf, Cokro segera melangkah pergi, di ikuti dengan langkah Suryo.
Langkah keduanya begitu cepat, sehingga membuat Pram heran.
Namun laki laki itu tidak Berani bertanya, ia hanya mengikuti langkah papanya, hingga keluar gedung, dan tau tau mobil yang seharusnya ada di parkiran, tiba tiba sudah di depan pintu gedung.
Kedua orang itu naik dengan tergesa gesa, membuat Pram bertambah heran.
" Cepatlah Pram! Laras sedang dirumah sakit!" tegas Cokro, membuat Pram yang awalnya tenang, kini ikut khawatir.
langsung main todong aja si bapak nih
apalagi bininya pake acara yg terencana hanya demi anak keduanya si Elang
heran sama modelan orang tua gini