Spin off "Touch me mr. Cassanova"
🍁🍁🍁
"Kak, ini beneran kita menikah?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil seorang Mikhayla Nolan.
Belasan tahun menyandang status sebagai seorang adik, kini tiba tiba ia berganti status menjadi seorang istri.
Kok bisa?
Kenapa?
Mikha merasa seperti mimpi buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
...~Happy Reading~...
Rumah keluarga Mami Faiz tampak tenang seperti biasanya. Namun, di dalamnya ada percikan kegelisahan kecil yang perlahan mencuat ke permukaan. Malam itu, Calvin, putra sulung Papi Edward dan Mami Faiz, tidak pulang.
Mikha, adik sekaligus istri Calvin, baru saja turun dari kamarnya setelah selesai mengecas ponselnya yang mati seharian. Dengan langkah ringan, ia menuruni tangga dan menemukan Mami Faiz sedang duduk di ruang keluarga, ditemani secangkir teh hangat.
"Mami, papi udah pulang?" tanya Mikha sambil menghampiri.
"Sudah, Sayang. Kenapa tanya begitu?" balas Mami Faiz lembut.
"Kok kakak belum pulang? Ini udah malam loh."
Mami Faiz tersenyum kecil, mencoba menenangkan putrinya. "Kakakmu bilang lembur, jadi mungkin pulang ke apartemennya. Jaraknya lebih dekat dari kantor."
"Dih, kok nggak ngasih tahu Mikha sih? Dia lupa ya kalau Mikha udah jadi istri nya,” decak gadis itu mendengus kesal sendiri.
"Nomormu nggak aktif, Mikha. Kakakmu tadi mencoba menelepon, tapi nggak bisa tersambung," jawab Mami Faiz.
"Oh iya, lupa. Baterai Mikha habis dan baru aja dicas," Mikha menyahut sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia lalu naik kembali ke kamar, mengecek ponselnya untuk memastikan pesan Calvin benar-benar masuk.
Setelah beberapa menit, ia kembali ke bawah dan duduk di meja makan bersama mami dan Papi Edward. Suasana makan malam seharusnya santai, tetapi Mikha, dengan kepolosannya, langsung membuka topik yang membuat udara mendadak berat.
"Papi, kalau kasih kerjaan ke kakak itu jangan banyak-banyak dong. Masa sampai lembur terus nggak pulang?" ucapnya protes sambil menyendok nasi.
Papi Edward mengangkat pandangannya dari piring. "Suami kamu lembur?" tanyanya dengan nada datar.
"Kata mami sih begitu," Mikha menjawab sambil mengangkat bahu.
Mendengar itu, Papi Edward langsung menatap Mami Faiz dengan tajam. Istrinya hanya mengangkat kedua bahu, terlihat bingung dengan tatapan itu.
"Kenapa lihat aku? Kamu yang ngasih kerjaan kan?" tanya Mami Faiz heran.
Papi Edward menghela napas berat. Sesaat, ruangan terasa sunyi. Ia tahu alasan Calvin tidak pulang bukan karena lembur, tetapi karena sesuatu yang lebih pribadi. Namun, ia memilih untuk tidak mengungkapkan hal itu di depan Mikha.
Setelah makan malam selesai, Mikha kembali ke kamarnya. Mami Faiz tetap duduk di meja makan, menatap suaminya yang kini terdiam sambil menatap gelas kopinya yang mulai dingin.
‘’Sayang,, sebenarnya ada apa?" Mami Faiz akhirnya bertanya. "Aku tahu Calvin bukan tipe yang sering lembur sampai harus menginap di apartemen."
Papi Edward menatap istrinya dengan sorot mata lelah. "Calvin nggak lembur. Aku yakin dia sedang butuh waktu sendiri."
"Kenapa? Apa ada hubungannya dengan ayah kandungnya lagi?" tanya Mami Faiz penuh perhatian.
Papi Edward mengangguk pelan. "Aku nggak tahu pasti, tapi biasanya kalau dia menghindari rumah, itu karena sesuatu yang berkaitan dengan masa lalunya. Aku pikir dia hanya butuh tempat untuk menenangkan diri."
Mami Faiz menghela napas. Sebagai ibu, ia selalu berusaha menjembatani hubungan Calvin dengan ayah kandungnya, meski ia tahu itu tidak mudah. Hubungan mereka tidak pernah benar-benar harmonis, dan luka lama itu sering kali membekas dalam tindakan Calvin yang memilih untuk menyendiri.
"Aku rasa kamu harus bicara dengannya, Sayang," ujar Mami Faiz lembut. "Bukan sebagai bos, tapi sebagai ayah. Dia butuh kamu."
Papi Edward mengangguk, meski masih ragu. "Aku akan coba bicara dengannya besok pagi."
🍁🍁🍁
Sementara itu, di apartemennya, Calvin duduk di sofa sambil memandangi layar laptop yang masih menyala. Tugas kantor yang dijadikannya alasan untuk tidak pulang sebenarnya sudah selesai sejak siang tadi. Ia hanya tidak ingin pulang, tidak ingin menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari keluarga yang mungkin akan membangkitkan emosi yang berusaha ia redam.
Calvin mengepalkan tangan. Ia merasa terjebak di antara dua Dunia, masa lalu yang terus menghantuinya dan masa kini yang penuh tuntutan. Ia tahu Papi Edward telah melakukan segalanya untuk menjadi ayah yang baik, tetapi bayangan ayah kandungnya terus menghantui pikirannya.
Ponselnya bergetar di meja, sebuah pesan dari Mikha masuk.
*💞*Mikhayla Cantik 💞
"Kak, kamu baik-baik aja? Kalau ada apa-apa, cerita ke Mikha ya. Mikha selalu ada buat kakak."
Calvin membaca pesan itu berulang kali. Ada rasa hangat yang muncul, tetapi ia tidak tahu harus membalas apa. Akhirnya, ia hanya meletakkan ponsel itu kembali di meja. jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa masalah ini tidak akan hilang dengan sendirinya. Ia harus menghadapi apa yang selama ini ia hindari baik itu ayah kandungnya, maupun keluarganya yang selalu mencoba mendekatkan dirinya kembali.
...~To be continue …....
papi bisa JD perkedel..
Calvin kyke kambing ilang..
Mikha np km mlh crita ma ortu km coba
aya aya wae ari si mikha😂😂
bukan adik ipar tapi adik yang jadi istrinya ☺️☺️
masih anak2 tapi kamu juga bisa bikin anak,,eeeh