"Tak harus ada alasan untuk berselingkuh!"
Rumah tangga yang tenang tanpa badai, ternyata menyembunyikan satu pengkhianatan. Suami yang sempurna belum tentu setia dan tidak ada perempuan yang rela di duakan, apalagi itu di lakukan oleh lelaki yang di cintainya.
Anin membalas perselingkuhan suami dan sahabatnya dengan manis sampai keduanya bertekuk lutut dalam derita dan penyesalan. Istri sah, tak harus merendahkan dirinya dengan mengamuk dan menangis untuk sebuah ketidak setiaan.
Anin hanya membuktikan siapa yang memanggil Topan dialah yang harus menuai badai.
Seperti apa kisahnya, ikuti cerita ini ya☺️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. Siap Untuk Pulang
Anin menggigit bibirnya, meraih ponselnya yang berada di atas meja sudut kamar, menghidupkannya setelah setengah malam di nonaktifkannya, menenangkan diri.
Derai hujan membuat telinga pekak, udara dingin menguar dihantar lewat jendela yang terbuka, bahkan titik hujan di bawa angin sampai kepada Anin yang duduk meringkuk di sudut tempat tidur.
Satu malam dia hanya duduk terpekur mengingat momen demi momen dalam hidupnya. Kesedihan itu membawa lamunannya sampai subuh menjelang, tangisnya telah berubah jadi hening.
Sebuah helaan nafas berat, mengakhiri lamunan panjangnya.
Dia tahu, semua langkah yang di ambilnya penuh resiko tetapi kesakitan membayangkan perselingkuhan suaminya membuatnya meradang dalam hati.
Siapapun yang berselingkuh dari pasangannya yang setia kepadanya, tidak pantas mendapatkan respek lagi. Berselingkuh adalah sikap sampah yang tidak menghormati orang yang setia dalam hubungan. Itu yang di ajarkan ibunya dulu dan kini dia masih memegangnya.
Setiap orang akan bertemu dari batas kemampuan diri sebagai manusia meski dia mungkin adalah orang yang punya stok sabar terbanyak di dunia, luka yang ditoreh begitu dalam oleh orang yang kita percayai, suatu saat akan mengumpulkan sakit itu menjadi dendam, setidaknya membalas rasa yang sama, meski mungkin dengan cara yang berbeda.
"Hhhhh..." Anin menghela nafasnya, ketika bunyi notifikasi berentet, nyaris tanpa jeda. Pesan entah dari siapa tetapi Anin sama sekali tak berminat membukanya.
Dengan tanpa ragu lagi kemudian memencet sebuah kontak yang sangat jarang di hubunginya selama dia telah menikah.
Om Haryo, itu tertera di tampilan panggilan, dan ketika tulisan berdering itu muncul dirinya telah mantap mengakhiri masa berkabungnya untuk derita yang selama ini di tanggung olehnya.
Bangkit sekarang baginya, bukanlah sebuah pilihan tetapi keharusan. Jika dia terpuruk, mereka yang telah bersekongkol menyakitinya pasti menari-nari bahagia.
Apalagi rasa trauma yang meliputi jiwanya setelah menerima satu tamparan serta sikap kasar Galih, yang baru pertama kali di alaminya tadi malam membuatnya begitu sakit hati.
'Hallo, Anin?' Suara om Haryo yang ramah itu menyambutnya.
'Hallo, om. Apa kabar Gigi di sana? dia tidak rewel, kan?' Tanya Anin bertubi, membendung gemuruh di dadanya yang tiba-tiba terasa sesak saat mendengar satu-satunya orang yang di anggapnya sebagai orangtuanya itu bersuara.
'Gigi baik-baik saja, dia tentu masih tidur pulas di kamarnya. Kenapa kamu menelpon sepagi ini? Tentu bukan karena kangen Gigi, kan? Kamu baru mengantarnya siang kemarin kemari kata mbok Sumi. Ini kepagian kalau kamu mau jemput cucuku itu, kasian dia masih tidur, lho.' Todong om Haryo, suaranya terdengar menyelidik.
'Aku tak akan menjemput Gigi kembali, tetapi aku akan membawanya pulang.' Anin menyela.
'Eh, apa maksudmu?' Om Haryo terdengar bingung dan keheranan.
'Om...' Anin menarik nafasnya yang berat.
'Sepertinya aku sudah siap untuk pulang.' Lanjutnya sembari menggigit bibirnya kuat-kuat.
'Pulang? Pulang kemana?' Tanya Om Haryp di seberang semakin bingung.
'Pulang ke rumah papa dan mama...' Suara Anin nyaris tercekik di tenggorokannya, tangisnya nyaris pecah.
'Anin? Ada apa ini? Apakah kamu baik-baik saja?' Om Haryo terdengar terperanjat.
'Aku...aku tak baik-baik saja sekarang tetapi aku pastikan aku bisa mengatasi semuanya.' Anin menjawab dengan tegas sebelum dia mengucapkan pamit dan menutup panggilan tanpa memberi kesempatan Om Haryo menanya apapun lagi.
Dia akan bertemu om Haryo dan menceritakan pada wali yang dipercayakan almarhum orangtuanya itu apa yang terjadi, setelahnya dia akan menyiapkan diri untuk membalas semua pengkhianatan dan penghinaan yang di terimanya selama ini, kepada Galih, suami yang di cintainya, kepada ibu mertuanya yang selalu menginjak-injak harga dirinya dan kepada Ratna tentunya, sahabat yang telah menikamnya dari belakang!
...***...
Galih berjalan tergesa memasuki kantornya, mukanya masam tak ramah.
Dia nyaris tak tidur semalaman, karena urusan kaburnya Anin dari rumah, dan senjata terakhirnya Gita, puterinya bahkan telah lebih dulu di bawa Anin keluar dari rumah, tanpa dua tahu keberadaannya.
Ponsel Anin tak aktif. Dia mengira Anin hanya mengancam untuk pergi, sejam atau dua jam pasti kembali tetapi nyatanya sampai pagi, istrinya itu tak muncul-muncul.
Ratna sendiri tak ada kabar beritanya, bahkan dia tak punya keberanian untuk mencari kabar selingkuhannya itu, rahangnya masih sakit karena tinju suami Ratna tadi malam.
Apapun yang terjadi pada Ratna, dia berusaha tutup mata sementara ini, dari pada mencari penyakit.
Sang ibu malah membuat kepalanya tambah pusing, mengomel panjang pendek di atas tempat tidur, dia marah sekali karena Galih membuatnya malu, apa yang bisa di ceritakannya pada teman-temannya nanti jika tahu anaknya ini menghamili istri orang? Tentu akan jadi bahan gunjingan yang tak ada habis-habisnya.
Dan yang lebih membuatnya kesal, ketika dia hendak menggunakan kartu kreditnya pagi ini, semua kartu kreditnya di bekukan!
"Ada apa ini? Kenapa semua kartu kreditku di bekukan?!" Teriak Galih dengan murka pada Nindi, asistennya begitu dia tiba di dalam ruangannya.
Nindi, perempuan yang menjadi asisten ruangannya itu menunduk dengan gelagapan sambil merapihkan letak kacamatanya.
"Ma...maaf pak...sa...saya tidak tahu..." Jawabnya dengan ketakutan.
"Hey, apa maksudmu?! Tentu saja kamu harus tahu, siapa yang memerintahkan semua kartu kreditku di bekukan semua! Sialan!!! aku bisa membunuh orang hari ini!" Galih berteriak, bajunya masih kemeja yang di gunakannya tadi malam, tanpa mandi dia keluar hendak menarik uang tunai pagi ini bahkan Kartu ATMnya error semua.
Rencananya, membeli tiket pulang pada kedua orang tuanya, dia mau menyelesaikan masalahnya ini sendiri, kehadiran ibunya malah membuatnya tambah puyeng.
Tetapi, betapa terkejutnya semua kartu kreditnya telah di bekukan.
"Maafkan saya..." Seorang lelaki setengah baya muncul di pintu ruangan.
"Ibu komisaris meminta saya membekukan semua kartu kredit dan rekening pak Galih mulai hari ini." Ucapnya tegas, lelaki ini sangat di kenalnya, dia adalah pak Ardi, asisten komisaris tinggi, seorang perempuan yang belum pernah di temuinya selama dia bekerja di perusahaan ini kurang lebih 12 tahun lamanya.
Konon, dia memiliki separuh saham perusahaan meski rumornya dia berada di luar negeri, ibu komisaris ini setingkat dengan pak Haryo Komisaris utama.
"I...ibu komisaris? apa maksudmu?" Galih melotot besar.
Pak Ardi tak bersuara, hanya mengangguk kecil tanpa merubah ekspresinya.
"Jangan bercanda, aku baru saja beberapa hari yang lalu berhasil menandatangi kontrak untuk investor baru, bagaimana mungkin ada perintah seperti itu. Apa salahku? Seharusnya malah aku dapat promosi sebagai CEO cabang di Jogja seperti yang di janjikan pak Haryo!" Wajah Galih merah padam.
"Untuk masalah itu bukan urusan saya, pak Galih. Tetapi ibu komisaris memerintahkan langsung pagi ini, beliau sudah menerima persetujuan dari pak Haryo." Sahut Pak Ardi lagi.
"Oh, iya, saya juga di perintahkan untuk memberitahukan asisten bapak untuk segera mengemas barang bapak dari ruangan Ketua Divisi Personalia ini."
Makasih yaaaaa untuk vote, kopi, bunga, komenan positif semua dan permintaan Updatenya 🤭 kalian adalah penyemangatku menulis😘 love u all🥰🥰🥰
andai d alam nyata, tak bejek2 tu suami .bikin dendam aja
sukses dalam berkarya.
ku suport dngan kirim setangkai mawar.
PALING FAVORIT adl TDK MEMAKAI ALASAN DEMI ANAK utk bertahan pny kluarga yg utuh 👏🏻👏🏻
Bahagiakanlah diri anda sndiri & jgn mengorbankan kewarasan anda hny demi alasan anak ataupun kluarga!
Terima kasih utk karyanya Kak Author 🙏🏻💐
Sehat2 slalu & semangat utk karya2 terbarunya 💪🏻🤗
pelan pelan anin🤣🤣