Cinta Pertama Jendral Perang

Orion juga sudah berhasil mendaftar kan Leo untuk ikut dalam lomba itu, entah bagaimana cara nya Orion bisa meloloskan Leo dengan umur yang masih lima tahun.

The power of nyonya Alexander😎

"Ibu Lea mau bawa ini semua," ucap Lea menunjuk koleksi boneka milik nya.

"Pilih satu atau dua saja iya sayang, nanti sisa nya akan menyusul," ucap Erika menggelengkan kepalanya.

"Tapi-"

"Lea kan anak cantik, anak baik, jadi nurut iya," ucap Erika memotong ucapan Lea.

"Iya, Lea anak cantik, baik hati, rajin menabung dan tidak sombong," ucap Lea tersenyum lebar.

"Lea bawa ini sajalah," ucap Lea mengambil salah satu boneka nya.

"Yasudah yuk keluar, kasihan kakak sudah menunggu sedari tadi," ucap Erika menganga tangan Lea.

Lea mengangguk kan kepala nya, mengendong tas ransel lucu nya, karakter stroberi, membuat penampilan Lea menjadi lebih manis dan menggemaskan.

Erika menggandeng tangan Lea, membawa nya keluar dari dalam kamar gadis kecil itu, berjalan menuju kereta kuda yang ada di halaman rumah mewah Erika.

"Silahkan Nyonya," ucap Kay sopan.

"Hem"

Erika mengangkat tubuh Lea, menaikkan ke dalam kereta kuda nya, setelah nya di susul oleh diri nya.

Sementara Leo sedari tadi sudah duduk dengan anteng di dalam kereta kuda yang akan membawa nya ke ibu kota Kerajaan Beatrix.

Pria kecil itu terlihat sangat tidak sabar ingin segera pergi ke Ibu kota.

"Lama banget," Gerutu Leo melirik Lea.

"Gak usah lirik-lirik Lea begitu, ,Lea tahu kalau Lea itu cantik," ucap mengibaskan rambut ikal nya.

"Udah jangan berantem," lerai Erika.

"Jalan sekarang," ucap Erik datar.

"Baik Nyonya," jawab Kay.

Kay adalah kusir pribadi Erika, dan juga anggota Black Rose.

Kereta kuda Erika mulai bergerak pergi, berjalan keluar dari hutan, butuh waktu cukup lama untuk sampai ke ibu kota.

Sebenar nya Erika ingin mengambil salah satu mobil dari ruang dimensi nya, untuk di jadikan kendaraan, selain mobil lebih cepat, mobil juga lebih nyaman dari pada kereta kuda.

Bagaimana guys, apa kita perlu gemparkan kerajaan Beatrix dengan kendaraan baru Erika?

"Ibu nanti mampir sebentar di pasar iya," ucap Lea membenarkan duduk nya.

Erika mengangguk kan kepala nya singkat.

"Iya"

Lea tersenyum lebar, entah apa yang di inginkan gadis kecil itu, untuk makanan manis, seperti permen, gadis kecil itu sudah memiliki stock yang banyak.

"Kamu ingin membeli sesuatu sayang?" tanya Erika.

"Lea ingin bertemu dengan nenek yang kemarin menjual telur rebus," jawab Lea tersenyum lebar.

"Apa Lea ingin memakan telur rebus Hem?" tanya Erika lembut.

"Tidak, Lea ingin memberikan koin milik Lea, yang selama ini Lea kumpulin, kasihan nenek itu Ibu," jawab Lea memeluk tas nya.

Tadi malam Lea membongkar celengan nya, gadis kecil itu berniat memberikan semua koin-koin yang selama ini di tabung, untuk nenek penjual telur rebus, yang ditemui nya waktu berkunjung ke pasar beberapa hari yang lalu.

"Nenek itu kan sedang sakit, tapi harus tetap berjualan karena tidak mempunyai koin untuk memanggil tabib dan membeli obat," ucap Lea sedih.

"Kasihan nenek nya," lanjut Lea.

Erika tersenyum haru mendengar penuturan putri nya, walaupun putri nya ini sedikit galak dan suka berteriak, tapi putri kecilnya ini memiliki rasa kepedulian yang tinggi.

"Coba Ibu lihat mana koin nya," ucap Erika tersenyum.

Lea memberikan tas stroberinya pada Ibu nya, karena semua koin-koin nya ada di dalam tas nya.

"Kamu yakin sayang?" tanya Erika melihat isi tas putri nya.

Ada sekitar empat kantong koin yang sudah gadis kecil itu rapikan, tiga kantong koin emas dan satu kantong koin parak, itu jumlah yang sangat banyak.

Lea selalu menyimpan koin yang di berikan Erika selama ini, gadis kecil itu memang gadis kecil yang cantik dan rajin menabung.

"Lea yakin," jawab Lea mengangguk kan kepala tanpa ragu.

"Baiklah! Nanti kita mampir ke pasar untuk bertemu nenek itu," ucap Erika tersenyum kecil.

Ah betapa bangga nya Erika dengan gadis kecil nya itu.

"Lea memang anak yang baik," ucap Leo mengelus rambut Lea.

Lea membusungkan dada nya sombong.

"Lea, memang anak yang baik, cantik, rajin menabung dan tidak sombong," ucap Lea tersenyum lebar.

"Baiklah, karena Lea sudah menjadi anak yang baik, kakak akan memberikan ini," ucap Leo merogoh saku celana nya.

Pria kecil itu memberikan dua batang emas ukuran kecil, kalua di total, maka akan berkali-kali lipat dengan koin-koin milik Lea.

"Benarkah?" tanya Lea membulat kan mata nya, berbinar.

"Hem"

"Ambillah," ucap Leo tersenyum tipis.

"kata Ibu jangan pernah minta-minta, tapi kalau di kasih tidak boleh menolak, karena itu tidak sopan," ucap Lea mengambil dua batang emas itu.

"Kakak yang memaksa, jadi Lea hargai," ucap Lea tersenyum lebar.

"Ibu tolong tas Lea," ucap Lea.

Erika menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat tingkah anak-anak nya, yang sudah seperti orang dewasa saja.

"Ini"

Dengan riang Lea menyimpan dua emas tadi ke dalam tas stoberi nya dan memeluk nya erat.

Jangan heran dari mana bocah-bocah kecil itu mendapat kan harta sebanyak itu, mereka itu anak Erika yang sudah pasti hidup nya bergelimang harta.

Leo bocah kecil itu bisa merakit bom dan bahan peledak, dari hasil nya itu Erika akan memberikan upah untuk putra nya, sebagai bentuk apresiasi dan semangat untuk putra nya terus berkembang.

Erika sengaja membiarkan Lao melakukan apa yang di inginkan putra kecil nya itu, selama itu masih hal positif Erika akan mendukung nya.

Sama hal nya seperti Lea yang pandai melukis, dan Erika juga membangun galary di ibu kota, untuk semua hasil lukisan-lukisan putri nya di jual di sana.

Erika tidak pernah memaksa anak-anak nya untuk melakukan itu semua, dua bocah kecil itu memiliki keinginan sendiri, untuk mengusir kebosanan mereka selama tinggal di dalam hutan.

Hoam

"Ibu Lea mau mengantuk," ucap Lea menguap.

Melihat putri nya yang sedang mengantuk, Erika membawa Lea ke pangkuan nya, agar tidur nya lebih nyaman.

"Mau susu," ucap Lea dengan mata sayu nya.

Erika memberikan sebotol susu untuk Lea yang langsung di minum oleh gadis kecil itu sambil memejamkan mata nya.

"Kakak kalau mau tidur, ini susu nya," ucap Erika memberikan sebotol susu.

"Terimakasih Ibu," ucap Leo.

Leo merebahkan tubuhnya di samping Erika dengan nyaman, sambil meminum susu nya.

kereta kuda Erika itu di desain khusus, lengkap dengan kasur kecil dan juga bantal di dalam nya, membuat perjalanan mereka terasa nyaman.

Tentu saja itu semua karena campur tangan mine, di makhluk kecil penjaga dimensi milik Erika.