Han Xuan seorang Kultivator tak tertandingi yang menguasai Alam Mistik dengan bakat serta kekuatan yang mengguncang Surga.
Pembabtisan Surga untuk menuju keilahian membuatnya gagal dan mati. Setelah dua ribu tahun akhirnya dia bereinkarnasi kembali ketubuh seorang Bocah yang bernama Han Sen dengan akar spiritual yang tersegel.
Surga memberikannya kesempatan kedua untuk mencapai puncak. Iblis, Monster ataupun Dewa yang menghalanginya akan dia singkirkan.
Ini adalah kisah perjalanan Han Sen yang sekali lagi akan mencapai puncak kehidupan.
Kalau suka jangan lupa like, vote dan komen !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Pengikut
Han Sen melihat kesungguhan Chai Ying dan sejujurnya tidak terlalu tertarik. Alasannya sebenarnya sangat sederhana dan jika itu dirinya yang dulu sebagai Han Xuan mungkin dia bersedia, namun sekarang dia terlahir sebagai Han Sen yang memiliki ingatan penuh kehidupan sebelumnya.
Menjadi seorang Guru dengan kemampuan seperti sekarang adalah sesuatu yang memalukan. Juga dia sangat sadar bahwa perjalanannya akan lebih berbahaya dimasa depan, setidaknya dia ingin membawa Chai Ying dan melatihnya sebentar di Ibukota Kerajaan.
"Aku bisa saja membawamu dan mengajarimu... menyebutku seorang Master adalah sesuatu yang tidak mungkin. Umurmu dan aku hanya berjarak empat tahun dan kekuatanku belum layak untuk disebut seorang Guru." Kata Han Sen dengan jujur.
"Kalau begitu biarkan saya menjadi Pelayan Tuan Muda... saya bersumpah akan selalu setia kepada Tuan. Entah itu menjadi Pedang atau Perisai sekalipun Pelayan ini harus menghangatkan tempat tidur, Pelayan ini bersedia !" Kata Chai Ying dengan ekspresi yang tegas.
Han Sen menjentikkan jarinya dan memukul dahi Chai Ying, "Apa yang coba dikatakan seorang Gadis kecil yang bahkan belum memasuki usia dewasa. Ikuti saja aku dan aku akan mengajarimu dengan baik, aku paling benci dengan Gadis manja yang suka mengeluh dan lebih baik kau bersiap... sekali kau memulai latihan maka itu akan menjadi neraka yang sebenarnya untukmu !"
"Saya tidak akan mengeluh." Kata Chai Ying yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya.
Han Sen menuliskan satu set keterampilan Pedang Aliran cahaya dan memberikan sebuah Pedang Tingkat Nascet Soul kepada Chai Ying, Artifak itu merupakan barang rampasan dari Fan Min dan walaupun berat seharusnya itu cukup digunakan oleh Chai Ying.
"Sebelum kau memulai mempraktekan Kultivasi, aku ingin kau mengayunkan Pedangmu sebanyak yang kau bisa dan setiap ayunan harus menggunakan tenaga penuh." Kata Han Sen sambil duduk diatas puing-puing.
Chai Ying mengambil semuanya dan segera mengayunkan Pedangnya. Beratnya cukup membuatnya kelelahan dan Han Sen memintanya untuk mengayunkan sekuat tenaga sambil memperbaiki gerakannya.
Gaya berpedang seorang Pria dan Wanita itu sangat berbeda. Jika Pria dominan mengandalkan kekuatan kaki dan lengannya, maka wanita jauh lebih lembut seperti air dengan memanfaatkan ayunan dan gerakan pinggul untuk memperkuat tebasan.
"Lanjutkan saja... aku akan pergi sebentar dan jangan berhenti sebelum aku bilang berhenti !" Han Sen pergi berjalan-jalan sebentar.
Chai Ying terus mengayunkan Pedangnya berulang kali. Hanga dalam 33 ayunan dia sudah merasa kalau tangannya mulai terasa sakit, keringat bercucuran deras dan dia terus melakukan tugasnya dengan baik.
Sore harinya Han Sen kembali membawa Ikan besar yang panjangnya satu meter. Han Sen segera membakarnya dan Ikan ini sengaja dia siapkan untuk Chai Ying.
Malam harinya Chai Ying mulai sedikit goyah dan Pedang ditangannya terlepas hingga jatuh ketanah. Tangan yang awalnya sakit sekarang benar-benar mati rasa dan dia sudah lupa berapa banyak dia mengayunkan Pedangnya.
"Sudah cukup !" Han Sen memberikan Pil Roh Pemulihan kepada Chai Ying dan mengambil Pedang ditanah, "Bagi seorang Kultivator Pedang merupakan hal yang tabu jika melepaskan Pedangnya karena kelelahan. Makanlah dan segera istirahat... sepertinya kau bisa lanjut ketahap berikutnya besok !"
"Baik Tuan." Tangan Chai Ying tidak bisa digerakan sama sekali dan bahkan untuk berdiri dia sudah sangat kesulitan.
Han Sen menghela nafas dan membantunya untuk makan, Chai Ying merasa sangat malu dengan Han Sen yang menyuapinya. Setelah selesai makan Han Sen menggendongnya dan pergi kesebuah rumah yang masih utuh, dia menyuruh Chai Ying untuk beristirahat dan dia menikmati waktunya diluar sambil berkultivasi.
Untuk bertahan sampai sekarang itu sudah sangat bagus untuk Chai Ying. Ketika dia bangun tidur nanti maka dia akan bisa merasakan perbedaan pada tubuhnya nanti.
Terlebih dia cukup menikmati hal ini dan merasa sangat senang. Sudah sangat lama sejak dia mengajari seseorang, terlebih sekarang dia mengajari seorang Gadis dengan Tubuh Khusus Dao Pedang.
Han Sen cukup penasaran dengan Niat Pedang macam apa yang dimiliki Chai Ying dimasa depan dengan kreasinya sendiri. Han Sen sendiri juga memiliki pemahaman Niat Pedang yang hebat, walaupun masih ada orang yang unggul diatasnya namun semua orang itu mati ditangannya dalam pertarungan.
Persaingan di Alam Mistik terlebih dalam memperebutkan posisi peringkat daftar Surgawi bukanlah hal yang mudah. Pertarungan dengan berbagai orang dalam berbagi hidup dan kematian, Han Sen yang dulu sudah membunuh berbagai macam orang dan mengambil semua keterampilan mereka.
Jadi banyak Teknik yang bisa dia ingat dan hal ini cukup menyenangkan. Sekarang dia hanya berharap kalau dimasa depan Chai Ying tidak akan berkonflik dengannya.
Sama halnya dalam mengejar kekuatan dalam berkultivasi butuh perjuangan dan peruntungan, yg mana dalam perjalanannya ada bumbu penyedap rasa seperti petualangan cinta, kisah asmara, tragedi cinta dlsj. karena disetiap petualangan baru dimunculkan figuran cantik manis nan jenius namun bagiku atau juga pembaca lainnya itu cuma menjadi hiasan sampul justru menonjolkan rutinitas hubungan harmonis suami istri yg lama² terasa monoton dan membisankan.......!/CoolGuy//Doubt//Tongue/