Luke Bryan Smith adalah pria yang paling di takuti di SMA Alexander High school, ia merupakan cucu dari pemilik sekolah ternama itu. Dimana di sekolah hanya di isi oleh orang kalangan atas, ada beberapa siswa yang masuk lewat jalur beasiswa juga.
Ia punya pacar yang bernama Agatha Christie, mereka sudah pacaran selama 2 tahun sejak Agatha sekolah SMP, tapi sayangnya ketika mereka SMA Agatha harus pindah keluar Negeri karena berbagai alasan.
Walaupun begitu Hubungan mereka masih berjalan cukup baik hingga sekarang, tetapi semua itu berubah ketika ada seorang siswa baru jalur beasiswa masuk ke sekolah yang sama dengan Bryan.
Bryan justru malah lebih peduli pada wanita itu, masalah dalam hubungan Bryan dan Agatha semakin banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah Benar Dia Yang Di Cinta
Michael menarik tangan Agatha setelah berada di luar rumah sakit, "Agatha lu mau kemana?" tanyanya.
"Lepasin tangan gue, bukan urusan lu gue mau pergi kemana juga," Bentak Agatha berusaha melepaskan tarikan tangan Michael.
"Gue gak bisa biarin lu pergi dalam keadaan emosi kayak sekarang."
"Gue buru-buru pulang karena denger Bryan kecelakaan sampai ninggalin nyokap gue yang masih dalam proses penyembuhan di tambah ninggalin acara bokap, tapi gue malah harus ngeliat mereka pelukan? Sakit hati gue," Agatha terisak tangis.
"Ya karena itu gue gak bakalan biarin lu pergi sendirian."
Tiba-tiba Bryan ada di tengah-tengah mereka lalu melepas paksa tangan Michael yang memegang Agatha, Bryan kini memegang tangan Agatha sambil menghadap ke arah Michael.
"Lu belum puas laporin semua itu ke Agatha? Mau lu apa sih sebenernya?" Bentak Bryan ke depan wajah Michael.
"Laporin? Laporin apa sih?" Michael tidak tau tentang hal itu.
"Gak usah pura-pura gak tau, lu kan yang bilang ke Agatha kalau gue Deket sama Anita?"
Agatha pindah ke hadapan Bryan dengan tangannya yang masih di genggam Bryan, "Tanpa ada yang laporin juga aku bisa liat sendiri kok, kamu bahkan pelukan sama dia barusan. Mau ngomong apa lagi sekarang?"
"Sayang, ini gak sama dengan apa yang kamu pikirkan. Aku gak sengaja lakuin itu?"
"Kalau yang barusan gak sengaja terus yang di foto dan vidio itu sengaja?"
"Oh jadi manusia ini kirim foto dan vidio juga," Bryan menunjuk wajah Michael yang berada di belakang Agatha.
"Bukan dia yang kirim semua foto dan vidio kamu sama Anita, kamu pikir murid lain gak bisa laporin itu ke aku padahal liat kamu dengan jelas sering berduaan sama Anita?"
"Kalau bukan dia terus siapa?"
"Gue yang kirim, mau apa lu?" Lucy dan Gio tiba-tiba datang dan berjalan ke hadapan mereka.
Michael, Agatha dan Bryan menatap kedatangan mereka berdua.
"Kamu tau, aku ninggalin semuanya kemarin cuman gara-gara aku mau liat kamu, tapi apa yang sekarang aku liat benar-benar membuatku sakit kepala."
"Lalu kemana kamu tiga hari yang lalu?"
"Oh jadi cinta kamu ke aku cuman sebatas tiga hari itu? Aku gak ngabarin kamu karena aku mau fokus rawat ibuku. Kamu tau sendiri kan kalau aku jarang dapat waktu untuk bersama ibuku. Ah udahlah, kamu urusin aja tuh cewek. Sekarang lepasin aku!" Agatha melirik sekilas pada Anita yang juga ternyata ada di sana.
"Aku gak bakalan lepasin kamu sebelum kamu gak marah sama aku."
"Dengan apa yang kamu lakuin aku harusnya gak marah? Aku manusia yang juga punya rasa cemburu dan marah, tolong! Aku mohon lepasin tangan aku sekarang!" Bentak Agatha.
Michael melepas paksa tangan Bryan, "Denger sendiri kan permintaan Agatha? Gue udah ingetin lu berulang kali, tapi kali ini lu udah buat Agatha nangis bahkan di depan gue. Jadi gue gak bakalan tinggal diem lagi," Michael membawa Agatha pergi dari sana di ikuti oleh Lucy dan Gio.
"Urusin aja tuh cewek itu, bukannya kemarin lu belain sampai berani bentak-bentak kita. Makan tuh sekarang," Ledek Lucy sambil melambaikan tangan ke arah Bryan.
Saat Bryan di sana tinggal sendirian Anita menghampiri Bryan, "Aku minta maaf, kalau-"
"Lu bisa diem gak? Gara-gara lu Agatha marah sama gue," Bentak Bryan memotong ucapan Anita.
Anita kaget Bryan kini membentaknya lagi.
"Ngapain juga si lu ke sini, bikin masalahnya tambah ribet aja. Kalau sampai Agatha gak maafin gue, gue gak bakalan segan-segan untuk ngusir lu dan ibu lu dari rumah," Bryan kembali masuk ke rumah sakit.
Anita kaget mendengar semua itu, ia tidak menyangka kalau Bryan akan bicara seperti itu padanya. Padahal kemarin sebelum Agatha kembali, Bryan selalu baik padanya, bahkan Bryan membela dirinya di hadapan umum.
Bryan telah kembali ke ruangan rawatnya.
"Lu pergi aja dari sini, gue gak mau liat muka lu sekarang," Bentak Bryan menatap Anita tajam.
Anita Akhirnya keluar dari ruangan Bryan dengan kesal, "Kenapa saat wanita itu kembali semuanya malah kembali seperti awal," Gumam Anita dalam hatinya.
__________
Agatha masih menangis di mobil, ia duduk di kursi belakang dengan Michael. Yang menyetir Gio sementara yang duduk di sebelah kursi Gio adalah Lucy.
Michael menenangkan Agatha sambil memeluk Agatha, karena hanya itu cara terbaik untuk menenangkan seseorang.
"Kalau mau nangis sekarang aja yah? Tapi janji nanti abis ini jangan nangis lagi," Michael mengelus rambut Agatha, wajahnya terlihat sangat khawatir.
Lucy yang melihat itu langsung berbisik pelan pada Gio, "Kayaknya cewek yang Michael suka adalah Agatha itu sendiri, soalnya dia selama ini enggak pacaran sama siapapun kan? Apa mungkin itu karena Agatha nya yang udah punya pacar."
"Itu mungkin aja, apalagi denger alasan Michael berantem sama Bryan kemarin."
Mereka membawa Agatha ke apartemen Gio, Agatha pasti kesepian jika pulang sekarang ke rumahnya. Kakak nya masih di Amerika juga.
Agatha sudah tenang.
"Lu istirahat dulu aja, perjalanan dari Amerika ke jakarta pasti capek. Udah makan? Mau gue pesenin makan?" Tanya Michael pada Agatha yang sedari tadi hanya melamun.
Lucy dan Gio yang memperhatikan mereka dari kejauhan semakin yakin.
"Michael keren sih kalau ternyata selama ini emang suka sama Agatha, dia lebih milih liat Agatha bahagia sama pacarnya daripada rebut Agatha. Padahal kalau dia mau dia bisa aja lakuin itu," Ucap Lucy kagum.
"Apa jangan-jangan dia sahabatan sama kita juga cuman mau pastiin kalau Agatha bahagia, wah aku sih kalau jadi dia gak kuat yah. Aku harus liat cewek yang aku sayang mesra sama cowok lain depan mata tiap hari lagi," Timpa Gio menggelengkan kepala.
"Beb," Lucy menatap Gio. "Aku menyadari detail kecil yang menjadi bukti kalau Michael suka sama Agatha, tatapan Michael ke Agatha selalu berbeda dengan tatapan Michael ke cewek lain. Sama kayak kamu natap aku, tatapan cinta itu loh."
"Ah iya, kenapa kita baru sadar yah."
"Kalian lagi ngomongin apa sih? Mau makan gak? Gue mau pesan makanan nih," Tanya Michael yang melihat Gio dan Lucy ngobrol begitu serius.
"Ah enggak, kita cuman sedang membicarakan masalah cinta pribadi kita," Balas Lucy manja.
"Sekalian deh, bebeb Aku juga belum makan dari tadi pagi," Timpa Gio.
Tidak lama setelah itu makanan mereka datang, Michael memperhatikan Agatha yang sedari tadi hanya mengaduk makanannya. Tidak ada satu nasi pun yang Agatha masukan ke mulutnya.
"Jangan cuman di liatin, nasi gak bakalan salting kalau lu liatin begitu," Sindir Michael.
Agatha menatap Michael lalu tiba-tiba menangis membuat semuanya panik.
"Aduh nangis lagi kan? Lu sih ah, biarin aja kali dia mainin nasinya. Mungkin itu buat dia bahagia," Lucy menyenggol tangan Michael.
"Apaan mainin nasi bikin bahagia," Balas Michael.