Pacarnya selingkuh, ayahnya dibunuh. Di saat sedang terpuruk, pemuda itu mendapat keajaiban dari sebuah super sistem yang penuh tantangan. Tanpa pemuda itu sadari, Sistem itu juga yang mengantarkannya menemukan orang yang telah membunuh ayahnya. Mampukah pemuda itu menjalankan misi yang dia terima dari sistem tersebut? Dan apakah yang akan dia lakukan untuk memabalas kematian ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Pahit Kalina
"Kedua orang tuaku sudah meninggal, Fi."
wajah terkejut kembali terlihat pada diri Rafi. Dia menatap lekat wanita yan sedang tersenyum tanggung dan mencari kebohongan dari bola matanya. Tapi sayangnya Rafi tidak menemukan kebohongan dalam mata hitam milik Kalina. Bahkan wanita itu tak berpaling sedikitpun dari tatapan mata Rafi yang menunjukkan kalau dia memang sedang tidak berbohong.
"Maaf, aku bukan bermaksud ..."
"Nggak apa apa, aku tahu kok."
Keduanya saling melempar senyum lalu mengalihkan pandangan mata mereka ke arah lain. Sementara itu hujan sepertinya akan kembali deras karena rintikan hujan semakin lama semakin bertambah. Rafi pun mengalihkan pandangannya ke ponsel dan dia bingung mau membuka obrolan apa lagi agar suasana tidak caanggung seperti saat ini.
"Kedua orang tuaku meninggal saat negara ini mengalami pandemi, dan mereka menjadi korbannya. Sejak saat itu kehidupanku berubah," Rafi tercengang mendengar cerita Kalina. Dia lantas kembali menoleh dan menatap wanita yang salah satu tangannya menengadah di bawah tetesan air huja.
"Kenapa bisa berubah?"
Kalina menoleh dan tersenyum tipis, lalu dia menghadap Rafi. Kalina bercerita kalau sejak kedua orang tuanya meninggal, dia hidup bersama paman dan bibinya. Kalina berpikir mereka orang yang baik dan tulus, tapi seiring berjalanjya waktu, kebaikan paman dan bibi Kalina hanya di awal saja. Seiring waktu berjalan, mereka menunjukkan wajah aslinya. Mereka tidak suka dengan Kalina yang numpang hidup bersama mereka. Padahal rumah yang ditempati mereka adalah milik orang tua Kalina, tapi mereka dengan seenaknya menguasai rumah tersebut.
Yang lebih menyakitkan, surat tanah rumah tersebut digadaikan kepada seorang rentenir. Karena sang paman tak bisa menebus surat tanah itu, rentenir tua beristri dua minta kepada sang paman agar Kalina dinikahkan dengan rentenir tersebut. Itulah alasan yang membuat Kalina kabur ke ibu kota.
"Astaga! Itu serius terjadi sama kamu?" tanya Rafi dengan wajah terkejut yang tak ada habisnya.
"Lah, terus? Apa kamu pikir ini cerita sinetron?" sungut Kalina.
"Hahaha ... bukan begitu. Kok masih ada gitu orang orang yang seperti itu. Nggak bisa nebus hutang eh sang keponakan dijadikan jaminan."
"Yah, begitulah. Aku yang menjalani juga heran. Pantas saja kehidupan paman dan bibi selalu saja kurang. Mereka terlalu serakah. Padahal mereka juga punya anak gadis. Aku yang punya rumah malah aku yang akan dijual. ya mending aku kabur kan? Untung aku menyimpan kalung pemberian ibuku dengan baik. Aku jual gadaikan kalung itu untuk ongkos kabur ke kota."
Rafi nampak manggut manggut. Tentu dia setuju dengan tindakan wanita itu. "Ya udah kalau itu sudah keputusan kamu. Aku cuma bisa mendoakan yang terbaik aja. semoga di kota ini, kamu mendapat kehidupan yang lebih baik daripada di kampung."
"Ya, semoga saja, meski aku juga ragu."
"Ya jangan ragu dong. Optimis aja. Siapa tahu kamu nanti jadi orang yang mulia dan bisa menunjukkanmnya kepada paman dan bibimu."
Kalina tersenyum lebar. "Semoga saja. Udah malam, Fi. Aku kembali ke kamar dulu ya?"
"Oh iya, oke. Aku juga mau menutup gerbang terus tidur."
Akhirnya kedua anak manusia yang sama sama memiliki kisah pahit itu brpisah karena keadan yang sudah tak mendukung untuk terus mengobrol. Waktu yang merangkak maju, membuat keduanya mau tidak mau harus berpisah untuk mengistirahatkan badan mereka. Hujan yang turun kembali deras, membuat mereka lebih cepat terlelap dalam hangatnya selimut yang menutupi tubuh.
tanpa terasa haripun kembali berganti. Pukul delapan lebih Kalina telah bersiap diri untuk berkeliling mencari pekerjaan. Rafi yang melihat keberangkatan Kalina, tentu saja hanya memberinya dukungan agar wanita itu tak patah semangat dan tidak merasa sendirian.
HIngga waktu terus berlalu, dan hari sudah menuju siang, Kalina masih terlihat berjalan dengan langkah yang cukup pelan. Keringatnya bercucuran karena udara siang ini sangat terasa panas. Rasa lapar pun mulai mendera bersama rasa lelah yang datang bersamaan.
"Nyari lowongan kemana lagi ya?" gumamnya nampak begitu putus asa. Karena merasa tak kuat berjalan, Kalina memutuskan beristirahat di depan sebuah toko yang terbengkalai. wajahnya lelah dan bingung bercampur menjadi satu.
di dalam post jaga, entah kenapa Rafi sendiri dilanda tidak tenang dengan perasaanya saat ini. Pikirannya penuh dengan nama Kalina sejak beberapa jam yang lalu saat wanita itu berangkat. Wajar jika Rafi menaruh rasa khawatir pada wanita berambut sebahu itu. Karena dia tahu, Kalina tidak ada teman dan juga tidak memiliki wawasan yang cukup luas tentang kota ini. Rafi takut wanita itu tersesat atau ada orang yang berbuat jahat sama dia.
Hingga beberapa jam kemudian, di saat rasa khawatir Rafi mulai memuncak, Kalina terlihat kembali dengan langkah yang sangat gontai. "Kalina!" pekik Rafi dan dia langsung mendekat. Namun di saat bersamaan, tubuh kalina langsung tumbang.
"Kalina!"
...@@@@@...
Ini kok Mc kyk babi gini yah.. Nolong tapi Ada tapinya.. G banget!
Kendaraan g punya...??? Sungguh membagongkan nich cerita..
Terlebih dapet 100 ember ngasih ke wanita ya Cmn puluhan juta... Puft
Kebanyakan bacot, adlh cowox pekoknya Dan bacot ya model an gitu