Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.
Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.
Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu Nenek
Waktu menunjukkan pukul 4 sore ketika dia sampai di terminal Bis Ravenwood. Penumpang dalam bis itu hanya tinggal dua orang. Dia dan wanita tua yang duduk dua kursi didepannya. Setelah supir meminta mereka turun, Caroline segera berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
Namun sayang, langkahnya terhalang oleh nenek tua yang duduk didepannya. Langkah nenek itu sangat lambat. Dia menggunakan tongkat karena satu kakinya sepertinya sudah tidak berfungsi dengan baik. Caroline dengan sabar menunggu nenek itu berjalan. Ketika nenek itu hendak turun dari Bis, Caroline pun membantu menuntun nenek itu.
“Terimaksih anak muda, kau sangat sabar dan baik, Semoga kau sejahtera,” ujar nenek itu
Caroline tersenyum dan menjawab,” Terima Kasih kembali nek. Semoga nenek sehat selalu,”
Namun nenek itu terkejut ketika melihat wajah Caroline, dia melihat Caroline seperti mengenalinya. Dia lalu memegang tangan Caroline dan mengatakan sesuatu yang membuat Caroline terkejut.
“Apakah kau Rosemary Blythe?” ujar nenek yang ternyata bernama Luisa
Dengan senyum mengembang Caroline berkata,” Bukan nek, aku Caroline Blythe, Rosemary Blythe adalah nenek ku,”
Nenek itu pun tersenyum lebar, lalu berkata lagi, “ Kau anak Beatrix kalau begitu?”
“Benar nek, Ibuku Beatrix Blythe”
“Apakah kau tidak keberatan untuk mampir ke rumah ku? Aku punya toko kue tak jauh dari terminal ini. LIhat supir yang menjemputku sudah menunggu, kita bisa ngobrol sebentar dan saling mengenal lebih jauh,”
Sejatinya Caroline enggan mampir ke rumah sang nenek. Tapi ketika dia mendengar bahwa nenek itu mengenal Rosemary Blythe neneknya, apa lagi di desa itu amat jarang orang yang mengenal mereka, Caroline pun setuju. Segera dia masuk ke dalam mobil nenek Luisa yang membawa mereka berdua ke rumah sang nenek.
*****
Seperti yang dikatakan oleh Nenek Luisa, rumahnya memang tidak jauh dari terminal kecil Ravenwood. Lokasinya tepat dipinggiran jalan raya yang merupakan jalan masuk ke desa Ravenwood.
Toko kue itu sangat cantik dengan ornamen permen dan roti terpampang di depan toko. Sementara rumah sang nenek ada dilantai dua toko itu. Supir yang mengantar mereka adalah pegawai toko yang juga bertugas menjaga toko itu kalam malam tiba.
Nenek Luisa walaupun tertatih jalannya, tetapi masih sangat berdaya dan energik. Dia memang menggunakan tongkat untuk berjalan, tetapi masih bisa memasak dan membuat kopi hangat untuk mereka berdua.
Caroline duduk di dapur toko kue itu. Tak lama Nenek Luisa datang membawa kopi untuknya lalu kembali lagi mengambil beberapa potong kue.
“Makanlah dulu Caroline, sambil menikmati kopi hangatmu”
Sambil makan dan minum nenek Luisa lalu bercerita banyak hal termasuk tentang Rosemary nenek Caroline.
“Bagaimana anda dulu bisa mengenal nenek saya Rosemary?”
“Rumah masa kecil kami dulu berdekatan. Kakek buyut mu bernama John Blythe. Dia seorang petani sederhana yang jujur dan lugu. Rosemary adalah satu satunya anak. Dan mereka hidup hanya berdua. Ibu Rosemary meninggal saat melahirkannya. Sempat juga John menikah beberapa kali, namun selalu berakhir dengan perceraian. Menurut nenekmu, kakek buyutmu terlalu mencintai almarhum istrinya, sehingga membuat istri istri barunya merasa tidak nyaman.”
Caroline menyimak penjelasan Nenek Luisa sambil menikmati kopi hangat dan memakan kue yang di suguhkan. Maklum, dia seharian belum makan.
“Kami selalu bersama sama. BIsa dikatakan aku dan nenekmu adalah teman dekat. Kami banyak berbagi rahasia dan sering juga ke pesta sekolah berdua. Suatu hari nenekmu jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Joseph. Pemuda ini sangat tampan dan berhati baik. Dia sebenarnya bukan berasal dari Ravenwood, namun nasiblah yang membawanya ke sini. Waktu itu usia nenekmu 22 tahun. Mereka berdua sudah 3 tahun berpacaran, dan merencanakan untuk menikah. Apa lagi Josep sudah bekerja di kantor desa sebagai juru ketik,”
Nenek Luisa menyeruput kopinya lalu setelah menghela nafas panjang dia pun kembali bercerita.
“Sayang, peristiwa itu terjadi.”
“Peristiwa apa nek?”
“Kakek buyutmu John Blythe punya hutang yang cukup banyak kepada seorang juragan tanah bernama Reginald Ashbourne. Dia masih muda waktu itu, dia adalah seorang pewaris tunggal kekayaan ayahnya yaitu tuan Ashbourne yang terkenal sebagai juragan pertanian. Reginald berusia 32 tahun ketika dia mewarisi kekayaan ayahnya. Dan Reginald menyukai nenekmu, Rosemary,”
Nenek Luisa berhenti sejenak untuk mengingat ingat kembali seluruh kejadian masa itu.
“Karena tidak bisa membayar hutang, Reginald meminta pada kakek mu untuk menikahkan dirinya dengan Nenekmu. Sebenarnya Reginald cukup tampan, hanya saja dia punya perangai yang sangat kejam dan sadis. Waktu itu sudah beredar desas desus kalau Reginald menyembah Iblis untuk mempertahankan kekayaannya. Sering terdengar suara suara aneh yang keluar dari rumahnya itu,”
“Suara aneh bagaimana nek?” tanya Caroline penasaran.
“Suara seperti orang menangis, berteriak dan meraung raung. Intinya sangat misterius, karena Reginald selalu tinggal seorang diri di sana. Nenekmu sangat sedih mendengar bahwa ayahnya gagal bayar hutang pada Reginald, dan meminta tebusan dirinya sebagai mahar pelunas hutang, Tentu saja nenekmu keberatan.”
“Kasihan Nenek,” ujar Caroline tanpa terasa.
“Reginald terus mendesak paman John, bahkan dia mengancam akan mempidanakannya jika tidak segera menyerahkan Rosemary. Atas saran Paman John pulalah akhirnya Joseph dan Rosemary melarikan diri pergi dari Ravenwood. Tapi sayang, di tengah jalan Reginald mengetahui semua rencana itu, dia memisahkan Rosemary dari dan Joseph. Dia mengambil Joseph, dan sejak saat itu tidak terdengar lagi kabarnya.”
Caroline menghela nafas panjang sambil menerawang jauh.
“Apakah setelah itu Kakek menikahi nenekku?”
“Ya. Mereka menikah dengan pesta yang meriah. Tapi nenekmu tidak pernah mau berbicara dengan Reginald. Dia seperti mayat hidup. Lalu lahirlah ibumu Beatrix. Sejak lahirnya Beatrix, hubungan Reginald dan Rosemary terus memburuk. Sampai akhirnya nenek mu pergi dari Ravenwood membawa Beatrix seorang diri. Semenjak saat itu komunikasi kami terputus, Rosemary tidak pernah bersurat atau pun berkabar.”
“Nenek hidup dan tinggal di London bersama seorang bibinya yang sudah tua, disana dia membesarkan ibuku seorang diri, hingga lahirlah aku,”
“Bagaimana kabar ibumu Beatrix”
“Tidak bagus nek, Ibu kecanduan alkohol, aku lahir tanpa ayah dan kami bangkrut. Rumah nenek terjual lalu kami tinggal di apartemen kumuh.Suatu ketika ibuku membuat keributan dan akhirnya di tahan dinas sosial dan dimasukkan ke panti rehab Alkohol yang ada di London. Tak lama seorang pengacara menghubungiku, dia mendapat nomorku dari dinas sosial yang menangani ibu. Setelah menelusuri segalanya, akhirnya dia memastikan bahwa aku adalah cucu Kakek Reginald, so…jadilah aku di sini sekarang.”
“Apakah kau tinggal di rumah Reginald?”
“Ya nek, aku tidak punya pilihan. Seorang kenalan membantuku memperbaiki rumah itu, sehingga paling tidak 70 persen layak huni. Sekarang aku tinggal di sana. Namun aku sadar aku harus mencari kerja agar bisa mensupport hidupku dan ibu.”
Tiba tiba Nenek Luisa berdiri dan mengajak Caroline ke bagian depan dapur tempat dimana mereka berada.
“Ini toko kue ku. Aku memang sedang butuh tenaga untuk bersih bersih dan membantu menantuku memasak kue. Toko ini sudah 2 hari tutup karena tidak ada pekerja. Apakah kau mau kerja disini? Hanya saja kami tidak bisa menggajimu mahal.”
“Aku bersedia nek, kapan aku bisa masuk?”
“Datanglah besok pagi kemari. Siapa tahu kamu sudah bisa bekerja,”
Hati Caroline berbunga bunga mendengar perkataan Nenek Luisa.
“Terimakasih nenek Luisa, besok aku akan datang ke sini membantu anda membersihkan Toko kue ini,”
Tak lama karena hari sudah mulai Gelap, Caroline pun berpamitan. Tak lupa nenek Luisa memberinya bekal kue untuk dimakan di rumah. Hati Caroline sangat bahagia dan bersyukur. Dia tahu toko kue itu tidak akan cukup menggajinya, tetapi setidaknya sudah ada solusi, dia tidak akan kelaparan di Ravenwood, dia akan bekerja demi sesuap nasi.