Lorong tak berujung
Kisah ini menceritakan tentang perjalanan ke lima sahabat yang ingin mencari popularitas di dunia Chanel YouTube.
Keinginan yang tinggi ini, membuat mereka nekad masuk ke dalam lorong yang disebut angker dan konon tidak berujung.
"Nekad yang berujung maut",
Simak dan baca kisahnya di karya ku yang berjudul:
"Lorong tak berujung"
karya putri cobain
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya penguasa kegelapan
Malam itu, Aska, Luna dan Reno memutuskan untuk tetap tinggal di rumah Aska, hal itu karena cuaca yang tiba-tiba hujan deras.
"Aska,,, tolong ibu,,."
Teriak ibu Aska yang memanggil dan meminta tolong.
"Apa yang terjadi, cepat lihat ibu kamu."
Ujar Reno yang langsung bergegas ke luar dari kamar Aska.
Mereka pun bertiga secara bersamaan lari menuju ibu Aska berada.
"Ibu,,, jangan bawa ibu ku."
Ujar Ask yang langsung menyerang makhluk yang menangkap ibu nya.
"Pedang mata dua, bantu aku membasmi para siluman ini."
Ujar Aska yang langsung menyerang makhluk itu.
Sayang sekali, Aska justru terdiam saat akan menyerang mereka, apalagi kalau bukan dengan siapa yang akan dia serang.
"Aska, jangan biarkan siluman rubah itu menguasai mu."
Ujar Reno yang langsung menarik keris eang guru nya.
"Aku tidak bisa, aku tidak bisa melukai nya."
Ujar Aska yang justru terdiam di tengah-tengah siluman rubah.
"Dasar manusia bodoh."
Ujar Aska yang langsung datang dan melindungi Aska.
Luna pun langsung menarik tubuh ibu Aska yang tergeletak, sementara Reno masih bertahan sendiri dengan Aska yang memilih untuk menutup matanya.
"Aska, bantu Reno, kamu jangan terpengaruh oleh mereka."
Teriakkan Luna yang membuat Aska kembali melihat wajah siluman rubah itu.
"Persetan dengan kalian, aku tidak mau menyakiti Ranti lagi."
Ujar Aska yang tidak mau menyerang siluman rubah itu.
"Gila kamu Aska, dia bukan Ranti, lihat lah, ibu kamu sampai terluka."
Teriak Reno yang memberi tau pada Aska.
Aska pun langsung melihat ke arah ibunya yang sedang di tolong oleh Luna,
baru lah saat itu, Aska mulai mau membantu Reno untuk melawan para siluman rubah itu.
Waktu pun terus berjalan, akhirnya mereka pun bisa mengalahkan siluman rubah yang datang menyerang mereka.
"Apa ada yang terluka?."
Tanya pak Ustadz yang baru datang.
"Ada pak ustadz, ibu Aska seperti nya terluka oleh serangan siluman rubah."
Jawab Luna pada pak ustadz.
"Astaghfirullah, siapa sebenarnya yang bermain dengan alam ghaib, ada seseorang yang sepertinya sedang membuka lorong."
Ujar pak ustadz pada Reno, Luna dan Aska.
Mereka bertiga pun langsung diam, tentu saja karena mereka lah yang membuka pintu itu terbuka.
"Kenapa kalian seperti itu, apa ada yang salah?."
Tanya pak ustadz yang sebenarnya tau jika mereka lah dalang dibalik semua yang terjadi.
"Tidak pak, kita tidak kenapa-kenapa, hanya kaget dengan kejadian tadi."
Jawab Reno yang langsung menyembunyikan keris nya.
"Hmmm, sepertinya kalian justru terlihat seperti biasa saja, atau hanya perasaan bapak saja."
Ujar pak ustadz yang tersenyum kecil.
Tak lama kemudian, pak ustadz pun meminta izin untuk pulang, tinggal menunggu ibu Aska siuman.
"Sepertinya pak ustadz tahu tentang kita."
Ujar Reno yang melihat ke dua teman nya.
"Sepertinya iya, aku juga punya perasaan yang sama dengan kamu."
Jawab Luna sambil melihat kearah pak ustadz yang berjalan menjauh dari mereka.
Makhluk kegelapan telah menghancurkan beberapa fasilitas desa Muara, sehingga warga pun harus saling gotong royong dan bekerja sama.
"Pasti ada kaitannya dengan hilang nya Aldi dan Adi, lagian itu anak susah sekali di ajak bicara."
Ujar warga yang sedang bergotong royong.
"Aduh, memang nya apa yang mereka cari."
Ujar warga yang lain nya.
Pak Andi yang tahu tentang kepergian mereka berlima pun, memilih untuk diam, kasihan jika mereka kena marah warga.
"Reno, tunggu sebentar, bapak mau bicara."
Panggil pak Andi yang langsung mendatangi mereka bertiga.
"Iya pak, ada apa?."
Jawab Reno yang sebenarnya takut pada pak Andi, dia malu karena tidak mengikuti perintah pak Andi.
"Bukannya ibu kamu kena serangan?."
Tanya pak Andi yang langsung berbicara pada mereka.
"Iya pak, sekarang sudah siuman, sudah di jaga sama ibu-ibu tetangga."
Jawab Aska yang tahu jika pak Andi bukan ingin bertanya soal ibunya, hanya karena banyak warga yang ikut datang, pak Andi pun memilih berbicara hal yang lain.
"Kalau begitu, sebaiknya kamu jaga ibu kamu, seperti nya siluman rubah sedang mencari sesuatu."
Ujar pak ustadz pada Aska dan teman temannya.
"Apa yang mereka cari, apa ada hubungan nya dengan kepergian kita kemarin?."
Tanya Aska yang sudah tidak mau bersembunyi di balik semua nya.
"Ada, sepertinya ada hubungan yang terlarang telah terjadi, sebaiknya kalian coba ingat kembali, apa yang sudah kalian lakukan di sana."
Ujar pak ustadz yang sepertinya tahu sesuatu.
Sementara itu, Luna dan Reno hanya saling bertatapan mata, sedangkan Aska bertingkah aneh, tak seperti biasanya.
"Jangan bilang kalau kamu melakukan sesuatu disana."
Tanya Reno yang curiga pada Aska.
"Melakukan apa, aku tidak melakukan apa-apa, mungkin saja kalian berdua."
Jawab Aska yang justru membalikan pertanyaan nya pada Reno.
"Sudah, tidak perlu di bahas, mungkin belum saatnya."
Jawab pak ustadz yang langsung menyuruh mereka untuk kembali ke rumah Aska.
Tak mau ambil pusing, Aska Luna dan Reno pun langsung berpamitan pada pak ustadz dan bergegas menuju ke rumah Aska.
Sesampainya di rumah Aska, aska terkejut saat melihat wajah Ranti yang sedang menjaga ibunya.
"Ranti, aku tidak percaya jika kamu ada disini."
Ujar Aska yang langsung memeluk tubuh anak tetangga nya.
"Aaaaa,,, tolong,,, lepasin aku kak."
Teriak Aulia yang merupakan anak tetangga sebelah Aska.
"Aska, kamu salah lihat, dia bukan Ranti."
Ujar Reno yang langsung menarik tubuh Aska.
"Maaf Aulia, sepertinya Aska masih teringat pada pacar nya."
Ujar Luna yang meminta maaf pada Aulia, seorang anak tetangga yang dilihat seperti Ranti di mata Aska.
Mendengar ucapan dari Luna, ibu Aulia pun langsung menarik tangan anak nya, matanya menatap tajam mata Luna, entah apa yang sedang di lihat oleh ibu Aulia.
"Gara-gara kamu, semua nya jadi seperti ini.''
Ujar ibu Aulia yang sepertinya tidak suka pada Luna.
"Gara-gara saya, apa salah saya kak."
Jawab Luna yang terlihat bingung saat merasakan bila bukan ibu Aulia saja yang tidak suka pada nya, melainkan hampir semua yang ada di sana.
"Kenapa kamu tidak mengikuti perintah yang ada disini, sekarang semua nya bisa terulang kembali."
Jawab salah satu tetangga Aska.
"Aku tidak salah, aku tidak tahu, aku tidak tahu jika semuanya akan seperti ini."
Jawab Luna dengan wajah yang ketakutan.
"Tidak ada cara lain, selain memberi kan kamu sebagai pengganti nya."
Ujar salah satu tetangga Aska kembali.
Mendengar ucapan yang terdengar aneh, Luna pun langsung berlari menuju kamar Aska, tentu saja untuk menghindari sesuatu yang bisa terjadi pada nya saat itu.
Itulah saat pertama kalinya, desa Muara yang kembali di serang setelah bertahun-tahun lamanya cerita itu disimpan oleh warga nya.
penasaran dengan kisah nya, kita lanjutkan di update terbaru nya setiap hari.
lanjut kak
semangat terus
merinding