Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.
Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Jangan lupa like komen dan votenya yah
Terimakasih
_
Setelah sarapan selesai, Firman mengajak Lara berjalan-jalan di kebun kecil di belakang rumah. Udara pagi yang segar membuat suasana semakin nyaman.
“Kamu kelihatan gugup tadi,” kata Firman sambil tersenyum, menggenggam tangan Lara.
“Iya, Mas. Aku takut ada ekspektasi yang besar dari keluargamu. Mereka terlihat sangat terhormat, dan aku hanya seseorang yang menjalani hidup biasa. Apalagi sekarang dengan kondisi aku yang sedang hamil…”
Firman menghentikan langkahnya dan menatap Lara dengan lembut. “Kamu bukan orang biasa, Sayang. Kamu adalah orang yang aku pilih untuk menghabiskan sisa hidupku. Orang tuaku mungkin punya harapan, tapi mereka tahu aku yang akan menjalani hidup ini, dan aku memilih untuk bersama kamu. Jangan merasa terbebani dengan latar belakang keluargaku.”
Lara tersenyum tipis, merasa lebih tenang. “Mungkin aku hanya perlu waktu untuk menyesuaikan diri, Mas. Tapi aku senang karena kamu selalu ada di sampingku.”
Firman merangkul Lara, memeluknya erat. “Selama kita bersama, kita bisa menghadapi apa pun. Keluarga kita sudah memberi restu, sekarang saatnya kita fokus pada pernikahan dan calon bayi kita.”
Mereka berdua berdiri di sana sejenak, menikmati keheningan pagi dan rasa damai yang melingkupi mereka. Lara mulai merasa lebih yakin bahwa bersama Firman, ia mampu menghadapi tantangan apa pun yang akan datang.
Saat mereka kembali ke dalam rumah, Ibu Firman sudah menunggu dengan secangkir teh hangat di ruang keluarga. "Lara, Firman, ada yang ingin kami bicarakan lagi," katanya, menyuruh mereka duduk.
"Kami ingin kalian tahu," lanjutnya, "bahwa meskipun kalian berdua akan menjalani kehidupan baru sebagai suami istri, kami selalu ada di sini untuk membantu. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan, terutama nanti setelah bayi lahir."
Lara tersentuh dengan perhatian yang diberikan. “Terima kasih, Mah. Kami sangat menghargai dukungan ini. Dengan bantuan dan dukungan dari kedua belah pihak, saya merasa lebih yakin untuk melangkah ke depan.”
Dengan demikian, hari itu menjadi awal dari persiapan mereka yang lebih matang untuk masa depan. Meskipun ada banyak tantangan yang harus dihadapi, Lara dan Firman kini merasa lebih siap, dikelilingi oleh keluarga yang mendukung mereka sepenuhnya. Bersama-sama, mereka merencanakan masa depan mereka dengan penuh cinta dan harapan.
Setelah percakapan yang mendalam dengan orang tua Firman, Lara merasa lebih tenang dan diterima dalam keluarga besar Firman. Hari itu dilalui dengan banyak tawa dan canda di rumah keluarga Firman, dan Lara semakin terbiasa dengan suasana yang hangat dan penuh perhatian.
Sore hari, setelah mereka berdua berpamitan dan bersiap untuk kembali ke apartemen, Ibu Firman menawari mereka untuk menginap lebih lama. Namun, Lara merasa mereka perlu kembali agar bisa menyelesaikan beberapa hal terkait pernikahan yang semakin dekat.
Dalam perjalanan pulang, Firman terus menggenggam tangan Lara, memberikan rasa nyaman yang tak terlukiskan. Lara masih memikirkan betapa hangatnya sambutan orang tua Firman, terutama setelah mengetahui rahasia besar keluarga Firman. Namun, meskipun ada harapan besar dari latar belakang Firman, Lara mulai merasa yakin bahwa cinta dan kebersamaan mereka akan membuat segalanya menjadi mungkin.
"Mas, aku masih sedikit nggak percaya. Ternyata kamu tumbuh di lingkungan yang seperti itu. Keluargamu benar-benar luar biasa," kata Lara dengan nada kagum sambil menoleh ke arah Firman yang sedang mengemudi.
Firman tersenyum sambil melirik Lara. “Aku sudah bilang, keluargaku mungkin terpandang, tapi mereka tetap orang tua biasa yang ingin anaknya bahagia. Dan yang terpenting buat mereka, dan buatku, adalah kamu. Mereka sudah menerimamu dengan tulus, dan itu cukup buatku.”
Lara membalas senyum Firman dengan penuh kasih. "Aku merasa sangat beruntung, Mas. Bisa jadi bagian dari hidupmu dan diterima oleh keluargamu."
Sampai di apartemen, mereka langsung melanjutkan pembicaraan tentang rencana pernikahan. Tema pastel yang sudah mereka pilih sebelumnya mulai mereka diskusikan lebih lanjut, membicarakan detail seperti dekorasi, bunga, dan undangan.
Saat mereka duduk di sofa apartemen sambil memandangi contoh undangan pernikahan, Lara teringat seseorang yang ingin dia ajak menjadi bagian dari momen spesial tersebut.
"Mas, aku kepikiran untuk mengundang Andre sebagai MC di pernikahan kita," ujar Lara tiba-tiba, membuat Firman mengangkat alis penasaran.
"Andre? Yang tinggal di Bali sekarang?" Firman bertanya sambil tersenyum kecil, mengingat cerita-cerita Lara tentang sahabat masa kecilnya itu.
"Iya, dia sahabatku sejak kecil. Kamu pasti bakal suka sama dia. Orangnya humoris banget, walaupun perilakunya... ya, bisa dibilang, agak gemulai," jelas Lara dengan tawa ringan. "Tapi justru itu yang bikin dia unik, dan aku rasa dia bakal bikin suasana pernikahan kita jadi lebih hidup."
Firman tertawa kecil. "Aku sih nggak masalah, Sayang. Kalau kamu merasa Andre bisa membuat hari kita lebih berkesan, kenapa nggak? Aku justru penasaran ingin kenalan sama dia."
Lara mengangguk dengan semangat. "Aku juga yakin dia bakal senang banget. Kita sudah lama nggak ngobrol panjang, apalagi setelah dia pindah ke Bali. Dia sekarang jadi semacam entertainer di sana, sering tampil di acara-acara besar. Jadi kayaknya bakal seru kalau dia jadi MC di acara kita."
Firman tersenyum sambil memegang tangan Lara. "Kedengarannya seru. Kamu hubungi aja dia, kasih tahu rencanamu."
Tak menunggu lama, Lara langsung meraih ponselnya dan menghubungi Andre. Suara ceria dan agak nyaring Andre segera terdengar di ujung telepon.
📞 Lara: "Hai, sayang! Aduh, sudah lama banget nggak denger kabarmu. Apa kabar Bali, Andre?" tanya Lara dengan penuh antusias.
📞Andre: "Bali indah banget, tapi aku rindu suasana kampung halaman, nih. Kamu gimana, calon pengantin? Aku dengar kabar besar nih, kalian mau menikah?" Andre menyahut dengan gaya khasnya yang penuh semangat dan canda.
📞Andre: "Lara sayang, gue minta maaf yah karena pas you sakit gue ga jengukin you "
Lara tertawa. "Iya gapapa ko, dan benar banget! tapi nih gue mau tanya, lu mau nggak jadi MC di pernikahan gue sama calon gue?"
Di seberang, Andre terdiam sesaat, sebelum tiba-tiba terdengar jeritan kecil penuh kegembiraan. "YA AMPUN, LARA! Kamu serius? Aku bakal jadi MC di pernikahan kamu? Oh my God, aku nggak percaya! Of course, honey, aku akan datang dan bikin acara kamu jadi unforgettable !"
Lara tertawa senang mendengar reaksi Andre yang khas itu. "gue tahu lu pasti bakal bikin acaranya lebih hidup. Nanti gue kirim detailnya, ya. Gue senang banget kalau lu bisa datang."
"Jangan khawatir, sayang. gue bakal menyiapkan yang terbaik buat you dan calon suami you. We’re going to have the best wedding ever!" jawab Andre dengan antusias yang terasa menular.
Setelah mengakhiri panggilan, Lara menatap Firman dengan senyum lega. "Andre setuju! Aku nggak sabar melihat dia di acara kita nanti."
Firman mengangguk sambil tersenyum. "Kedengarannya akan jadi pernikahan yang seru. Aku senang kamu bisa melibatkan orang-orang yang penting buatmu."
Malam itu, mereka melanjutkan diskusi soal rencana pernikahan dengan lebih antusias. Dengan kehadiran Andre sebagai MC, Lara merasa pernikahan mereka akan semakin istimewa. Di antara segala persiapan yang harus mereka lalui, kehadiran keluarga, sahabat, dan orang-orang tercinta membuat semua terasa lebih mudah dan penuh harapan.
Hari besar mereka semakin dekat, dan kini mereka yakin bahwa dengan cinta dan dukungan dari semua pihak, pernikahan itu akan menjadi momen yang tak terlupakan, penuh tawa dan kebahagiaan.
~
Salam Author;)
Katanya perlu bicara ujung2nya perlu waktu lagi dan lagi baik sama lara juga sama arini beberapa bab muter itu2 aja, Maaf ya Thor kayak ceritanya hanya jalan di tempat aja 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻