Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
.....
grep
"jaga diri di sana ya? hubungi mama kalau kalian sudah sampai ya?" sedih mama aiya
"iya mama, jangan khawatir"
grep
"ayo sini peluk tante"
grep
papa Morgan terkekeh, bak mempunyai empat putri yang usianya sama, begitulah gambaran istrinya sekarang yang harus rela membiarkan anak sulungnya keluar negeri karena ada urusan
"Hati-hati"
"iya mama ku sayang"
keempatnya segera memasuki pesawat pribadi milik keluarga Aluna, Aluna adalah Nona muda kaya raya asal Indonesia yang menetap di Australia, itulah pendapat teman sekantor Aluna yang lain
"kak rain! alun datang"
Aluna memejamkan matanya saat pesawat mulai terbang, begitu pun dengan ketiga sahabatnya, perjalanan tersebut memakan waktu yang cukup lama bagi Aluna
dengan lembut pramugari tersebut membangunkan aluna dan teman temannya untuk menginformasikan bahwa mereka sudah tiba di Inggris
Rio, lio dan rio segera meminta para anggotanya untuk mengosongkan bandara dan berjaga-jaga agar tak ada satupun komplotan penjahat itu yang menyerang bantuan yang akan segera tiba
"mereka sudah sampai" ujar salah satu anggota rio
"baik! ayo" ajak rain
keempatnya berdiri tepat di depan tangga yang telah di siapkan bandara untuk menjemput kedatangan mereka
"aku seperti kenal pesawat ini" gumam lio
"oh my god" kaget rio melihat siapa yang turun
Rain terdiam menatap gadis yang usianya berbanding 10 tahun dengannya, gadis itu berjalan dengan elegan, rambut hitam perpaduan blonde nya di biarkan tergerai, bahkan angin yang menerpa nya kian menambah kecantikannya
"KAK RAIN!!!"
Aluna berlari dengan cepat ke arah rain yang terpaku dengan kecantikan gadis caper yang dulu suka sekali mencuri perhatian nya, di kehidupan sebelumnya rain terpesona dengan kecantikan Aluna, dan sekarang hal itu masih melekat
grep
"kak!! alun kangen banget" lirih alun memeluk rain
"ehem! lepas" ujar rain sepersekian detik setelah sadar akan situasi
"kamu?! sedang apa kamu di sini?!" ujar rain
"aku? aku adalah anggota yang di kirim untuk menyelesaikan masalah yang sedang kalian hadapi"
"be-benarkah?" kaget rio tak tau bahwa adik sepupunya lah yang di maksud
jujur saja rain menyesal tak membaca siapa yang di kirim untuk membantu mereka, seandainya ia tau jelas ia tak akan ke bandara dan menjemputnya
"ehm... ayo kami antar ke tkp" ajak lio
"langsung ke tkp? kami memang detektif berkedok hakim tapi kami capek" keluh lita
"siapa sih dia?" sinis rio berbisik ke adiknya
"dia, lita, sahabat aku"
"ouh" angguk rio
"baiklah ayo ke tkp.... kita barengan ya kak rain?" ajak Aluna
"nggak ka-"
"ayo!!!"
Aluna langsung meraih tangan rain kemudian berjalan duluan seakan ia sudah tau kemana ia harus pergi, ia tak masalah tak tau, setidaknya dari kejauhan tampak ada banyak polisi yang berjaga
....
"ini adalah tkp nya" ujar rain dingin
ketiga sahabat Aluna berpencar sedangkan Aluna memilih diam sambil menatap sekeliling dan mendengarkan penjelasan rain
"korban nya bilang, di sini tak ada barang bukti apapun, CCTV maupun bekas sidik jarinya saat dirinya di aniaya di sini" jelas rain
"di mana korbannya?"
"di rumah sakit, aku bertugas merawat nya"
"apa?! jadi kak rain yang me-"
"profesional" bisik rio khawatir adiknya akan memicu kekesalan rain berakhir rain membatalkan kerja sama nya
Aluna mengangguk kemudian lanjut memeriksa tkp, benar-benar bersin menerus kepolisian karena mereka tak menemukan jejak apapun bahkan detektif kepolisian pun begitu
"bersih sekali" kekeh Aluna
brak
"hei, sedang apa di situ?" sinis Aluna mendekati seorang pemuda
"ka-kamu mau apa?" gugupnya
"aku bertanya, sedang apa kamu di situ?!"
"ak-u...."
"jawab!!!" bentak Aluna
pemuda itu berlari meninggalkan Aluna, namun Aluna menarik kerah baju pemuda tersebut, meskipun memakai heels ia tak peduli asalkan ia bisa mendapatkan bukti
"le-lepas saya tidak tau mereka siapa!"
"aku belum bertanya dan kamu sudah menjawab?! hahahaha kamu sedang bermain dengan ku adik kecil?"
Aluna menatap intens anak itu, seakan dirinya baru saja mendapatkan ancaman, Aluna menoleh ke salah satu polisi tersebut yang membuat anak itu ketakutan
"dari kalangan mana pelakunya?"
"dia geng motor" ujar rain berdasarkan informasi yang ia lihat hari itu saat kejadian
"kamu saksi?" tanya Aluna
"ya, aku saksi tapi mereka pergi saat melihat ku berada tak jauh dari mereka"
"berapa pelakunya?"
"satu"
Aluna kemudian meminta ketiga sahabatnya untuk melindunginya bocah ingusan yang ia tendang tadi, sebenarnya ia menendang tempat sampah tapi ia tau ada seseorang di dalam sana
"apa kalian tidak mencurigai seseorang di antara kalian?"
"kami?" tanya rio kaget
"Aluna!! lakukan dengan serius!" kesal rain
"aku sedang bekerja pak rain!!" balas Aluna
"dia mempunyai tatto?" tanya Aluna
"ya, di lengannya"
Aluna berjalan ke seorang polisi yang di katakan rain merupakan seseorang yang sudah berkali-kali membantu proses pencarian bukti
SREEEK
"i find you" kekeh Aluna
brugh
tubuh aluna terjatuh karena dorongan salah satu anggota rio, namun Aluna langsung berdiri dan melempar pria itu dengan heelsnya
heels Aluna berhasil mengenai kepala anggota rio hingga membuatnya tersungkur
"pelakunya adalah dia, dia beberapa kali menemani detektif hingga kepolisian saat memeriksa lokasi ini, ia menutupi di mana sebenarnya jejak itu berada, saat kejadian bocah itu merekamnya dengan kamera yang ia sembunyikan di tasnya, makanya ia ketakutan saat pria ini ada, ia ingin membela tapi dia di ancam"
Rain seketika bungkam dengan Aluna, hanya sekejap Aluna sudah bisa memecahkan teka-teki yang ada
"tangkap dia! dan pastikan dia mengakui nya" teriak rio kemudian membopong tersangkanya untuk di interogasi kemudian di tahan sementara sebelum persidangan
"kamu! kamu akan menginap bersama kami" ujar Aluna
"tapi..."
"kamu khawatir dia akan mengancam mu? apa dia mengancam keluarga mu?" tanya Aluna memastikan agar tak ada korban
"tidak.... aku hanya tak mau ikut campur, mamiku melarang ku" lirih nya
"nggak papa, bilang aja, ada dokter baik dan teman temannya yang akan menjaga ku, sekarang pulang lah dan katakan pada mami kamu, tiga kakak itu akan ikut"
rain menatap kaki Aluna yang sejak tadi berdarah, setelah kepergian temannya dan saksi kedua tersebut Aluna memulai aksinya
brugh
"aaakhhhhh"
"Aluna!!!" panik rain
"kak rain... sakit" lirih Aluna memegang kakinya
grep
rain menggendong aluna ala bridal style menuju ke mobilnya, Aluna tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ia memeluk rain dengan erat meskipun rain tak tau akal busuk Aluna
. ...
bersambung