Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Aku ingin pernikahan aku dengan Andra dipercepat, Om. Bagaimana kalau minggu ini?" Pinta Sonya kepada Tuan Miller.
"Kalau itu sih terserah kamu dan Andra saja. Om tidak masalah. Justru lebih cepat lebih baik." Justru Tuan Miller sangat senang jika Andra dan Sonya segera menikah.
Tuan Panji pun tertawa kecil, "Akhirnya kita akan segera menjadi besan. Aku sudah tidak sabar ingin segera menggendong cucu, Tuan Miller."
Tuan Miller menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Ya, cucu kita pasti sangat tampan dan cantik seperti ayah dan ibunya."
Keduanya pun tertawa bersama. Begitu pula dengan Sonya, dia sangat merasa bahagia, akhirnya Tuan Miller dan ayahnya telah menyetujui rencana pernikahannya bersama Andra akan dipercepat.
...****************...
Sementara itu di kantor utama perusahaan Struick. Sadrina nampak kebingungan, apakah dia harus menerima tawaran dari Andra? Bukankah tawaran dari Andra sangat menguntungkan untuknya. Lagian pernikahan mereka hanya sementara. Walaupun seumur hidup tidak sekali pun dia bermimpi akan menjadi istri dari musuh bebuyutannya itu.
Akan tetapi, bagaimana dengan Steve? Sadrina ingin sekali melupakan pria itu. Dia tidak sanggup membayangkan jika dia harus menjadi adik ipar dari pria tersebut.
Sungguh Sadrina sangat merasakan bimbang hari ini.
"Aku tidak bisa. Bagaimana bisa aku menikah dengan seorang pria yang paling menyebalkan di dunia ini?" Sadrina tidak sanggup membayangkannya jika dia harus menjadi istrinya Andra.
Andra mendengus kesal ketika mendengar penolakan dari Sadrina. "Kamu pikir aku juga mau menikah dengan kamu? Seandainya..."
Andra tidak meneruskan perkataannya, tadinya dia ingin berkata jika seandainya dia bukan pria impoten, dia tidak mungkin mau menikah dengan Sadrina.
"Ya sudah, kalau begitu buat apa kamu melamar aku? Lebih baik aku menjadi pembantu kamu selama satu tahun, dari pada aku harus menikah dengan kamu."
Setelah berkata seperti itu Sadrina memilih untuk segera keluar dari ruangannya Andra. Sadrina pun segera berdiri dari duduknya, akan tetapi dia dibuat terkejut ketika Andra menarik tangannya, membuat dia terjatuh ke ke pangkuan pria itu.
"Aku tidak menyuruh kamu untuk memikirkannya. Apa kamu lupa bahwa aku sudah membeli kamu? Itu artinya kamu adalah milikku, kamu harus mengikuti apapun yang aku perintahkan." Ucap Andra dengan nada tegas kepada Sadrina yang sedang duduk dipangkuannya. Bahkan pria itu memeluk pinggang Sadrina.
Sadrina menelan saliva memandangi wajah Andra yang sangat dekat dengannya. Namun, dia sedikit terkejut ketika merasakan ada sesuatu yang keras dan menonjol dibalik celana Andra.
Andra bergegas melepaskan Sadrina, sehingga Sadrina segera berdiri, walaupun pikiran wanita itu melanglang buana, bahkan matanya nakal sedikit melirik ke balik celana Andra yang terlihat ada yang menonjol. Sebesar apa itu?
Sadrina ingin menepuk jidatnya sendiri. Bisa-bisanya dia berpikiran kotor terhadap musuh bebuyutannya itu?
"Ce-cepat keluar! Aku harus bekerja." Andra malah mengusir Sadrina, pria itu terlihat salah tingkah, mungkin karena takut Sadrina tahu bahwa burung perkututnya tiba-tiba saja berdiri ketika Sadrina terjatuh dan terduduk dipangkuannya Andra.
"Tapi pembicaraan kita belum selesai."
"Sudah ku bilang, tidak ada kata penolakan, Mak Lampir. Aku akan menikahimu. Kamu harus ingat bahwa aku sudah membeli kamu dari mucikari tua itu." Andra berkata dengan penuh penekanan.
Sadrina hanya bisa mendengus kesal, dia segera keluar dari ruangannya Andra. Kemudian dia mengoceh sendiri setelah keluar dari ruangan pria tersebut, "Ya Tuhan, mengapa cobaanku begitu berat? Bagaimana mungkin aku harus menikah dengan si Grandong Andra."
Kemudian Sadrina menelan saliva ketika mengingat saat dia terjatuh ke pangkuan Andra, tepatnya dia terduduk di pangkuan pria itu. Dia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di balik celana pria tersebut. Tak dapat dia membayangkan sebesar apakah itu?
Wajah Sadrina merah merona, dia menggelengkan kepalanya. "Jangan dibayangkan, Sadrina! Walaupun seandainya kamu terpaksa harus menikah dengan si Grandong. Jangan biarkan dia meniduri kamu."
Tanpa Sadrina sadari, dari kejauhan terlihat Steve baru saja keluar dari ruangannya. Pria itu nampak terkejut ketika melihat Sadrina yang baru saja keluar dari ruangannya Andra.
"Itu kan Sadrina?"
Hal tersebut membuat hati Steve dipenuhi dengan tanda tanya. Untuk apa Sadrina menemui Andra di ruangannya? Ada hubungan apa diantara mereka? Dia sangat berharap tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka berdua. Sungguh dia tidak akan bisa menerimanya jika seandainya ada hubungan spesial diantara Andra dan Sadrina.