Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.19
Tio dan juga Zalina mengerjapkan matanya secara bersamaan saat suara ketukan pintu membangunkan keduanya dari tidur nyenyaknya.
Zalina yang masih setengah sadar merasakan ada yang berat tengah menindih area perut ratanya.
Zalina membelalakan matanya saat matanya sudah terbuka sempurna dan kini tengah tertidur didalam dekapan Tio.
Zalina yang kaget reflek mendorong dada Tio agar sedikit menjauh dari tubuhnya dan segera bangkit dari tidurnya mengabaikan Tio yang menatap penuh dengan tanya karena belum menyadari sepenuhnya apa yang dia lakukan.
Ketukan pintu pun kembali terdengar membuat Zalina turun dari ranjang untuk membukakan pintu untuk mengetahui siapa yang datang.
"Mamah?"
"Sudah bangun ternyata?ayo turun kita makan malam,Papah sudah nunggu dibawah"
"I_iya Mah"
Bu Retno pun segera berbalik meninggalkan Zalina yang masih nampak kebingungan saat melihat mertuanya ada dirumahnya.
"Siapa ya datang?"tanya Tio yang baru saja bangun lalu berjalan ke arah Zalina.
"Mamah,beliau menyuruh kita turun buat makan malam"jawab Zalina berlalu menuju keruang ganti untuk mengganti pakaian nya dengan yang sedikit sopan dan rapih.
Tanpa Zalina sadari jika Tio mengekori dibelaknganya.Zalina memekik kaget saat dirinya tengah membuka selauruh pakaianya nya terdengar suara deheman suaminya dari arah belakangnya.
"Astaghfirullah al adzim,Mas kenapa ikut masuk?"seru Zalina sembari masuk kedalam lemari yang banyak tergantung kemeja kemeja Tio karena badan nya kini tengah setengah polos hanya tertinggal baju daleman nya saja.
Tidak menemukan kain yang bisa dipakai untuk menutupi tubuhnya Zalina pun memilih masuk kedalam lemari Tio yang berisikan kemeja kemeja yang biasa Tio gunakan untuk pergi bekerja.
Tio bergeming,tetap santai mengganti pakaian nya dengan pakaian baru yang dia ambil dari dalam lemari pakaian nya.
"Kenapa meski malu?aku sudah melihat semuanya,sudah merasakan bagaimana tubuhmu juga.Ayo cepat keluar,pakai bajumu atau kamu sengaja menggodaku ya?"
"E_enak saja,Mas cepat selesaikan ganti bajunya.Setelah itu keluarlah"
"Kalau aku tidak mau dan mau menunggu mu disini bagaimana?"
"Mas.please.Kita sudah ditunggu sama Mamah dan Papah,tidak enak jika membuat beliau menunggu"
"Ok,baiklah.Selesaikan dengan cepat aku menunggumu diluar"
Tio pun segera keluar dari ruangan itu karena tidak mau membuat kedua orang tuanya menunggu terlalu lama.
Setelah selesai berganti pakaian keduantya pun nampak berjalan bergandengan tangan menuruni anak tangga untuk pergi ke arah ruangan makan.
Senyum lebar nampak dari wajah Bu Retno yang tadi sempat memergoki anak dan menatunya tengah berpelukan mesra.
"Malam Pah,Mah.Maaf kita terlambat"sapa Zalina merasa tidak enak hati karena sudah membuat mertuanya menunggu agak lama.
"Malam juga sayang,tidak apa apa.Mamah juga pernah muda kok,pernah mengalami bagaimana indahnya masa masa pengantin baru.Ayo duduk kita mulai makan malam nya"
Zalina dan Tio pin memilih duduk berdampingan.Zalina mulai mengambil piring yang ada didepan Tio dan mengisinya dengan nasi dan juga lauk pauk yang seudah dimasak oleh Bu Retno sendiri.
Keluarga kecil itu punm menikmati makan malam mereka dengan nikmatnya.Suasana rumah yang biasanya dingin pun kini terasa lebih hangat karena kedatangan tamu yang begitu spesial.
*
*
"Kami pamit dulu ya,semoga kalian segera memberi kabar baik untuk kami"
"Kabar baik?kabar baik apa ya Mah?"tanya Zalina dengan polosnya.
"Kabar tentang kehadiran cuculah,apa lagi yang kami harapkan selain cucu?hubungan kalian juga nampaknya baik baik saja dan itu artinya kami sudah tidak perlu mencemaskan kalian lagi.Dan kini kami hanya menunggu satu kabar baik saja,yaitu tentang hadirnya calon penerus untuk kami"
"Doakan saja,agar kami segera mendapatkan nya ya,Mah"
"Tentu sayang,kami akan selalu mendoakan kalian agar semua nya berjalan dengan lancar dan bahagia.Y a sudah kalian istirahatlah,kami pergi dulu"
Setelah kepergian kedua orang tuanya Tio membawa masuk kembali Zalina kedalam kamarnya.
Setibanya didalam kamar Tio langsung menyerang kembali tubuh Zalina,namun kali ini cumbuan yang dilakukan oleh Tio jauh lebih lembut sehingga membuat Zalina terbuai dan tanpa sadar membalas kecupan dibibirnya.
Menciptakan sebuah ******* dan hisapan yang memabukkan untuk kedua insan yang baru saja merasakan indahnya surga dunia.
...****************...