[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]
Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.
Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.
Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.
Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.
Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 3 — Keluarga Bangsawan Zhou
Zhou Yuan tidak mengerti namun perasaan ia pada orangtuanya merupakan ikatan yang sangat kuat dan Zhou Yuan baru pertama kali merasa dekat dengan seseorang seperti ini selain gurunya.
Mungkin itulah yang disebut ikatan keluarga, rasa kasih sayangnya begitu murni tanpa harus di minta terlebih dulu.
Keesokan harinya Zhou Yuan mulai mencoba melakukan sesuatu.
Zhou Yuan mulai mengelilingi kediaman Keluarga Zhou lebih jauh, misi ini belum selesai semenjak tiga hari terakhir karena kediaman keluarga bangsawan itu memiliki tempat tinggal yang sangat luas.
"Seberapa lama aku harus menggunakan kaki-kaki pendek ini..." Zhou Yuan tersenyum tipis ketika merasakan setiap langkah kakinya begitu kecil dan pendek.
Zhou Yuan tidak sendiri mengelilingi kediaman keluarga Zhou, di sampingnya ada dua pelayan yang menjaganya setiap saat.
"Bibi, tempat apa itu?" Zhou Yuan bertanya pada salah satu pelayan tersebut ketika melihat sebuah bangunan yang lebih besar dari bangunan yang lain.
"Oh itu adalah perpustakaan, Tuan Muda, di sana ada banyak buku yang terkumpul..." Jelas pelayan itu memberitahu.
Zhou Yuan tersenyum lebar, setelah sekian lama mencari akhirnya ia menemukan bangunan yang dirinya butuhkan. Zhou Yuan mungkin sadar telah lahir kembali namun ia tidak mengetahui persisnya kapan dan dimana ia terlahir sekarang.
Zhou Yuan memasuki perpustakaan tersebut, terlihat ketika ia masuk ada seorang perempuan yang berjaga di perpustakaan.
Melihat Tuan Muda besarnya mengunjungi, petugas perpustakaan itu segera membungkuk hormat pada Zhou Yuan.
"Tuan Muda, aku tidak tahu anda akan berkunjung kesini juga, jika aku mengetahuinya mungkin aku sudah menyambutmu di depan pintu..." Petugas itu meminta maaf.
"Bibi, itu berlebihan, aku hanya ingin berkunjung ke ruangan ini." Zhou Yuan melambaikan tangan, menyuruh agar petugas perempuan itu tidak memikirkannya lebih jauh.
Petugas perpustakaan tersenyum hangat, ia sudah mendengar dari petugas lain mengenai rumor keistimewaan putera dari Zhou Yao, selain terdengar dengan kedewasaannya di usia tiga tahun, Zhou Yuan juga terkenal karena sifatnya yang baik hati serta tidak tinggi hati.
Zhao Yuan kemudian menanyakan pada petugas perpustakaan tersebut mengenai tempat buku-buku sejarah diletakan, perpustakaan itu memiliki ruangan yang cukup besar sehingga terdapat ribuan buku didalamnya.
Setelah diberitahu Zhou Yuan mengambil salah satu buku dari rak, ketika ia hendak membacanya tiba-tiba telinganya bergetar saat mendengar bisik-bisik pelayan yang berbicara tak jauh darinya.
"Aku tidak mengetahui Tuan muda bisa membaca, apa dia sudah mempelajarinya?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu, justru aku baru mengetahui Tuan Muda bisa membaca hari ini."
"Hm, mungkin Nyonya telah mengajarinya secara diam-diam waktu kita tidak ada?"
"Entahlah, tapi aku merasa Nyonya tidak akan melakukan demikian, setidaknya kita akan tahu kalau Tuan muda waktu itu sedang belajar membaca."
Bisik-bisik dua pelayannya itu sukses membuat Zhou Yuan hampir menepuk jidatnya, ia lupa akan hal itu. Zhou Yuan boleh jadi sudah bisa membaca di usianya yang sekarang namun di kehidupan ini ia belum sama sekali diajarkan membaca oleh siapapun.
"Aku bisa saja membaca buku ini sekarang tapi mereka akan curiga ketika aku tiba-tiba bisa membaca begitu saja..." Zhou Yuan menghela nafas, dengan berat hati ia kembali meletakkan buku itu di raknya semula.
Sepertinya Zhou Yuan harus meminta pada ibunya agar ia diajarkan membaca lebih awal.
"Yuan'er, kenapa wajahmu begitu sedih, apakah ada sesuatu?" Zhou Yao tersenyum lembut ketika mendapati puteranya sedang ada di perpustakaan juga.
Zhou Yuan segera memberikan hormat pada ayahnya, dua pelayan serta petugas perpustakaan juga membungkukkan badannya ketika melihat Zhou Yao.
"Yuan'er apa yang membuatmu begitu sedih?" Zhou Yao mendekat sebelum menggendong puteranya itu.
Zhou Yuan tersenyum tipis, meski sudah kesekian kalinya ia masih merasa canggung ketika harus digendong seperti anak kecil, bagaimanapun untuk usianya yang sebenarnya hal itu terasa memalukan.
"Tuan Yao, sepertinya Tuan muda ingin melihat buku-buku di perpustakaan namun tidak bisa membaca isinya..." Salah satu pelayan sepertinya mengerti perasaan Tuan mudanya itu.
Zhou Yao tersenyum hangat lalu menoleh pada Zhou Yuan, "Apakah begitu Yuan'er?"
Zhou Yuan menggaruk hidungnya sambil tersenyum canggung, ia kemudian mengangguk pelan.
"Hm, Ayah sebenarnya berencana mengajarimu membaca ketika kamu berusia lima tahun tapi sepertinya mempercepat itu tidak ada salahnya. Nanti setelah ini aku akan memberitahu ibumu agar mengajarkanmu membaca, dia adalah wanita yang cerdas jika kamu mau tahu Yuan'er."
Zhou Yuan tersenyum lebar. Mengangguk. "Terimakasih, Ayah..."
Zhou Yao tertawa kecil, beberapa hari ini ia tidak bisa menemui anaknya karena sibuk mengurusi pemerintahan keluarga Zhou, sebagai seorang penerus keluarganya ia hanya memiliki sedikit waktu bersama Zhou Yuan atau istrinya.
Zhou Yuan kembali ke tempat kediaman ibunya berada setelah mengunjungi perpustakaan, Lin Ruyue tampak cemas ketika melihat Zhou Yuan bersama ayahnya, ia pikir puteranya itu pergi ke tempat kerja suaminya lalu mengganggunya.
"Dia tidak mengganguku Yue'er, kami hanya bertemu tidak sengaja di perpustakaan..." Zhao Yao tertawa kecil melihat ekspresi istrinya.
"Perpustakaan? Apa yang Yuan'er lakukan pergi ke sana?"
"Dia sepertinya tertarik pada buku-buku tetapi tidak bisa membacanya, kuharap kau bisa mengajarkan itu pada Yuan'er."
Lin Ruyue mengangguk, "Aku mengerti suamiku, aku akan mengajarkan dia besok hari."
Zhao Yao tersenyum hangat lalu mengelus pucuk kepala istrinya itu sebelum pindah ke anaknya, ia kemudian berpamitan pergi karena harus kembali ke tempat kerjanya.
"Yuan'er, Ibu belum pernah mengatakan ini sebelumnya tetapi jangan ganggu ayahmu ketika bekerja, dia sangat sibuk belakangan ini. Apa kau mengerti?" Lin Ruyue mengingatkan.
"Aku mengerti ibu, aku tidak akan melakukannya lagi..." Zhou Yuan menggaruk kepalanya, ia tidak mengetahui kalau ayahnya juga akan ada di perpustakaan waktu itu.
Keesokan harinya Zhou Yuan mulai belajar membaca, ia sengaja tidak langsung bisa begitu saja melainkan belajar dengan cara perlahan-lahan, setidaknya dia bisa membaca setelah dua bulan digurui ibunya.
"Yuan'er, seperti biasa, kau selalu membuat ibu terkejut..."
Lin Ruyue tersenyum tipis menyaksikan kepandaian anaknya hari demi hari, bukan hanya membaca tetapi ia juga mengajarkan anaknya berhitung tetapi semuanya bisa dilakukan anaknya itu hanya dalam waktu kurang lebih beberapa bulan saja.
Lin Ruyue tentu senang Zhou Yuan sangat cerdas seperti ini, ia hanya belum terbiasa menyaksikan kepandaian anaknya itu yang menurutnya di luar nalar.
Zhou Yuan sendiri tidak merasa bangga akan hal tersebut, dia tentu mengerti alasannya. Usai belajar membaca dari ibunya Zhou Yuan jadi sering pergi ke perpustakaan, ia mulai melanjutkan misinya untuk mencari informasi.
Hari-hari berikutnya Zhou Yuan banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, ia mulai membaca dari satu buku ke buku yang lain hingga suatu ketika ia mendapat jawabannya.
"Ini..." Zhou Yuan menatap buku di tangannya dengan pandangan tidak percaya, ia bahkan membaca ulang saking takut salahnya. "Ini berarti aku... Aku telah lahir kembali setelah seratus tahun kematianku?"
Dari buku itu tercatat ada era kehancuran dimana semua sebabnya terjadi karena perebutan buah legendaris. Zhou Yuan yakin buah yang dimaksud adalah 7 Buah Surgawi dan itu berarti era tersebut adalah waktu dimana ia meninggal.