Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nicole & Aiden 3
Saat sudah membawa Nicole ke kamar nya ia mengambilkan minum untuk Nicole agar sedikit tenang. Tapi Nicole justru terlihat semakin gelisah.
"Aiden." Gumam Nicole dengan tatapan memelas kepada Aiden.
"Ada apa Nicole? katakan padaku." Panik Aiden memegang bahu Nicole dengan kuat.
"A..aku tidak tahu, tubuhku terasa panas dan aku tidak tahu apa yang terjadi pada ku." Jelas Nicole semakin gelisah.
"Shit!" Umpat Aiden saat mengetahui apa yang terjadi pada Nicole. Aiden bingung apa yang harus ia lakukan, sementara satu-satu nya jalan adalah dengan melakukan hubungan badan. Dan Aiden tidak mungkin melakukan itu, tapi melihat Nicole semakin gelisah ia semakin bingung.
Seperti nya ada yang menjebak nya hingga seperti ini, gigi nya mengetat kala mengingat pria yang akan melecehkan Nicole apa jangan-jangan ini memang saling berhubungan.
Aiden tanpa pikir panjang mencoba membuka pakaian Nicole. "Apa yang kau lakukan." Tahan Nicole saat Aiden mencoba membuka baju nya, walaupun seperti nya itu sia-sia karena tenaga nya se rasa hilang.
"Maaf aku harus melakukan ini, seperti nya kau diberi obat perangsang oleh seseorang. Aku mencoba meredam efek nya, dengan mencoba mendinginkan tubuh mu di air dingin dalam bathtub." Jelas Aiden kepada Nicole yang kini sepertinya sudah terlalu terpengaruh oleh obat sialan itu. Karena Nicole mulai tanpa sadar membuka baju nya di depan Aiden. Hingga Aiden pun tidak menjelaskan lagi dan membantu membuka baju Nicole hingga tersisa pakaian dalam saja yang dikenakan Nicole.
Aiden berusaha untuk tidak terpancing melihat lekukan tubuh indah Nicole dan segera menggendong Nicole ala bridal style menuju kamar mandi, lalu meletakkan Nicole di bathtub dengan perlahan dan mengisi nya dengan air dingin.
"Dingin Aiden." Lirih Nicole menggenggam erat tangan Aiden yang kini tengah berada di samping luar bathtub.
"Tunggu sampai efek obat nya mereda okay.. maaf gara-gara aku kau mengalami hal seperti ini." Rasa bersalah menyeruak dalam dada nya melihat kondisi Nicole yang seperti ini.
Nicole tidak menjawab otak nya tidak bisa mencerna apapun, karena fokus nya seakan hanya pada rasa tidak nyaman di dalam tubuh nya. Dan kali ini justru dalam pandangan nya Aiden sangat amat menggoda di mata nya.
Aiden yang sedang berusaha menahan tubuh Nicole agar tidak terlalu banyak bergerak tidak menyadari bahwa kini Nicole tengah menatap nya dengan pandangan seduktif. Hingga tanpa aba-aba Aiden merasakan benda lembut berada di atas bibir nya. mengecup lembut dan berusaha memagut bibir nya rakus walaupun terasa sekali tak ahli nya Nicole dalam mencium nya.
Aiden yang mendapat serangan mendadak itu mencoba untuk menjauhkan Nicole secara perlahan, namun Nicole dengan cepat mengalungkan tangan nya di leher Aiden erat, seakan tidak membiarkan Aiden jauh dari nya.
Aiden yang sedari tadi sudah berusaha untuk menahan hasrat seksual nya, mendadak blank dan terlena dengan apa yang telah dimulai oleh Nicole. Hingga akhir nya Aiden menyerah dengan godaan kecil itu yang semakin lama semakin membuat nya tenggelam.
Kini kedua insan itu tengah berpagut panas di atas kasur, mereka sama-sama tenggelam dalam pusaran gairah yang melanda diantara mereka berdua, atmosfer di kamar itu terasa semakin panas padahal di luar angin bertiup dengan kencang menghembuskan angin malam kedalam kamar, tapi itu seakan tidak dirasakan oleh kedua insan yang kini tengah semakin memanas melakukan aktifitas mereka, melayani nafsu yang membumbung tinggi seakan tidak mengalah satu sama lain.
"Nicole aku peringatkan sekali lagi, jika kau mendorong ku menjauh aku akan menghentikan ini semua." Peringat Aiden dengan suara berat nya yang kini tengah dilanda godaan manis yang disuguhkan oleh Nicole padanya.
Nicole sama sekali tidak menjawab nya atau bahkan mendorong nya menjauh. Justru lengan rapuh itu kini menarik tengkuk nya kuat hingga wajah nya kini berjarak beberapa centi dari wajah Nicole. Menampilkan ekspresi polos nya namun juga menginginkan hal lebih dari aktifitas mereka ini dan itu membuat Aiden gemas dengan tingkah Nicole yang baru ia lihat kali ini.
"Jangan salahkan aku sayang, kita melakukan ini karena keinginan mu juga. Aku akan bertanggung jawab dengan semua kejadian ini." Kecup Aiden di kening Nicole.
Lalu dengan tak sabar Aiden segera memagut bibir mungil itu kembali dengan rakus dan candu yang Nicole tawarkan padanya. Mereka pun melakukan kegiatan panas itu tanpa henti, seakan saling menemukan kecocokan dan hal baru yang baru mereka cicipi selama ini. Membuat candu dan kenikmatan yang baru mereka raih bersama, melupakan konsekuensi yang akan mereka tanggung ke depan nya.
***
Nicole membuka mata nya dengan berat, badan nya terasa sangat sakit dan pegal. Ia masih mencoba mencerna apa yang terjadi padanya sampai ia baru menyadari jika bukan hanya dirinya saja yang berada di kamar saat ini, ada lengan kekar yang tengah memeluk nya erat. Nicole tidak mau membayangkan apa yang telah terjadi padanya tadi malam, jantung nya semakin berdegup kencang kala ia menoleh dan melihat Aiden lah yang kini tengah memeluk nya dari samping.
Apa yang sebenar nya terjadi tadi malam- hingga akhir nya ingatan-ingatan itu muncul dalam pikiran nya secara cepat. Nicole menutup mulut nya tak percaya, mata nya berkaca-kaca kala mengingat kegiatan panas yang ia lakukan bersama Aiden mereka lakukan hingga beberapa kali. Nicole yakin Aiden tidak menggunakan pengaman apapun karena ini adalah sebuah insiden yang tak pernah mereka duga akan menimpa mereka seperti ini.
"Apa yang harus kulakukan." Lirih Nicole tak percaya semua ini terjadi padanya. Sampai ia tidak sadar bahwa lelaki di samping nya telah bangun dan kini tengah menatap Nicole dengan pandangan yang sulit di artikan.
Aiden segera menutup badan Nicole dengan selimut sebatas dada, membuat Nicole berjengit kaget dan langsung menatap Aiden yang tengah menatap nya juga.
"Maaf.. aku benar-benar minta maaf dan sangat menyesal dengan semua ini. Tapi untuk kegiatan yang telah kita lakukan semalam aku tidak menyesal sama sekali Nicole." Ucap Aiden setelah hening melanda mereka berdua.
Nicole reflek memukul dada Aiden, meneteskan air mata yang tak terbendung oleh nya setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut atasan nya.
Aiden memahami respon Nicole yang seperti ini, sudah sewajarnya Nicole marah dan kecewa padanya. Namun Aiden berusaha jujur dengan apa yang ia rasakan dan Aiden sama sekali merasa menyesal dengan kegiatan mereka semalam, karena ia menikmati itu semua. Aiden menunggu hingga Nicole tenang, lalu segera membawa Nicole dalam pelukan nya awal nya Nicole memberontak dan beberapa kali menepis tangan nya, namun mungkin memang pelukan lah yang Nicole butuhkan saat ini. Akhir nya Nicole meluapkan tangis nya di pelukan Aiden.
Setelah puas meluapkan tangis nya, Nicole berusaha lepas dari pelukan Aiden namun Aiden menahan nya. "Tunggu sebentar saja." Ucap Aiden membuat Nicole pun terdiam masih dalam pelukan Aiden. Tubuh nya rasa nya sudah sangat lelah jika harus memberontak kembali. Walaupun sebenar nya Nicole merasa risih karena ia tahu dirinya dan Aiden tidak mengenakan apapun dibalik selimut tebal ini, untung selimut nya cukup tebal sehingga tidak membuat tubuh mereka melekat secara langsung.
"Boleh aku bicara sekarang." Nicole pun mengangguk pelan.
"Sebelum nya aku minta maaf dengan kejadian tadi malam itu semua atas kelalaian ku, andai saja aku tidak meninggalkanmu terlalu lama mungkin hal ini bisa di cegah sebelum nya." Nicole hanya diam saja tidak merespon ucapan Aiden padanya.
Aiden memahami kenapa Nicole tidak merespon ucapan nya. Ia pun melanjutkan perkataan nya. "Awal nya aku melihat mu yang akan dilecehkan, aku segera membawa mu ke kamar. Orang itu sudah di urus oleh bawahan ku. Tapi hari ini selepas pesta aku akan menginterogasi nya, jangan khawatir aku akan menghukum mereka dengan setimpal." Jelas Aiden yang merasa tubuh Nicole menegang saat ia berucap tentang pelaku itu.
"Dan aku sudah berusaha untuk tidak tergoda oleh mu, tapi efek obat itu membuat mu tidak bisa berpikir jernih hingga kau mulai mencium ku. Maaf aku tidak bisa menahan itu semua hingga akhir nya kita berdua melakukan kegiatan kita semalam." Ucap Aiden meringkas kejadian semalam agar Nicole mengerti dan tidak bertanya-tanya.
"Aku akan bertanggung jawab Nicole, suka tidak suka aku akan bertanggung jawab padamu." Nicole langsung melihat kearah Aiden.
"Apa maksud mu.?" Tanya Nicole bertanya tujuan Aiden bertanggung jawab padanya.
"Aku akan menikahimu." Ucap Aiden membuat Nicole syok mendengar nya.
"Apa!"
"Tidak pak, maaf mungkin ini memang membuatku sedih tapi untuk menikah jujur saja, saya belum siap." Lanjut Nicole.
"Sudah kubilang untuk tidak memanggilku dengan formal, terlebih lagi kau tahu bukan kita melakukan nya beberapa kali bisa saja benih ku sudah tumbuh dalam rahim mu saat ini." Ucap Aiden frontal.
Nicole terbelalak kaget saat mendengar ucapan frontal dari Aiden.
"Ya itu.. nanti saja kan belum terbukti sekarang." Ucap Nicole keras kepala tidak mau menerima usulan Aiden.
Pernikahan yang ia dambakan adalah pernikahan yang di isi oleh kedua insan yang saling mencintai dan memiliki visi misi yang sama dalam membangun rumah tangga. Bukan pernikahan mendadak tanpa perhitungan seperti ini.
Aiden kembali berpikir jalan keluar dari permasalahan mereka.
"Sudah pak, maksud saya Aiden kau tidak perlu berpikir untuk menikahi ku, anggap saja ini hanya kecelakaan. Lagipula ini bukan hal yang aneh di negara kita." Ucap Nicole yang mau tidak mau menerima takdir nya seperti ini. Walaupun di negara nya hal tersebut bukan termasuk hal yang tabu, tapi Nicole memiliki prinsip yang berbeda, ia ingin jika hal yang paling ia jaga diserahkan kepada orang yang tepat bagi nya.
Aiden yang mendengar ucapan itu dari Nicole entah kenapa merasa marah hingga menatap Nicole tajam, Aiden tahu di negara nya berhubungan badan tanpa ikatan resmi bukan sesuatu yang tabu. Tapi sedikit nya juga Aiden tahu jika Nicole bukan orang yang seperti itu. Terbukti dari kegiatan mereka semalam yang membuktikan jika Nicole masih virgin.
"Begini saja, kita tunggu dalam waktu satu bulan ke depan. Jika kau tidak hamil berarti kita anggap ini semua hanya kecelakaan biasa, namun jika dalam sebulan kedepan kau terbukti hamil.... mau tidak mau kau harus menikah dengan ku, deal.?" Ucap Aiden menawarkan kesepakatan kepada Nicole.
"Aku tidak yakin..."
"Deal atau tidak." Ucap Aiden memotong perkataan Nicole yang ingin membantah nya.
Dengan terpaksa Nicole akhir nya menyetujui kesepakatan itu. Dan hari itu pun mereka menjalani hari dengan berusaha terlihat seperti biasa, seakan-akan tidak terjadi apapun pada kedua nya hingga akhir pesta.
***
Keesokan hari nya Nicole seperti biasa melakukan pekerjaan nya dengan profesional, walaupun terkadang Nicole menghindari kontak mata langsung dengan sang atasan.
"Ini jadwal bapak sudah saya rekap, untuk hari ini tidak ada pertemuan langsung dengan klien, tapi jam 2 nanti ada zoom meeting dengan para manajer kantor cabang." Jelas Nicole membacakan jadwal Aiden tanpa sekalipun memandang atasan nya itu sama sekali.
Dan Aiden mengetahui perbedaan perilaku Nicole padanya. "Nicole." Panggil Aiden.
"Iya pak." Sahut Nicole Membuat atensi nya mau tidak mau bertatapan langsung dengan Aiden.
"Kau berbeda." Ucap Aiden lugas.
"Maaf." Bingung Nicole yang tidak mengerti maksud Aiden.
"Kau selalu mengalihkan pandangan mu dariku."
"Maaf pak saya rasa itu tidak ada hubungan nya dengan pekerjaan." Jawab Nicole tegas.
Membuat Aiden menghela napas panjang. "Baiklah... terserah padamu saja, aku hanya ingin hubungan kita seperti dulu. Tidak canggung seperti sekarang." Ungkap Aiden pada Nicole.
"Ya sudah kau boleh kembali ke ruang kerja mu." Lanjut Aiden yang memaklumi perubahan sikap Nicole padanya.
"Baik pak, saya permisi." Tanpa mau berlama-lama lagi di ruangan Aiden, dengan cepat Nicole kembali menuju ruang kerja nya. Setelah kejadian yang terjadi pada mereka, ruangan Aiden termasuk ruangan mengerikan bagi nya yang sial nya ruangan yang sering ia kunjungi.
Nicole memijit pangkal hidung nya pelan guna menghilang kan rasa pening di kepala nya, dirinya bukan tipe orang yang meratapi nasib nya, Nicole cenderung menerima segala sesuatu yang terjadi padanya dengan lapang dada. Namun kejadian kemarin sangat mempengaruhi pikiran nya, dirinya bukan tidak mau bersikap lebih santai seperti biasa nya, tapi setiap melihat wajah Aiden pasti kejadian kemarin langsung terlintas di benak nya dan itu sangat menganggu nya.
"Sayang." Panggil seseorang pada nya yang sudah dapat Nicole tebak jika itu adalah kekasih nya Jack.
"Kita istirahat sekarang.?" Tanya Jack pada Nicole.
"Kita ke ruangan ku sebentar, ada yang mau aku omongin." Ucap Nicole berjalan mendahului Jack yang bertanya-tanya dengan sikap Nicole padanya.
"Aku mau kita putus." Jelas Nicole dengan cepat.
"Apa.?" Tanya Jack yang meragukan indera pendengaran nya.
"Aku mau kita putus." Ulang Nicole dengan lebih pelan dan jelas.
"Kau pasti bercanda." Ucap Jack yang tidak menyangka dengan pernyataan yang di ungkapkan Nicole padanya.
"Aku serius, maaf aku tidak bisa memberitahu mu dengan jelas apa alasanku. Namun yang jelas aku sudah tidak ada kecocokan lagi dengan mu."
Jack hanya bisa tertawa miris, apa ini akhir kisah mereka Jack sama sekali tidak menyangka dengan apa yang ia dengar. Mereka tidak ada masalah apapun sebelum nya, tapi kini tanpa ada sebab apapun Nicole meminta putus dari nya. Dengan cara sekejam ini. Ego lelaki nya tersentil merasa Nicole tidak berhak melakukan ini padanya. Dan Jack pun tidak mau jika harus mengemis kepada Nicole perempuan diluaran sana masih banyak yang mau dengan nya. Akan ia pastikan Nicole menyesal berbuat seperti ini padanya.
"Baiklah jika itu mau mu." Tanpa mau mendengar kan kembali ucapan Nicole, Jack dengan cepat keluar dari ruangan Nicole dengan menutup pintu sedikit keras.
Nicole hanya diam sesaat setelah Jack keluar dari ruangan nya, dada nya sesak namun ini adalah pilihan nya.