Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 23 – Tulang Naga Langit
Xiao Chen merasa lengannya hampir lepas karena ditarik oleh Yin Xuehua, untungnya ketika keduanya berada di luar ruangan, Xuehua berhenti menariknya.
“Kita akan bermain apa?” tanya Xuehua begitu antusias, dia belum pernah memiliki teman sebayanya. Biarpun dia memiliki beberapa saudara kandung, mereka semua menjauhi Xuehua karena kondisi tubuhnya.
Xiao Chen meluruskan lengannya, dia tersenyum canggung dan kebingungan. Mata Xiao Chen begitu jeli sehingga dia bisa melihat kekuatan yang dikeluarkan oleh Xuehua murni kekuatan fisik tanpa bantuan tenaga dalam.
“Bagaimana jika kita pergi melihat bunga-bunga di sana?” Xiao Chen menunjuk taman bunga tidak jauh dari tempat mereka berdiri serta mengambil inisiatif untuk menarik Xuehua lebih dulu. Xiao Chen tidak yakin tubuhnya cukup kuat bertahan jika Xuehua menarik lengannya sekali lagi.
Xuehua sebenarnya tidak begitu tertarik dengan bunga tetapi dia menurut dan mengikuti Xiao Chen. Tanpa Xuehua sadari raut wajah Xiao Chen sedikit berubah karena saat mengenggam tangannya, Xiao Chen juga memeriksa kualitas tulang gadis tersebut.
“Tulang Naga Langit?!” Xiao Chen hampir menjerit ketika mengetahui kualitas tulang Xuehua.
Menurut Kitab Dewa Naga Surgawi, Tulang Naga Langit adalah kualitas tulang tertinggi yang alami dimiliki manusia sementara Tulang Dewa Naga hanya bisa didapatkan dengan berlatih Kitab Dewa Naga Surgawi.
Dengan kata lain seseorang yang lahir dengan Tulang Naga Langit ditakdirkan menjadi pendekar nomor satu di dunia persilatan jika memiliki ilmu yang tepat untuk mengendalikan perkembangannya. Sejauh yang Xiao Chen ketahui, kualitas tulang ini hanya muncul 1.000 tahun sekali dan biarpun bakat seperti ini muncul belum tentu menjadi pendekar tanpa tanding karena tidak menemukan ilmu yang tepat untuk berlatih.
Xiao Chen kemudian teringat bahwa pada kehidupan sebelumnya Yin Xuehua meninggal pada usia 15 tahun. Kabar yang beredar sang putri meninggal karena sakit tetapi sekarang Xiao Chen mengetahui kebenarannya.
Saat ini tidak ada ilmu tenaga dalam yang sesuai dengan tubuh perempuan yang memiliki Tulang Naga Langit di dunia persilatan kecuali milik Pulau Es di Utara namun Xiao Chen mengetahui tidak mungkin Kekaisaran Han bisa mendapatkan ilmu tersebut untuk dipelajari oleh Xuehua.
Xiao Chen merasa sedikit iba tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang, meskipun Kitab Dewa Naga Surgawi juga bisa membantu Xuehua ini tetapi Xiao Chen tidak mungkin menurunkan ilmu tersebut pada Xuehua.
“Jika aku memiliki tenaga dalam sebesar 500 lingkaran mungkin aku bisa melakukan sesuatu tetapi mendapatkan tenaga dalam sebesar itu kurang dari sepuluh tahun…” Xiao Chen menjadi dilema.
“Kau sedang melamunkan apa? Bukankah kita ingin melihat bunga?” Xuehua merasakan pikiran Xiao Chen tidak sedang bersamanya.
Xiao Chen tersadar dari lamunannya, keduanya sudah berada di taman bunga jadi Xiao Chen mulai menjelaskan satu per satu bunga yang mereka lihat, “Ini bunga anggrek…”
Awalnya Xuehua merasa antusias tetapi setelah itu dia mulai bosan melihat bunga-bunga. Xiao Chen memutar otaknya lalu dia mendapatkan ide, dia mengeluarkan selembar kertas dan mulai melipatnya menjadi berbentuk seperti burung.
“Wah! Bagaimana caranya? Ajari aku! Ajari aku!”
Xiao Chen tertawa kecil sebelum mengeluarkan kertas lainnya dan memberikan petunjuk pada Xuehua. Bukan hal mudah bagi Xuehua untuk melipat kertas dengan tenaganya itu, berkali-kali kertas tersebut sobek ketika dia mencoba melipatnya namun Xiao Chen tetap sabar mengajarinya dan mengeluarkan kertas demi kertas lainnya.
Xuehua yang sempat ingin menyerah setelah melihat sikap Xiao Chen jadi berusaha untuk mampu membuat burung kertas tersebut. Xuehua tidak mengetahui saat memperhatikannya membuat burung kertas, Xiao Chen larut dalam pemikirannya.
Xiao Chen berusaha menganalisa situasi Xuehua, memiliki Tulang Naga Langit berarti membuat Xuehua akan terus bertambah kuat seiring bertambah usia tulangnya. Masalahnya kekuatan tersebut semua berasal dari tulangnya bukan otot maupun organnya.
Setiap kali seseorang melepaskan tenaga, organ tubuhnya akan menerima beban karena itu semakin besar kekuatan yang dimiliki seseorang setiap kali bergerak maka semakin besar juga tekanan yang diberikan pada organ tubuhnya.
Cara paling mudah melindungi organ-organ tubuh dari beban tersebut adalah memiliki tenaga dalam, sebab itulah tenaga dalam dan kekuatan fisik harus berkembang bersama.
Masalahnya ilmu tenaga dalam yang mampu mengimbangi kecepatan perkembangan kekuatan Xuehua bisa dihitung jari dan tidak semua dapat dipelajari Xuehua sebagai perempuan.
Mengkonsumsi sumber daya yang mampu meningkatkan tenaga dalam juga bukan solusi karena mengolah khasiat dari berbagai obat maupun tanaman ajaib akan membebani tubuh. Jika tidak hati-hati justru akan mempercepat kematian Xuehua.
“Ginseng Air mungkin satu-satunya sumber daya yang paling berguna untuk memperpanjang usianya, kualitas tulangnya sudah terlalu tinggi dan khasiat Ginseng Air tidak akan mempengaruhinya tetapi semua nutrisi Ginseng Air dapat digunakan untuk memperkuat organ tubuh serta ototnya…” pikir Xiao Chen.
Selama Xiao Chen membantu Xuehua menyerap nutrisi Ginseng Air menggunakan tenaga dalam serta teknik dari Kitab Dewa Naga Surgawi maka Xuehua bisa hidup lebih lama tetapi untuk benar-benar menyembuhkannya secara permanen, Xiao Chen membutuhkan tenaga dalam setidaknya 500 lingkaran.
“Lihat! Lihat! Akhirnya aku bisa membuatnya!” Xuehua menunjukan burung kertas buatannya, meskipun bentuknya tidak sebagus yang dibuat Xiao Chen tetapi setidaknya masih terlihat wujud burungnya.
Xiao Chen tertawa kecil melihat hasil kerajinan Xuehua tersebut, merasa ditertawakan Xuehua menjadi sedikit cemberut dan meminta kertas lainnya. Xuehua ingin membuat burung kertas yang lebih bagus lagi.
“Lihat saja, aku bisa membuat lebih bagus darimu!” Xuehua mendengus kesal.
Xiao Chen mengelengkan kepalanya, dia heran karena Xuehua senang sekali bicara dengan nada tinggi. Pada akhirnya Xiao Chen menepis pikiran untuk membantu Xuehua, dia merasa tidak ada kewajiban bagi dirinya untuk menyelamatkan Xuehua lagipula tidak ada kepentingan diantara keduanya dalam rencana besar Xiao Chen.
“Jika ada orang lain yang harus kubantu selain Guru dan Lembah Seratus Pedang, dia adalah Nona Bing Ruyue…” Xiao Chen masih belum melupakan Penguasa Pulau Es di masa depan yang datang membantunya di saat-saat terakhir kehidupannya.
Saat ini dibelahan dunia lain, Bing Ruyue sedang menjalani kehidupannya. Seharusnya selama tidak ada perubahan yang berarti, Bing Ruyue masih akan menjadi salah satu jagoan terkuat dunia persilatan. Sejujurnya Xiao Chen sendiri tidak mengetahui yang bisa dia lakukan untuk membalas Bing Ruyue tetapi dia bertekad untuk membantu gadis itu dalam kehidupan ini sebagai balasan bantuan yang diberikan Ruyue di kehidupan lalu.
Xiao Chen juga merasa dia bisa kembali ke masa lalu dan menjalani kehidupan ini kedua kalinya ada kaitannya dengan Bing Ruyue meskipun dia tidak mengetahui kepastiannya.
“Xuexue, Mengapa kau berada disini?”
Lamunan Xiao Chen terpecah, dia menoleh dan menemukan Mu Rong bersama empat orang pendekar kelas satu sedang berjalan mendekati Xiao Chen dan Yin Xuehua.