Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Ditengah menikmati secup mie itu, Elania langsung teringat akan pertanyaan fans Shin tadinya.
"Oh ya, apa kau adik kelas ku dulu?" Hanya anggukkan kepala "Wah berarti kau tau dong tentang pernyataan cinta bodoh waktu itu iya kan? Ngaku lo"
Seketika Shin terbatuk - batuk "Nggak hanya tau itu saja kak, dihari itu juga aku mulai tertarik padamu, ketika kau menggerutu dibalik pohon besar ditaman belakang kalau dirimu tidak akan pernah mau menyentuh ataupun berdekatan dengan lelaki kecuali suami mu karena kau tau akan pergaulan anak sekarang dengan kewajibanmu sebagai seorang muslim, itu yang membuat ku penasaran sampai akhirnya aku harus tertarik kepadamu kak"
"Coba minum - minum dulu" menyerahkan sebotol air mineral
Lalu ia pun meminum pemberian dari Elania, setelah itu dia berkata "Kak sebenarnya aku..."
"Wah ternyata pemandangan disini sejuk juga, dan indah ya huft... " sebari keluar dari mobil, setelah itu ia memejam kan mata menikmati kesejukkan angin malam "Gila... Bagus banget bintang - bintang disini, berbeda halnya aku melihat ditengah kota lagi"
"Kamu benar sekali kak"
Lalu ia melanjutkan makan mie nya dan memberikan sisa cup milik Shin, disitu kedua nya sama - sama menikmati kesejukan malam, dengan secup mie.
"Oh ya kamu tadi bilang apa dimobil?"
"A -ah.. Itu aku mengenal kakak dari teman ku dulu ya, katanya ada kakak senior yang dulu pernah ditembak sama anak basket begitu saja"
"Jadi kamu tidak melihatnya kan"
Shin hanya menutupi semuanya dengan menganggukkan kepala, lalu Elania merasa lega.
"Syukurlah, kalau nggak gitu betapa malu nya diriku aish.. Betapa bodoh nya aku saat itu melakukan yang memalukan lagi"
"Aku rasa itu bukan hal yang memalukan kok kak"
"Gimana nggak memalukan, aish... Kau sih tidak tau gimana hal itu yang aku lakukan pada tuh anak waktu nyatain cinta monyet kepadaku"
"Memang nya apa yang kakak lakukan"
"Haha... Tidak usah dibahas lah aku malas membahas masalah itu" tawa garing nya
Lalu Shin seketika tersenyum kecil karena harus mengingatnya.
Flashback
Distadion lapangan basket semua ramai akan banyak penonton yang menyaksikan pernyataan cinta seorang pria berkulit putih, namun berhidung besar, kepada Elania.
Sedangkan si perempuan dikenal akan berwajah dingin tersebut tengah ditarik paksa oleh beberapa teman nya ketengah lapangan, siapa lagi kalau bukan Elania. Sedang kan disitu Elania sendiri merasa amat kebingungan dengan sikap teman - teman nya.
Lalu si anak basket yang dikenal tidak begitu unggul akan ketampanan nya itu, menghampiri Elania yang masih mengkerutkan kening.
"El" berwajah malu - malu "Mm... Apa kamu mau menjadi kekasihku" menyerahkan bunga mawar ditangannya
"Ha? Lo nyatain cinta ke sapa? Temen gue yang ini, apa gue?" pertanyaan nya membuat semua siswa nya disana hanya tertawa dibuatnya.
"Lah, eh kampret kata lo pada yang nembak anak basket nya tampan lah kok modelan topeng monyet begini" ucap perempuan yang mengandeng tangan sebelah kiri Elania, yang mana nama dia begitu sama dengan nya, namun perbedaan nya hanya bernama Elly.
"Yah mana gue tau mereka cuma bilang anak basket aja anj**" saut teman satunya bernama Melon
"Kalau modelan begini, yah masa iya lo mau jodohin temen lo yang polos ini ketemu modelan begini" ucapan Elly membuat semua tertawa diseluruh penjuru ruang basket
"Hei! Hak kamu apa menggatur tentang percintaan temen lo, mending liat dulu sikap dan hatinya si cowok toh ini bukan buat elo tapi buat temen lo kok" bela anak basket yang merasa prihatin kesedihan atas teman seteam nya
"Bener gue setuju, toh tampan tidak semua akan setia kakak sok cantik" saut teman team nya lain
"Kalau jelek nya wajar mah nggak apa - apa tapi kalau begini"
"Hus... Udah diem" Elania pun menghampiri pria tersebut dengan perlahan "Mm... Sorry atas teman ku ya" disitu pria tersebut hanya menganggukkan kepala "Tapi sebelum itu aku juga minta maaf juga kepadamu maupun teman ku disini, maaf bukan berarti aku tak menghargai kalian mencarikan ku kekasih, malah aku berterima kasih akan tetapi mulai sekarang tolong hentikan tindakan bodoh kalian. Karena aku tidak lagi tertarik akan hubungan bodoh itu, yang ingin kumau hanya hubungan kejenjang serius okay" disitu mereka hanya menundukkan kepala "Dan kamu juga, bukan berarti aku menolak mu karena fisik mu akan tetapi melainkan kita berbeda agama, alangkah baiknya carilah wanita yang seiman, aku yakin suatu saat nanti kau pasti akan menemukan nya"
Terlihat jelas bahwa pria tersebut merasa tersipu akan perkataan Elania yang membuat Elly sendiri merasa geli.
"Ayo kita pergi El, untuk apa kita harus berlama - lama melihat orang modelan begini yang ada tambah muak kau ngelihatin nya terus" ditarik paksa oleh Elly
Sejak saat itulah semua orang mengenali dirinya dengan perempuan yang bijak namun tanda kutip sebutan bella di film beauty and the beast yang berakhir penolakan karena pria si buruk rupa, dikalah itu Elania merasa muak dengan sebutan tersebut, padahal ia tidak ingin sekali dikenali banyak orang namun ini berbeda.
Off flashback
....
Setelah Elania mengantarkan Shin ke depan gedung apartement nya.
"Wah ternyata kamu dan keluargamu orang yang cukup berada ya, sampai tinggal digedung semahal ini" ucap Elania
"Tidak juga kak, aku hanya hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari mereka walaupun keluargaku semua orang punya"
"Loh memangnya kenapa?"
"Ini sudah malam tidak seharusnya wanita sepertimu, terlalu malam untuk balik pulang"
"Oh iya hehe..."
Shin hanya tersenyum kepada nya "Yasudah aku pulang dulu ya, kakak hati - hati dijalan, dan yah boleh aku minta nomor telfon mu agar aku tau bahwa kamu baik - baik saja saat sampai dirumah"
"Mm begitu ya, baiklah kau ketik saja nomor mu disini" menyerahkan ponsel ku padanya
Shin begitu bersemangat mengetik sebuah nomor milik nya keponsel Elania, lalu ia mencoba menyambungkan telfon diantara kedua.
"Nah sudah, nanti aku akan menghubungi mu yah kak bye" menutup pintu mobil
Elania pun langsung melanjutkan perjalanan pulang nya, sedangkan Shin merasa amat bahagia ketika mendapatkan nomor telfon dari Elania.
"Misi berhasil yes..." gumamnya dengan riang
...
Diruang kerja pribadi akan adanya barang antik, membuat sang pemilik mendapatkan beberapa foto membuatnya langsung tersenyum penuh arti.
"Bagaimana bos, apa yang harus saya lakukan"
"Terus pantau, lindungi, dan berikan semua informasi anak buah mu disana untuk terus melihat kedua nya bersama. Kuharap tidak ada lagi orang yang ingin merusak hubungan keduanya"
"Semoga saja, karena aku merasa kalau saat ini ada orang yang ingin sekali menggugurkan karir wanita itu, apalagi dengan adanya bakat dan kemampuan nya membuat rekan disekitarnya iri hati"
"Tetap pantau dan lakukan pertolongan namun dengan jalur jauh karena... Aku tidak ingin dia tau akan pantauan ku kepada gadisnya"
"Baik bos"
"Yasudah keluarlah"
Setelah anak buahnya itu keluar, dengan langkah perlahan ia kembali menatap foto tersebut kembali. Namun lamunan nya ketika melihat foto itu tiba - tiba, seorang wanita paruh baya tengah mendatanginya.
"Apa yang sedang ayah lakukan"
"Tidak ada, ada apa?"
"Ayah, aku mohon berikan lah kesempatan untuk suamiku dalam mengurus perusahaan mu ayah. Aku yakin bahwa dia dapat mengurus segala didalam perusahaan mu ayah"
"Selamanya aku tidak akan pernah mau dia akan mengurusi tentang perusahaan yang aku bangun selama ini"
"Memangnya kau ingin diurus dengan siapa cucu mu si penghianat itu! Iya! Kalau memang benar, kau sudah salah besar harus memilihnya ayah. Kenapa tidak kau pilih saja dengan cucu mu yang lain"
Orang tersebut terdiam, sebari menatap luar jendela "Alangkah baik nya kau keluar dari zona ruang kerja ku, karena aku tidak ingin ada yang menganggu waktuku"
"Tidak ayah, aku tidak akan pergi sebelum ayah mempercayakan suami ku mengurus penerus perusahaan mu ayah!"
"Pergi atau secara paksa kulempar kamu dari rumah ku selamanya"
Wanita paruh baya tersebut tau, akan ancaman tersebut. Karena dia tidak akan segan - segan menghajar siapapun apalagi anak nya sendiri yang sudah berani melawan nya.
Tetapi anehnya, ia tak dapat marah kepada Shin. Entah mengapa dirinya begitu tau pemberontakan nya adalah suatu bagian utama seorang baginya.
"Aku tau cu... Kau memang sangat berbeda dengan yang lain" menatap foto interaksi antar Elania dan Shin yang sama - sama tertawa
Bersambung...