Awalnya hidup Matilda utuh dengan keluarga yang harmonis, setelah kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Matilda di sekolahnya. membuat kedua orang tua Matilda bercerai, disitulah Matilda berubah menjadi gadis nakal yang selalu buat onar disekolah.
Pindah ke sekolah baru bertemu dengan Apit, seorang mantan sekaligus orang yang membuat orang tua nya bercerai.
bagaimana jadinya kalau mereka bertemu dan menjalin hubungan percintaan nya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Ngambek
"Arghhhh" Suara desahan kecil terucap dari gadis yang sedang memakai tanktop ungu sambil meregangkan kedua tangan nya keatas.
Matilda bangun dari mimpi indahnya, dia sadar ga sadar kalau kabur dari rumah sampai saat ini.
Dirinya sekarang berada di unit apartemen milih Pak Erik, dia dibawa oleh ibu kandung nya karena konflik keluarga yang tak kunjung mereda.
Belum lagi dengan konflik percintaan nya dengan Apit yang semakin menjauh dari kata romantis.
Matilda juga sudah tiga hari ini tidak berangkat sekolah gegara kemauan dari Apit sendiri.
Ceklek!
Pintu kamar apartemen dibuka oleh Matilda, melihat lorong koridor yang begitu sangat sepi.
Dia kembali masuk ke kamar — menuntaskan mandi di pagi harinya.
Hari pun sudah semakin siang, Matilda juga sudah berdandan cantik seperti princess, segera mungkin dia menuju ke lift untuk turun ke bawah.
Ting!!!
Matilda keluar dari dalam lift, menuju ke luar apartemennya
Langkah kaki nya tiba-tiba terhenti setelah melihat seseorang yang sedang bersama Pak Erik saat itu.
Matilda menghampiri untuk menanyakan sesuatu.
"Loh um Samsul kenapa ada disini? Apa mau bawa Matilda pergi?" Sapa Matilda.
Pak Erik menoleh "Kamu kenal siapa beliau Matilda?"
"Iya kenal, kemarin beliau yang mau bawa bawa Matilda kabur, beliau juga bos dari ayah nya Matilda um" Jawab Matilda.
"Maaf Matilda, um sedikit tersinggung sama omongan kamu, tenang saja um ga bakal bawa kamu kabur kok" Kata Pak Samsul.
"Lalu?" Kata Matilda.
"Tujuan um kesini mau ada urusan bisnis ke beliau mengenai arsitektur, yang nantinya apartemen ini barangkali ada kerusakan pipa-pipa saluran air yang bocor atau mau ada penambahan bangunan nantinya perusahaan um yang akan mengerjakan nya" Jawab Pak Samsul.
"Oh gitu"
"Oh iya kamu sudah rapih mau kemana? Bukannya kamu —" Tanya Pak Erik yang di potong omongan nya sama Matilda.
"Matilda mau jenguk Apit dirumah sakit um" Kata Matilda.
"Kamu tidak perlu lagi ke rumah sakit, Apit sekarang sudah ada dirumah" Kata Pak Erik.
"Lah Apit sudah pulang?" Kata Matilda.
"Emang kamu tidak di kabarin sama Apit ya?" Kata Pak Erik.
Matilda menggeleng kepala "Enggak um, nomornya dari kemarin tidak aktif, ibu juga ga bilang apa-apa"
"Yaudah kamu samperin sana ke rumah" Titah Pak Erik.
Matilda kemudian menyalami kedua orang tua tepat di depan matanya dengan sopan.
"Duluan ya um" Pamit Matilda.
**
Malam hari itu, seketika ruang tamu rumah Apit di buat berantakan penuh dengan bantal sofa dan selimut di bawah lantai.
Ya, ini ulahnya matilda yang lagi marah ketika Apit tidak mengabarkan dia selama dua hari setelah kejadian yang hampir saja di culik oleh Singgit saat itu.
"Ya ampun Matilda datang-datang kenapa sih sudah kaya orang kesurupan aja" Omel Apit.
Matilda memberhentikan membanting barang yang di dekatnya, dia menoleh ke arah apit dengan tatapan tajam "Kenapa lu dua hari ga ngabarin gue! Nomor hp lu juga ga aktif!"
"Baru juga dua hari udah kalap, apa lagi satu tahun ya gue tinggal" Jawab Apit.
Matilda berdecak "Gue ulangi sekali lagi, kenapa nomor lu ga aktif dua hari ini" Kata Matilda.
"Gue aja yang tiga tahun di tinggal lu biasa-biasa aja" Apit mengelak.
"Setan lu ya, bener-bener" Kata Matilda menghampiri Apit lalu menjambak rambutnya keras-keras
"Jawab gak!" Sambung Matilda berbicara.
Bu Riana keluar dari kamar tidur nya setelah mendengar kegaduhan dari ruang sofa
"Astaghfirullah kalian berdua — cukup!" Marah Bu Riana.
Matilda menoleh ke arah ibunya, dia langsung melepas tarikan rambut Apit.
"Ponakan Limbad buat Matilda kesal duluan Bu" Matilda mengadu
"Buset lu dulu yang datang-datang langsung lempar bantal ke gue" Elak Apit.
Bu Riana menyipitkan kedua mata sambil menutup kedua telinga karena merasa budek dengan ocehan mereka "Kalian ini sudah besar, bukan anak kecil!"
"Habisnya Apit sudah dua hari enggak ngasih kabar ke Matilda, BETE!" Kata Matilda dengan manyun bibir.
"HP Apit rusak gara-gara jatuh waktu apit ngambil buah di dekat ranjang" Klarifikasi Bu Riana.
"Tuh makanya jangan emosi dulu!, jadi orang tuh culas banget sih" Omel Apit.
"Ya — Maaf, apa salah ya gue khawatir sama lu?" Kata Matilda.
"Ulululu sayang, sayang, sini Aa peluk" Kata Apit.
"Najis, mau muntah gue, jangan alay goblok" Ketus Matilda.
"Masih galak seperti biasa" Gumam Apit.
Matilda mengerut kening, dia tak mempermasalahkan omongan apit yang barusan.
Matilda langsung menyuruh Apit untuk mengganti pakaian.
"Mau kemana?" Tanya Apit.
"Cari makan di —" Kata Matilda.
"Lu ga kangen ayah lu?" Tanya Apit.
"Kemarin mas Burhan datang kesini nanyain keberadaan kamu Matilda, ibu bilang kalau kamu sudah dibawa singgit" Tukas Bu Riana.
"Lah kok — Terus reaksinya papah gimana?" Kata Matilda.
"Seperti orang kehilangan, beliau juga minta ke ibu buat bebasin kamu dari cengkraman singgit, beliau lakukan itu buat gaji di kerjaan nya naik, tujuan nya untuk menabung beli rumah pribadi yang ada di kota ini" Jawab Bu Riana.
Yang sekiranya dipikiran Matilda tentang kelakuan ayahnya yang terlalu jahat dan posesif ternyata sebuah kekeliruan.
Nyata nya untuk membuat anak gadisnya bahagia dengan caranya yang tidak manusiawi.
"Tapi kenapa harus banget memisahkan hubungan Matilda dengan Apit"
Apit melambaikan tangan di depan wajah Matilda yang lagi melamun.
"Katanya mau cari makan?, gue ganti baju dulu ya" Kata Apit
Matilda terhentak lalu mengangguk.
"Gue tunggu di sofa, jangan lama-lama lu Limbad!" Pekik Matilda.
"Nama gue Apit woy" Teriak Apit dengan protes.
"Haduh kalian berdua ini — ampun dah" Keluh Bu Riana.
JADE ( Who Stole My Virginity )