Rachelia alviana ruslan terpaksa menjadi pengantin pengganti dan menikah dengan calon kakak iparnya yang lumpuh aldeandra hadi kusuma, teman sekolahnya sewaktu SMP. drama masa lalu dan problema keluarga menjadi kan rachel wanita yang mandiri tapi insecure terhadap lingkunganya karena terlahir dari istri kedua. akankah ada cinta diantara mereka? teman lama yang kembali dekat setelah ikatan pernikahan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berikan Hak ku.
Beberapa hari yang lalu saat ibu tiriku bertemu dengan bu lita yang ternyata adalah sepupu angel dari keluarga mamah sarah, mereka bertemu didepan perusahaan dimana bu lita bekerja .
Bu sarah memberikan segepok uang padanya sebagai kerja sama mereka untuk membuatku menderita bahkan ibu tiriku membiarkan bu lita untuk mendekati aldeandra tak peduli kami sudah menikah dan gurita menor itu ternyata begitu terobsesi padanya.
Aku menganga tak percaya atasan ku itu bisa berbicara seperti itu padaku bahkan ia seolah mengaku kerabat ibu tiriku dan membenarkan bahwa ia benci padaku karena hal posisiku yang terlahir dari istri kedua pak ruslan dan juga istri dari aldeandra.
" apa yang ibu inginkan sebenarnya ?" tanyaku dengan suara yang mulai bergetar ada rasa takut tapi ia tutupi.
" semuanya yang elo miliki termasuk aldeandra ... Gue tahu kalian cuma menikah kontrak" ujarnya dengan santai dan begitu percaya diri seolah bisa merebut aldeandra dariku.
" Gue bisa melakukan apa yang gue mau dan apa yang gue inginkan pasti bisa gue dapatkan termasuk suami KONTRAK lo, jadi mending lo mundur dari sekarang sebelum gue buat nasib lo semakin menderita" ancam nya dengan menekan kata kontrak seakan hubungan ku dengan adeandra segera berakhir.
Aku terdiam sejenak menghirup udara untuk melegakan sesak didada mendengar apa yang menjadi ancaman dalam hidupku, aku mencoba berfikir kata kata yang mungkin bisa membuatnya bungkam.
" huh... Dasar tak tahu malu" umpatku membuat mata bu lita membola mungkin dia fikir aku akan diam.
" Apa lo bilang!" tanya bu lita dengan nada yang berubah geram lalu bangkit dari posisi duduknya yang nyaman itu.
" anda seolah tak punya attitude padahal anda adalah atasan yang berpendidikan percuma saja punya pendidikan tinggi tapi attitude buruk saya ingatkan attitude yang buruk adalah awal kehancuran karir anda BU LITA " sindirku membuatnya menggertak giginya bahkan bibir gurita itu bergerak sinis dan terdiam seolah mengingat kata kata yang sudah ku ucapkan.
Aku mengambil tumpukan map dan berkas dimeja kerja bu lita lalu meninggalkan nya sendirian tanpa ada kata lagi karena wajah gurita menor itu sudah bisa diartikan dia sedang marah.
Aku kembali kekursiku sat suara teriakan terdengar dari ruangan bu lita yang memanggilku dengan kesalnya dan semua orang menatapku sambil berbisik dengan tatapan benci.
****************
Saat pulang angel sudah menungguku di luar dengan begitu senangnya ia segera menghampiriku dan mengajaku ke taman yang tak jauh dari kantor, kami duduk di bangku yang menghadap ke kolam.
" ada apa kamu nyariin aku gak biasanya " tanyaku sedikit judes aku tahu apa yang angel inginkan dariku.
" aku minta uang aku lagi butuh 50 juta aja gak apa apa" jawab angel dengan mudahnya meminta uang sebanyak itu.
" gak ada " ucapku segera " mending kamu pergi aja kalo cuma mau minta uang"
Aku hendak bangkit namun tasku ditarik angel, dengan semangat angel merogoh dompetku lalu mengambil uang cash dan hanya menyisakan uang receh saja.
" lo tuh apa apaan sih gak sopan tahu ngambil duit gue balikin " pintaku sambil mencoba merebut kembali dompetku tapi uangku tak bisa aku rebut.
" ini gak cukup lo tranfer sekarang " pinta angel dengan kasarnya.
" gak ada minta aja ke emak lo " aku merebut kembali dompet dan tasku tapi angel sudah mengambil kalung berbandul berlian itu satu satunya peninggalan ibuku.
" lo tranfer atau gue buang kalung ini " ancam angel.
" yang lo fikir in cuma duit duit aja gak bisa berhemat apa ?" kataku dengan nada sebal " cepat balikin kalungnya " aku mencoba merebut kalung miliki ibuku namun angel selalu berhasil menghindar dan akhirnya kalung itu terlempar ke kolam.
" ups sorry gue sengaja ... Salah lo sendiri gak mau kasih gue duit " ujar angel lalu meninggalkan ku begitu saja tanpa rasa bersalah sedikitpun bahkan dia tampak tersenyum puas.
Tanpa peduli pada angel aku masuk ke dalam kolam dan menyusurinya demi mencari barang berharga milik ibuku satu satunya namun sulit mencarinya karena air kolam itu keruh.
"rachel.. ! " suara wanita yang ku kenal menginterupsi dan menghentikan apa yang tengah aku lakukan.
" rianti..." aku menundukan kepalaku sepertinya dia mendengar dan melihat apa yang terjadi padaku.
Aku sangat malu pada rianti karena keadaanku yang seperti ini apalagi sikap angel padaku barusan sudah terlihat seberapa berantakannya keluargaku.
" aku bantu " ucap rianti tanpa kata kata lagi ia ikut turun kekolam lalu mencari kalung tanganya meraba raba di dasar kolam yang kotor itu.
untung saja air kolam ini tak dalam dan hanya setinggi lutut sehingga tidak membuat kami terlalu basah kuyup.
Beberapa jam kemudian akhirnya rianti menemukanya dan aku sangat berterimakasih pada rianti, kami pun naik ke atas dan duduk di bangku tempatku dan angel tadi.
Aku membersihkan kalung itu da segera menyimpannya ke dalam tas ku.
" wanita yang tadi itu ..." tanya rianti namun aku segera menjawabnya.
" saudara tiriku " aku menatap rianti jujur aku tak suka berada diposisi menjadi anak dari istri kedua.
" kamu mirip cinderella tahu gak mungkin kamu juga akan menikah sama pangeran berkuda putih" ucap rianti dengan polosnya sambil tersenyum.
" gak juga kan aku punya kakak laki laki " bantahku 'dan aku juga cuma nikah paksa dan kontrak dengan pangeran berkuda hitam' gumamku dalam hati.
Aku tak suka posisiku sekarang terasa sangat menyebalkan dan rasanya ingin kabur ke tempat dimana tak ada orang mengenalku.
" oh iya tadi aku mau ketemu sama kamu mau tanya soal penjual jengkol grosiran itu" ucap rianti mengatakan maksudnya ingin bertemu denganku tapi malah melihat ku dengan angel.
Saat itu juga aku baru ingat aldeandra, lelaki itu pasti tengah menungguku ditempat biasanya.
Bisa kubayangkan bagaimana kesalnya lelaki itu sekarang karena aku tak juga muncul dan hari sudah semakin gelap, aku meraih ponselku dari dalam tas dan membuka aplikasi chat dan disana deretan pesan dan panggilan dari nya membuatku menggigit bibir bawah.
Dia pasti sedang marah sekarang....
Aku begegas pamit pada rianti dengan berlarian tanpa melihat rekan kantorku yang tampak kebingungan dengan sikapku.
****************
Sesampainya dirumah mertuaku aku mengendap endap untuk masuk takut aldeandra memarahiku seperti waktu itu, tapi saat aku masuk ternyata rumahnya sepi hanya ada asisten yang berjibaku dengan pekerjaanya langsung saja aku berlari ke lift dan akhirnya sampai juga didepan kamar.
Namun saat masuk kekamar sosok yang ku takuti tengah duduk di sofa panjang sambil berpangku tangan dan bertumpu kaki menatapku dengan tatapan elangnya.
" dari mana saja kamu?" suara aldeandra dengan nada khas galaknya itu mulai menginterogasiku.
" aaku tadi ketemu rianti " jawabku dengan tergagap lalu menundukan kepalaku menghindari tatapan nya yang mengerikan itu.
Dia melihatku dari atas sampai bawah saat aku melihatnya dan pandangan kami pun bertemu membuatku segera menundukan kepala.
" cepat mandi dan berikan hak ku " ucap aldeandra sembari pergi meninggalkanku sendiri di kamar.
" berikan hak ku" ucapku menganga mengulang perkataanya.