NovelToon NovelToon
Dimensi Rakaluna

Dimensi Rakaluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:924
Nilai: 5
Nama Author: Zoreyum

Seorang penjual keliling bernama Raka, yang punya jiwa petualang dan tidak takut melanggar aturan, menemukan sebuah alat kuno yang bisa membawanya ke berbagai dimensi. Tidak sengaja, ia bertemu dengan seorang putri dari dimensi sihir bernama Aluna, yang kabur dari kerajaan karena dijodohkan dengan pangeran yang tidak ia cintai.

Raka dan Aluna, dengan kepribadian yang bertolak belakang—Raka yang konyol dan selalu berpikir pendek, sementara Aluna yang cerdas namun sering gugup dalam situasi berbahaya—mulai berpetualang bersama. Mereka mencari cara untuk menghindari pengejaran dari para pemburu dimensi yang ingin menangkap mereka.

Hal tersebut membuat mereka mengalami banyak hal seperti bertemu dengan makhluk makhluk aneh dan kejadian kejadian berbahaya lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencarian Penyihir Legendaris

Setelah malam yang penuh kejutan itu, pagi pun tiba dengan sinar matahari yang lembut membangunkan hutan. Raka, yang tidak banyak tidur, bangun dengan semangat baru yang diperoleh dari percakapannya dengan Fluffernox, si rubah gendut yang, meskipun pemalas dan mudah marah, kini tampak lebih bijaksana dari yang pernah ia bayangkan.

Raka duduk bersandar di pohon, menghadap Fluffernox yang kini terlihat lebih tenang. “Jadi, Fluffernox… katamu aku butuh kekuatan, kan? Apa aku bisa mendapatkannya tanpa harus lahir di keluarga penyihir atau dilatih sejak kecil?”

Fluffernox menguap lebar, terlihat tidak terlalu antusias membahas topik yang membutuhkan banyak energi. “Memang, kau bukan penyihir alami, tapi bukan berarti tidak ada cara lain. Ada satu orang yang bisa melatihmu, seseorang yang bisa memberimu kemampuan bertarung yang kau perlukan.”

Raka memandang Fluffernox dengan penuh harapan. “Siapa dia? Di mana aku bisa menemukannya?”

Fluffernox memutar bola matanya, seolah sudah menduga antusiasme Raka. “Nama penyihir itu adalah Galendra, penyihir kuno yang pernah melindungi banyak dimensi dengan kekuatannya. Dia tinggal di sebuah tempat terpencil yang terjaga oleh rintangan dan jebakan. Bahkan jika kita berhasil mencapainya, Galendra tidak akan semudah itu menerima murid. Tapi hanya dialah yang bisa melatihmu untuk menghadapi penyihir seperti Radit.”

Raka mengangguk dengan penuh tekad, meskipun wajahnya tampak gugup mendengar deskripsi Fluffernox. “Kalau begitu, kita harus pergi sekarang. Setiap detik yang kita habiskan di sini membuat Aluna semakin jauh dariku.”

Fluffernox mendengus. “Tidak semudah itu, Nak. Jika kau ingin belajar dari Galendra, kau harus siap menghadapi rintangan di sepanjang perjalanan dan, setelah sampai, bersiaplah untuk menghadapi syarat-syarat ketat darinya. Galendra terkenal suka menguji calon muridnya dengan ujian-ujian sulit.”

Raka merenungkan kata-kata Fluffernox, tetapi keinginan untuk menyelamatkan Aluna membuatnya tetap teguh. “Apa pun rintangannya, aku akan hadapi. Aku tidak bisa duduk diam sementara Aluna berada dalam bahaya. Ayo, Fluffernox, kita mulai perjalanan ini!”

Fluffernox mengangkat bahu, tampak malas namun akhirnya berdiri dan menggaruk perutnya dengan cakar gemuknya. “Baiklah, kalau itu maumu. Tapi aku ingatkan lagi, ini bukan perjalanan biasa. Akan ada jebakan magis, makhluk penjaga, dan siapa tahu, mungkin lebih banyak penyihir yang tidak suka dengan kehadiran kita.”

Raka meneguk ludah, namun tatapannya tetap teguh. “Ayo, Fluffernox. Aku siap menghadapinya. Kau kan ada di sisiku, bukan?”

Fluffernox hanya mendengus, tetapi senyum kecil tersirat di wajahnya. “Ya, ya, aku akan tetap di sini. Tapi jangan harap aku akan selalu menyelamatkanmu.”

 

Perjalanan menuju tempat Galendra bukanlah perjalanan mudah. Semakin mereka mendekati wilayah di mana penyihir kuno itu tinggal, hutan di sekitar mereka berubah menjadi lebih gelap dan misterius. Pohon-pohon yang mereka lewati mulai tumbuh lebih besar, dengan akar-akar raksasa yang mencuat dari tanah, menciptakan jalur yang sulit dilalui. Beberapa kali, Raka hampir tersandung atau terjebak di antara akar-akar itu, sementara Fluffernox hanya tertawa pelan, menonton dari kejauhan dengan sikap pemalasnya.

“Ini... benar-benar sulit,” kata Raka sambil mengatur napas, berusaha melepaskan kakinya yang tersangkut di antara akar. “Apa semua ini perlu? Bukannya ini cuma hutan biasa?”

Fluffernox, yang sedang bersandar pada pohon sambil mengunyah sesuatu yang entah darimana ia dapatkan, menggelengkan kepala. “Hutan ini dilindungi oleh sihir kuno, Nak. Setiap pohon dan akar di sini adalah bagian dari jebakan yang disiapkan oleh Galendra. Kalau kau menganggap ini sulit, kau mungkin tidak akan pernah mencapai tempatnya.”

Raka mendesah, tetapi tetap berusaha melangkah maju dengan hati-hati. Dia tahu bahwa perjalanan ini adalah langkah pertama untuk mencapai kekuatan yang dia butuhkan. Setelah beberapa jam melewati hutan, mereka akhirnya sampai di sebuah lembah kecil yang tampak kosong, dengan pondok kecil terbuat dari batu di tengahnya.

“Apakah… itu rumahnya?” tanya Raka, merasa tak percaya bahwa pondok sederhana itu bisa menjadi tempat tinggal seorang penyihir legendaris.

Fluffernox mengangguk. “Ya, itulah tempat tinggal Galendra. Sekarang, mari kita lihat apakah dia mau menerima kita.”

Dengan langkah hati-hati, Raka mendekati pondok tersebut. Ketika dia sampai di depan pintu, Raka mengangkat tangannya, bersiap untuk mengetuk, tetapi pintu terbuka dengan sendirinya. Di dalam, terlihat seorang wanita tua berambut panjang putih dan mengenakan jubah gelap yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Tatapan tajamnya segera menyapu ke arah Raka dan Fluffernox.

“Apa keperluan kalian datang ke tempatku?” suaranya rendah namun penuh wibawa, membuat bulu kuduk Raka berdiri.

Raka menelan ludah dan dengan penuh hormat membungkuk sedikit. “Namaku Raka, dan aku datang untuk meminta bantuan Anda… Ibu Galendra. Aku… ingin belajar sihir untuk menyelamatkan seseorang yang sangat penting bagiku.”

Galendra menatap Raka dengan pandangan penuh selidik, lalu beralih ke Fluffernox. “Dan kau? Kenapa membawa bocah ini ke sini?”

Fluffernox mendengus pelan, menatap Galendra dengan sedikit tidak acuh. “Dia ingin belajar, dan aku pikir… kau mungkin bisa memberinya pelajaran atau dua.”

Galendra mendengus pelan, matanya kembali menatap Raka. “Sihir bukan untuk mereka yang gegabah atau hanya ingin terlihat kuat. Kau bukan penyihir, dan kau bahkan bukan keturunan penyihir. Apa yang membuatmu berpikir aku akan mau melatihmu?”

Raka tetap berdiri teguh, meskipun jelas dia sedikit gemetar. “Aku… aku tidak punya pilihan lain. Seseorang yang aku pedulikan sedang dalam bahaya, dan aku tahu tanpa kekuatan ini, aku tidak akan bisa menyelamatkannya. Aku akan melakukan apa pun, Ibu Galendra.”

Galendra terdiam sejenak, matanya masih memandangi Raka dengan tatapan keras. “Apa pun?” katanya dengan nada mengejek. “Banyak yang datang kepadaku dengan janji seperti itu, tapi kebanyakan tidak bisa memenuhi ujian yang kuberikan. Kau benar-benar yakin ingin melalui ini?”

Raka mengangguk dengan penuh keyakinan. “Ya, aku yakin.”

Galendra mengangguk perlahan, wajahnya menunjukkan sedikit kekaguman yang tersamar. “Baiklah, jika kau ingin belajar, aku akan memberimu syarat. Jika kau berhasil memenuhi syarat-syaratku, aku akan mengajarkanmu sedikit kekuatan yang mungkin bisa berguna untukmu.”

Raka tampak bersemangat. “Apa syaratnya?”

Galendra tersenyum tipis, senyum yang seolah penuh misteri dan tantangan. “Kau harus menyelesaikan tiga tugas untuk membuktikan keberanian, kecerdasan, dan ketahananmu. Tugas-tugas ini tidak mudah, dan jika kau gagal, kau tidak hanya tidak akan mendapat pelatihan, tetapi mungkin tidak akan bisa kembali keluar dari hutan ini.”

Raka menelan ludah, merasa gugup, tetapi dia tidak membiarkan dirinya mundur. “Apa tugas-tugas itu?”

Galendra menunjuk ke arah hutan gelap di belakang mereka. “Pertama, kau harus pergi ke tengah Hutan Kelam dan mengambil ramuan kehidupan dari Mata Air Beracun. Tugas kedua, kau harus menemukan Kristal Bayangan yang tersembunyi di dalam Gua Luruh. Dan yang ketiga… kau harus bisa bertahan di hadapan Makhluk Penjaga Hutan selama tiga malam.”

Raka merasa tubuhnya lemas mendengar tugas-tugas yang tampak mustahil itu, tetapi dia menegakkan bahunya, mencoba menunjukkan keberanian. “Aku… aku akan melakukannya.”

Fluffernox, yang diam-diam menatap Raka dengan sedikit simpati, bergumam, “Nak, kau benar-benar suka membuat hidupmu lebih sulit, ya?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!