Afika Lestari, gadis cantik yang tiba-tiba di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak di kenal oleh dirinya..
Menjalani pernikahan dengan pria yang ia tidak kenal yang memiliki sifat yang kejam dan juga dingin, membuat hari-hari Afika menjadi hancur.
Mampukah Afika bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampuka Afika membuat pria yang memiliki sifat dingin dan kejam menjadi baik, dan mencintai dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKD 22
Rangga geram, karena apa yang ia harapankan tidak sesuai dengan kenyataan. Dirinya berharap jika Adrian mau di ajak berbicara dan menemukan titik terang tentang Afika. Namun, malah sebaliknya, Adrian kembali mengancam Rangga sehingga Rangga di buat tidak berkutik di hadapan Adrian. Tapi, dengan ancaman itu, Rangga tidak akan pernah berhenti atau takut sedikit pun. Mungkin saat ini ia mundur, tapi suatu saat dia akan datang dengan gagahnya dan mengambil kembali Afika dari genggaman Adrian.
"Lihat saja Adrian. Aku akan melalukan apa pun agar Afika bisa kembali." Gumam Rangga sambil mengepal kedua tangannya.
•••
Mobil yang telah di kendarai oleh Nadi telah tiba di mension. Perlahan Sri membantu Afika keluar dari mobil. Meskipun Afika sudah lebih baik dari sebelumnya tapi masih nampak jelas jika wajahnya saat ini masih sedikit pucat.
"Non istirahatlah. Biar bibi buatkan bubur dan sup." Kata Sri saat mereka sedang berada di anak tangga bawah.
"Baiklah bi, terima kasih banyak." Ucap Afika lalu kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kamar. Namun, baru beberapa langkah, kini Baby berdiri tepat di hadapab Afika.
"Dari mana saja? Aku sudah menunggumu dari tadi?" Tanya Baby, dengan kedua tangan yang di lipat di depan dadanya. "Tunggu, kau sakit?" Tanya Baby saat melihat wajah Afika yang terlihat masih pucat. Baby langsung menempelka telapak tangannya di kening Afika. "Panas, kau sakit." Ucap Baby.
"Ada apa? Kenapa kau menungguku? Apa ada hal yang penting?" Kini Afima berjalan masuk ke dalam kamar dan di ikuti oleh Baby.
"Kak Adrian besok berulang tahun. Dan aku ingin kau membantuku membuat kue untuk kak Adrian, dan juga..."
"Jangan memintah hal yang lebih padaku Baby."
"Ingat Afika, perjanjian kita. Tugasmu membuat kak Adrian jatuh cinta." Baby mengingatkan dengan senyuman tipis. Karena yakin hingga sampai saat ini Adrian belum sama sekali jatuh cinta pada Afika. Dan juga Baby yakin jika Afika kini mulai menyerah dengan niatnya yang akan membuat Adrian jatuh cinta.
"Aku ingat." Ucap Afika sambil membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Baby yang memang pada dasarnya memiliki sifat yang baik, kini merasa khawatir melihat Afika yang sedikit menimpal perkataannya. Hingga Baby memutuskan untuk duduk di tepi tempat tidur sambil melihat wajah Afika.
"Sakit apa? Apa kau sudah minum obat?"
"Aku baik-baik saja."
"Tunggu, aku akan meminta obat pada kak Adrian." Kata Baby dan keluar dari kamar menuju kamar Adrian.
"Kak.. Kak Adrian." Teriak Baby dengan sangat kencang mencari keberadaan Adrian di dalam kamar. Namun, Adrian sama sekali tidak berada di sana. Perlahan Baby melangkah menuju ruang kerja Adrian, dan betapa kagetnya Baby saat melihat Adrian yang memberikan bogeman mentah ke wajah dan juga ke perut Nadi. Sontak Baby menutup kedua mulutnya dan perlahan kembali menutup pintu.
Namun tanpa di duga, ternyata Afika mengukuti Baby, karena Afika tidak ingin Baby meninta obat pada Adrian.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau nampak kaget? Apa yang kau lihat?" Tanya Afika yang juga sangat penasaran dengan apa yang Baby lihat di dalam sana.
"Tidak ada. Ayo kita kembali ke kamarmu." Ajak Baby namun Afika menolak dan langsung dengan lincahnya membuka pintu. Betapa kagetnya Afika melihat Nadi yang sudah tergulai lemas di lantai.
"Adrian, apa yang kau lakukan!" Tanya Afika dan langsung berjalan mendekati Nadi. Afika langsung berjongkok tepat di hadapan Nadi. "Nadi apa kau baik-baik saja? Ayo biar aku yang mengobati lukamu." Kata Afika.
"Hahahahahahah" Adrian tertawa dengan sangat lantang melihat drama pasangan kekasih yang ada di hadapannya saat ini.
"Lihatlah pahlawan yang datang menolongmu." Kata Adrian langsung menarik lengan Afika agar menjauh dari Nadi.
"Tuan. Lepaskan! Tolong lepaskan Afika. Pukul saja saya tuan, tapi tolong jangan sakiti Afika."
Prokkk..Prokkk.. Prokkkk...
Adrian bertepuk tangan, melihat Nadi yang sudah tidak memiliki kekuatan tapi masih mampu membela Afika dan menawarkan dirinya menggantikan Afika.
"Jangan sakiti Nadi. Adrian ku mohon." Kata Afika sambil memengang pergelangan kaki Adrian.
"Afika.." Teriak Adrian dengan wajah yang penuh dengam emosi.
Baby yang sejak tadi melihat kejadian hanya bisa terdiam. Dan kini Baby tahu alasan kenapa Adrian memberikan pelajaran pada Nadi, padahal Nadi adalah pengawal yang begitu sangat setia dan bahkan tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali.
"Aku kalah." Gumam Baby.
salah tulis nama