Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Seperti janjinya dengan Rafael. Dara akhirnya sampai di rumah. Sebelum dia mampir di pusat perbelanjaan membeli oleh-oleh untuk Keyla. Dara tadinya hendak membawa kue, namun dia mendengar kalau tenggorokan Keyla sedang bermasalah. Padahal akhirnya dia membeli buah saja. Kesukaan Keyla adalah jeruk dan naga.
Dara sudah berjalan memasuki koridor rumah sakit. Setelah bertanya pada petugas resepsionis dan akhirnya dia mendapatkan lokasi kamar rawat Keyla. Langkah dara terhenti saat Keyla sedang asyik disuapi oleh neneknya. Sebuah pemandangan langka yang dia dapatkan selama mengenal Keyla. Dara mengurungkan niat untuk masuk takut mengganggu kebahagiaan Keyla.
Dara merasa ada yang menahan tangannya. Dia pun berbalik ternyata adalah Rafael. Pria itu mengajak Dara masuk ke kamar rawat, Dara mengungkapkan kalau dia tidak ingin menganggu kenyamanan Keyla bersama mereka.
"Kamu baru lihat yang seperti ini. sebenarnya mama beberapa kali menemui Keyla di paudnya. Mereka juga beberapa kali mengajak cucunya jalan tanpa sepengetahuanku." cerita Rafael pada Dara.
"Kemajuan yang bagus. Tapi kenapa kakak bisa tahu soal itu?"
"Gurunya selalu bilang kalau Keyla di jemput kakek dan neneknya. Makanya aku tahu." kata Rafael.
"Alhamdulillah akhirnya mereka tergerak menyayangi cucunya sendiri. Aku senang melihat mereka seperti itu." kata Dara lirih.
"Lebih lengkap kalau Keyla punya mama." kata Rafael. Pria itu hanya tersenyum tipis melihat reaksi Dara seperti biasa. Dingin dan cuek. Entahlah dia sudah kehabisan akal untuk memuluhkan hati Dara.
Rafael ingat sepuluh tahun yang lalu ketika Dara berusia 19 tahun. Dia meminta kedua orangtuanya meminang Dara, apalagi mereka dekat sejak kecil. Dulu kalau Dara main ke rumah bersama Tante Vira dan Om Dawa, pasti di suruh jagain Dara yang masih SD. Awalnya memang menyebalkan tapi lama-lama dia sangat menggemaskan. Apalagi Dara sejak kecil emang terkenal centil. Suka dandan, pakaian kiblatnya Korea saat itu. Katanya suka ikut mamanya nonton drakor. Terlebih dia suka sama fashionnya Suzy saat itu.
Setelah dewasa, Dara mulai berbenah diri. Cara pakaiannya tidak lagi suka sexy, hanya sering memakai kaos gombrong atau kaos sedikit membentuk lekuk tubuh. Namun dia mulai berpakaian sopan sejak kenal yang namanya Panca. Itu yang Rafael lihat tentang Dara selama ini. Dulu Dara gadis ceria, cerewet banyak cerita yang meluncur dari gadis itu.
Sejak kematian Panca dan banyak kasus yang menimpa Dara. Gadis itu lebih banyak diam dan terkesan dingin pada lelaki manapun. Termasuk pada dirinya. Rafael tahu kedua orangtuanya kembali mengibarkan perjodohan pada mereka berdua. Apalagi Keyla sangat menyukai Dara. Itu sudah jadi poin dia membuka hati nya lagi pada Dara.
"Apa kamu tidak mau masuk ke dalam? Atau memang sengaja mau berduaan sama aku disini." pertanyaan Rafael sontak mendapat pelototan dari Andara. Mereka langsung masuk ke dalam.
Dara langsung di sambut oleh keluarga besar Wido. Terutama mamanya Rafael. Begitu istimewanya sampai dia dan Rafael di suruh duduk berdampingan. Mau tidak mau di mengikuti kemauan tuan rumah.
"Tante senang kamu datang kesini. Sudah lama kita tidak bertemu. Terakhir pas pernikahannya Rafael ya." kata mamanya Rafael. "Dari dulu saya sudah feeling kalian berjodoh. Buktinya sama-sama di tinggalkan pasangan. Doa seorang ibu sangat mustajab." sambung.
Dara langsung mendekati Keyla. Tujuannya memang menengok Keyla, bukan untuk menyenangkan hati mamanya Rafael.
"Key, gimana keadaannya?" tanya Dara pada mamanya Rafael.
"Key, ada gejala tipes dan masalah di radang tenggorokan, Dara. Sekarang kan emang musim pancaroba, banyak penyakit yang berdatangan. Apalagi anak sekecil Keyla." ucap mamanya Rafael. " Fael, kamu juga harus jaga makannya Keyla. Jangan kasih makanan sembarangan. Mulai besok biar mama yang datang ke tempat kamu."
"Oma mau main ke tempat Keyla?" ucap Keyla riang.
"Iya, mulai sekarang key main sama Oma saja."
"Asyiiik! papa, key nggak kesepian lagi. Key tidak kesepian lagi!" seru gadis kecil tampak senang. Semua yang ada di kamar ikut senang melihat kebahagiaan Keyla.
Dara pamit pada Keyla dan neneknya. Tadi dia pulang dari kantor sudah jam lima sore. Dia merasa sudah melewati magrib. Rafael minta izin mengantar Dara sampai depan pintu rumah sakit. Dia ingin mengantar Dara sampai ke rumah. Namun dia juga paham Dara pasti menolak keras.
"Terimakasih, Dara sudah menengok Keyla." kata Rafael.
"Sama-sama, Kak. Keyla itu sudah aku anggap seperti keponakan sendiri. pokoknya kalau Keyla butuh apa-apa kabari aku." ucap Dara sambil masuk ke dalam mobil.
Dara akhirnya meninggalkan rumah sakit. Rafael menatap kepergian Dara. Menarik nafas dalam-dalam.
"Sebelum Panca muncul dan setelah Panca masuk dalam hidup kamu. Susah sekali menggapai hatimu. Bahkan setelah dia tiada kamu masih susah di gapai." ucap Rafael lirih.
Dara sudah sampai ke apartemennya. Baru saja dia masuk ke lantai dasar resepsionis di kejutkan dengan kedatangan Ervan yang tengah duduk.
"Bapak, ada apa?"tanya Dara.
"Kamu ada waktu? Saya butuh teman ngobrol" ucap Ervan.
Dara menarik nafas dalam-dalam. Kelihatan Ervan sangat kusut sekali. Mungkin benar pria itu butuh teman ngobrol. Matanya melirik jam dia sudah melewati jam sholat Maghrib.
"Disini ada mushola. Saya belum sempat sholat magrib. Kita sholat dulu, Pak." ajak Dara.
Dara dan Ervan berjalan beriringan menuju musholla yang berada di lantai atas. Mereka masuk ke lift hanya berdua saja. Ada rasa canggung di rasa keduanya. Ervan melirik ke arah Dara lalu dia pura-pura membuka handphone. Sementara Dara memilih diam menatap langit-langit dalam lift.
Kata orang jika sedang berdua bisa leluasa untuk berbicara. Namun Ervan sebaliknya, mulutnya terkunci mengucapkan sepatah kata. Tangannya memegang dadanya, sesak itu kembali terasa. Dan itu terjadi jika bersama Andara.
Pintu lift terbuka. Ervan menyilahkan Dara duluan keluar dari lift.
"Ladies first." ucap Ervan.
Belum sempat Dara berjalan tiba-tiba beberapa orang masuk memenuhi lift. Dara terdorong hingga jatuh sambil memeluk tubuh Ervan. Bahkan keduanya tidak bisa keluar dari dalam lift. Ervan dan Dara saling menundukkan kepalanya. Lalu mereka menerobos keluar dari lift.
Tangan erat menarik Dara dengan erat. Dara terus memandang tangan bos nya. Kenapa dia tidak merasa seperti ini ketika bersama kak Rafael.
"Mama mohon jangan pernah berhubungan sama semua yang berkaitan dengan Kinara. Biarpun dia bos kamu sendiri."
Sontak Dara langsung melepas tangan Ervan dengan kasar.
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰